Pukul setengah sembilan malam, seorang pria dengan motor sport nya melintasi jalanan dengan kecepatan diatas rata-rata. Jalanan yang masih terlihat ramai itu tak membuatnya menurunkan laju kendaraan yang sedang digunakan nya, dengan santai nya motor sport itu meliuk-liuk dijalanan seolah-olah nyawa pengendara lain bukanlah hal yang penting.
Cittt
Decitan ban dengan aspal menandakan dirinya sudah sampai pada tempat yang dituju.
Club'
Ya, jika ucapan nge-date yang diperkirakan Aleta adalah restauran mahal dan berkelas sungguh persepsi yang salah.
Tempat yang sedang didatangi Gema jauh dari kata mewah.
“akhirnya datang juga.” ucap Brian yang melihat Gema memasuki ruangan VIP yang telah mereka pesan.
“hy, honey.” wanita dengan baju ketat yang melapisi tubuhnya langsung berdiri memeluk Gema dan bergelayut manja di lengan nya.
Kania hanya memutar bola matanya malas saat melihat adegan memuakkan didepannya.
“i Miss u!.” bisik wanita tersebut sensual.
Gema menyunggingkan senyum nya dan menarik wanita yang sedari tadi menempel ditubuhnya untuk lebih jauh dari kedua sahabatnya.
Kini keduanya sedang bercumbu dengan tergesa-gesa seperti sedang menyalurkan sesuatu di diri nya masing-masing.
Laura, wanita yang kini sedang bersama Gema dengan ganas nya mengubah posisinya menjadi menduduki Gema, dirinya ingin menguasai tubuh kekar dibawahnya malam ini.
“Auhh ...” desah Laura saat tangan besar Gema meremas kuat payudara nya.
Keduanya begitu menikmati adegan menjijikkan yang sedang mereka perbuat, tanpa tau ada seseorang yang memperhatikan kedua nya dengan pandangan miris.
Cekrekk!
Setelah memotret objek yang sedari tadi mencuri pandangannya, Kania lantas berfikir dalam hati.
Gema jauh diluar ekspektasi nya. Seperti memiliki kepribadian lain yang dapat berubah-ubah dilingkungan sekitarnya.
Gema seperti sedang memainkan beberapa peran berbeda-beda di kehidupan nya.
“kalo gue ngirim foto ini ke Aleta gimana ya pandangan dia?.” Kania berperang dalam hati dan pikiran nya.
“Mmm ... Kan?!.” panggilan Brian memecahkan semua pikiran-pikiran yang berkecamuk di otaknya.
Kania lantas men-non-aktifkan ponselnya dan berfokus pada Brian.
Mengangkat alisnya seolah bertanya 'apa?' pada Brian yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
“dari tadi gue liat lo merhatiin sih Gema, ada apa?.” tanya Brian yang kini telah terfokus pada kegiatan bercumbu Gema.
Kania terkejut, berarti Brian sadar akan pandangan nya tadi.
Mengedikan bahunya, “nothing!.”
Brian yang mendapati jawaban cuek Kania tak ingin ambil pusing. Tanpa sadar kedua sahabat tersebut sedang memfokuskan pandangannya pada dua manusia yang kini sudah berdiri dan memasuki salah satu kamar yang berada di ruangan VIP ini.
“kasian Aleta.”
Lagi-lagi Kania terkejut atas ucapan Brian. Aleta? Kenapa tiba-tiba bawa Aleta?! Pikir Kania, tetapi mulutnya masih terkunci menuggu kelanjutan dari ucapan ambigu Brian.
Tampak Brian yang menghelakan nafasnya pelan sebelum memfokuskan dirinya pada Kania.
“ga tau kenapa, tapi gue ngerasa kalo diantara Aleta sama Gema ada yang nyimpan perasaan lebih.” jelas Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA (On GOING)
Teen Fiction21+ "K-kak mau ngapain?." Aleta terkejut saat Gema tiba-tiba memasuki kamarnya dengan kondisi tangan ingin melepas seluruh pakaiannya. "Mau gesek doang." DEG Aleta dengan wajah pias nya langsung bangkit berdiri dan lari sekencang-kencangnya keluar d...