Siang ini cuacanya cukup panas, tapi tak menghalangi niat Jay untuk tetap ikut bermain basket bersama teman-teman SD-nya dulu. Apalagi sesuai kesepakatan, hari ini Ila akan menemaninya pergi dan membuat Jay jadi lebih antusias untuk kali ini. Bahkan sekarang Jay sudah duduk manis di teras rumah Ila, menunggui gadis itu yang mungkin masih sibuk berdandan. Padahal ini sudah hampir 20 menit lamanya Jay menunggu dan gadis itu tak kunjung keluar juga.
"Panas ih, gue males keluar."
Jay yang tengah sibuk dengan ponselnya jadi mengalihkan pandangan, dimana Ila yang sedang berdiri di ambang pintu sambil cemberut.
"Hari ini gue bawa mobil kok, jadi lo gak bakal kepanasan," sahut Jay. Namun gadis itu masih saja cemberut.
Bukan hanya itu, bahkan Jay sampai meminta ke teman-temannya agar hari ini bermain di lapangan indoor saja, yang letaknya cukup jauh dari pada lapangan outdoor tempat biasa mereka bermain. Alasannya? karena hari ini Jay mengajak Ila dan tidak mau kalau nanti Ila kepanasan saat menungguinya bermain basket.
"Harus banget gue ikut? " tanya Ila mengambil duduk di kursi samping Jay.
"Haruslah! kan waktu itu yang menang panco gue. Jadi lo harus turutin kemauan gue dong," tegas Jay. Memasukkan ponsel ke dalam tas yang ia bawa lanjut berdiri.
"Ayok berangkat, jangan buang-buang waktu lagi. Yang lain udah pada nunggu." Ila mengangguk, ikut berdiri dan melangkah di belakang Jay. Namun gadis itu terkejut saat Jay tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Ambil minum gih, gue tadi lupa bawa." Jay membalikkan tubuh Ila membuat gadis itu mendecak. Mau tak mau jadi kembali masuk rumah untuk mengambil minum.
Tak lama, Ila kembali dengan membawa botol kuperware berwarna biru berisi air.
"Nih!" Ila menyodorkan botol itu ke Jay.
Jay mengambil alih botol itu dari tangan Ila. Lalu menarik Ila untuk segera menuju mobilnya dan bergegas pergi ke tempat tujuan.
***
"Lo duduk aja di sana," ujar Jay saat mereka baru saja tiba di lapangan basket indoor sambil menunjuk kursi penonton di depannya. "Nih, sekalian lo jagain tas gue. Lo harus ada gunanya di sini."Jay memberikan tas yang ia bawa tadi ke Ila. Meninggalkan gadis itu sendirian di pinggir lapangan, kemudian bergabung di tengah lapangan bersama teman-temannya yang sudah berkumpul.
"Wih, gaya lo Jay. Sekarang kalo ngumpul ngajak ceweknya," celetuk Andre. Jay hanya tersenyum menanggapi.
"Ih, besok gue mau bawa cewek juga lah," seru Denis dengan iri.
"Cewek lo cantik juga, Bro," terang Bastian sambil melirik ke arah Ila yang baru saja duduk di kursi penonton.
Jay mendorong bahu Bastian menjauh. "Jangan macem-macem!"
Tak lama, terdengar suara peluit berbunyi pertanda permainan dimulai. Ila melihat Jay yang sedang berlari mengejar bola dan merebutnya dari lawan. Lalu cowok itu mendribelnya kemudian melemparkan bola itu tepat ke ring dan berhasil mencetak skor. Ila hanya melihatnya tak minat. Ia berganti merogoh ponsel di dalam sling bagnya, memilih untuk ngefangirl dan menghilangkan rasa bosan.
"Mau minum dong," tutur Jay yang entah sejak kapan sudah duduk di samping Ila, membuat gadis itu sedikit tersentak dengan keberadaannya.
Ila mengedarkan pandangannya ke sekitar lapangan. Semuanya sedang duduk dan beristirahat. Ila menaruh ponsel di pangkuannya dan mengambil botol minum serta handuk kecil untuk Jay.
"Lo lagi ngapain sih?" tanya Jay saat melihat Ila kembali sibuk dengan ponselnya. Karena tak menjawab, akhirnya cowok itu merapatkan diri untuk mengintip ke ponsel Ila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Similar (?) | Jay Enhypen✅
Fanfic[Revisi] Terus..kalo dia mirip sama bias gue, gue harus terpesona gitu? Dia itu cowok super nyebelin yang pernah gue kenal