3|

82.6K 2.6K 145
                                    

"duh Aleta mana sih."

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu, tetapi Gema belum juga beranjak pulang dari sekolah nya. Gema masih celingak-celinguk mencari Aleta yang tiba-tiba menghilang.

"uh fuck!." umpat nya saat nomor Aleta pun tak bisa dihubungi.

Dengan keadaan setengah panik dirinya menuju parkiran untuk mengambil motor nya dan pulang.

Melewati pintu gerbang sekolah, mata Gema sedikit menyipit saat melihat siluet tubuh seseorang yang sedang asik berfose ria ditengah jalan sepi sekolah nya.

"Kania!."

"oyy-eh oyy ... Dih sialan lo ya Gem!." Kania sampai harus mengelus dada nya akibat teriakan bas Gema.

"jahil lo kurangin, ilfil gue liatnya." sambung Kania sembari memasuki handphone nya kedalam tas.

"dih apaansih, urusan!."

"oiya Aleta mana?." tanya Gema sewot.

"udah pulang!." putus Kania sembari berlari menjauhi Gema.

"itu orang apa cacing kepanasan sih, ditanya bagus bagus juga." tanpa ambil pusing kini Gema dengan sengaja menancap gas motornya saat melewati genangan air sehingga mengenai tubuh Kania yang kembali berfose ria sendirian.

"BANGSAT LO GEMA ANJING!."

Hahaha rasain lo cacing kepanasan!

•••

Gema yang sudah tiba dirumahnya pun langsung menelan kasar ludahnya sendiri, disana, didepan pintu besar rumahnya, tampak Fika yang sedang berdiri bersedekap dada dan menatap nya tajam.

"ma-aw shh sakit ma." satu timpukan telak didapat Gema saat ingin menyalim Fika.

"apa kamu?!." pelotot Fika.

"mama kenapa sih?." frustasi Gema saat merasakan cubitan kuat di pinggangnya.

"kenapa kamu bilang? Kamu sadar kesalahan kamu kan!."

"iya ma maaf." putus Gema sembari memeluk Fika.

Fika yang sebelumnya kesal dengan kelakuan Gema langsung tenang saat Gema memeluk nya dan meng-gumamkan kata maaf.

"kamu ga suka ya Aleta tinggal disini?." todong Fika

Gema yang mendengar pertanyaan konyol Mama nya pun langsung menggeleng keras, mana ada dirinya yang tidak suka Aleta. Apapun itu jika berkaitan dengan Aleta, tentu saja Gema sangat suka.

Dirinya hanya jahil, sudah itu saja.

"mama nanya apa sih!."

Menarik nafasnya lelah, "kamu tumben pulang cepat." tanya Fika pada putranya yang kali ini pulang tepat waktu.

"mau jalani hukuman." lesu nya.

"bagus kalo kamu sadar! Nih." Fika menarik Gema masuk kedalam dan menyodorkan sebuah pingset.

"cabutin uban mama." sambung Fika sembari duduk lesehan di karpet.

Ya beginilah keseharian Gema saat melakukan kesalahan, Aleta yang mengadu dan Gema yang akan kena hukuman.

Gema dengan seragam sekolahnya, seharusnya mama nya menawari nya makan siang kan? Bukannya memarahi dan menyuruhnya mencabuti uban.

GEMA (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang