7|

100K 1.9K 9
                                    

Mentari pagi sudah mulai menampakkan cahayanya, sedikit demi sedikit cahaya mulai mengintip dibalik tirai jendela kamar seorang gadis yang kini sudah siap dengan stelan sekolahnya.

Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh, tetapi dengan telaten Aleta sudah menyiapkan segala keperluannya. Hari Senin adalah hari yang sedikit menyebalkan bagi seluruh siswa siswi disekolah, tetapi bukan itu alasan Aleta bangun terlalu cepat pagi ini. Melainkan karna ingin menghindari seseorang yang mungkin masih terbaring nyenyak dengan tidurnya.

Tangan lentiknya sedang mengoleskan sedikit lip balm sehingga warna bibir tersebut menjadi ke-pink an. Tak lupa juga dirinya mengoleskan vitamin rambut di kepalanya dan menghidupkan catokan untuk men-curly bagian bawah rambut panjangnya.

Tak biasanya Aleta begini, padahal sebelumnya dirinya tak begitu memperdulikan penampilan dimana pun ia berada. Entah ada angin apa, Aleta merasa sedikit ada yang beda didalam dirinya.

"hihi ..." Aleta tertawa kecil saat melihat penampilan nya di depan cermin.

Oke sudah cukup!. Pikirnya dan bangkit menuju sofa kamar untuk mengambil tas nya.

"mamaaa!." teriak Aleta saat melihat Fika yang sedang sibuk di dapur.

"Ohhh-Aleta!." Fika berjengkit kaget dan langsung mengelus pelan dada nya.

Aleta hanya tertawa geli saat melihat raut wajah terkejut mama nya.

"kamu ini!." omel Fika.

"hehe ... Sorry ma." jawab Aleta dengan jari v nya.

Disela-sela memasaknya Fika menyadari sesuatu, "loh Al, tumben kamu udah siapan jam segini."

Aleta meringis kecil saat mendapati pertanyaan dari mama nya, "Al ada tugas ma, pengen ngerjain disekolah makanya mau berangkat cepat." untuk pertama kali nya Aleta berbohong.

Fika seperti nya percaya, terlihat dari kepalanya yang mengangguk kecil.

"yauda ini serapan dulu." ujar Fika sembari menyodorkan sepiring nasi goreng.

Aleta menerima nya dan melahap nasi goreng tersebut dengan cepat. Selain ingin segera pergi kesekolah, Aleta juga sangat-sangat merasa lapar akibat tadi malam cuma makan sedikit.

Fika tersenyum saat melihat gadisnya makan begitu lahap sampai tak sadar jika beberapa bulir nasi menempel dipermukaan bibirnya.

"habisin ya, mama mau bangunin kakak dulu biar siap-siap." ujar Fika sembari mengelus kepala Aleta.

Aleta terdiam dan sontak menarik tangan mama nya, "eh? Gausa ma."

Fika menaikkan alisnya heran, "kenapa Al? Kan kamu pengen berangkat cepat?."

Aleta menggeleng cepat, otak nya sibuk memikirkan alasan apa lagi yang akan dia lontarkan.

"Aleta berangkat sendiri aja ma." cicit Aleta dengan kepala menunduk.

Fika menghela nafas pelan, "mama gamau kamu kenapa-napa, kamu juga biasanya berangkat sekolah bareng kakak."

Lagi-lagi Aleta menggelengkan kepalanya, "kasian kak Gema tidur nya terganggu. Aleta bisa kok berangkat sekolah sendiri ma."

Mana mungkin Aleta berangkat dengan Gema disaat hati nya sedang tak baik-baik saja.

"yauda kalo gitu berangkat bareng papa!." Fika tak ingin dibantah, dirinya tidak ingin terjadi sesuatu pada Aleta. Terdengar berlebihan memang, tetapi itulah Fika. Terlalu posesif pada Aleta.

"ma, Aleta udah besar. Cuma berangkat kesekolah ga bikin Aleta cedera ataupun diculik. Lagi pula banyak kok anak sekolahan lain yang berangkat jam segini." Aleta berusaha menjelaskan dan menyakinkan mama nya.

GEMA (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang