Pagi ini Aleta terbangun tanpa Gema disampingnya.
"morning Al!." sapa Kania dengan masker di wajahnya.
"morning!."
"sarapan dulu gih Al!."
Aleta mengangguk, "kak Gema sama yang lain mana?."
"ohh.. lagi lari pagi, tadi mau ngajakin kamu tapi kamu nya masih tidur."
Aleta hanya ber-oh-iya lalu memulai sarapannya.
"Al?."
"iya, Kan?." jawab Aleta yang matanya masih fokus pada film kartun didepannya.
"lo beneran cuma tidur sama Gema doang kan?."
"apa-apa Kan? Sorry, Aleta kurang dengar. Itu Patrick nya lucu banget." ucap Aleta sembari tertawa.
"gue bilang, lo beneran cuma-"
"HALLOOO MANUSIA LAKNAT!." teriak Ferry tiba-tiba.
Kania berdecak kesal saat melihat dua manusia tanpa otak yang sedang memasuki cottage.
"lo apa-apaan sih Ferr, Ada Aleta ini bego."
"ups.. sorry-sorry." jawab Ferry sembari menutup mulutnya.
"lo tu yang laknat!." timbrung Brian lalu melengos masuk.
"kak Gema mana?." tanya Aleta bingung.
Pertanyaan Aleta sontak membuat Brian dan Ferry terdiam dan saling tatap.
"ohh-itu anu.." gugup Brian.
Aleta memicingkan matanya menunggu ucapan Brian.
"kak Laura mana?." todong Aleta lagi.
Mereka berdua kembali terdiam dengan wajah pucat pias.
Aleta sendiri sudah tak sabar. Kak Gema pergi sebelum dirinya bangun, ditambah Laura yang juga belum balik dari lari pagi yang Kania ucapkan tadi.
"kak?." panggil Aleta menuntut jawaban.
"kayanya lagi di danau belakang deh Al." jawab Ferry yang langsung mendapatkan pelototan dari Brian.
Aleta mengangguk mengerti, "ohh.. lagi di danau, yauda Aleta mau kesana juga."
"eh, Al. Jangan-jangan!." cegah Brian.
"kenapa?."
"banyak hantu!." jawab Ferry cepat yang lagi-lagi membuat Aleta mengerit bingung.
"udah deh Al, jangan. Mending disini aja sama kita, ntar juga balik tu sih Gema."
"gamau!." lalu Aleta berlari menuju danau.
Hanya butuh beberapa menit untuk Aleta sampai didanau. Sembari tersenyum Aleta terus berjalan melewati bebatuan besar dan beberapa ilalang liar yang sedikit menghambat langkahnya.
"KAK GEM-" jeritan Aleta terhenti saat melihat pemandangan didepan nya. Seketika mata indahnya berkaca-kaca dan siap untuk menumpahkan airnya.
Disana, tepat di hadapannya. Laura dan Gema sedang memadu kasih, dengan Laura yang sedang memimpin dan Gema yang pasrah dibawah kendali nya.
Dengan perlahan kaki mulus itu berjalan mundur, kepalanya berulang kali menggeleng berharap bahwa semua yang dilihatnya hanyalah hayalan belaka. Tetapi tidak. Semakin Aleta menggeleng semakin besar pula kenyataan menamparnya. Mereka terus bercumbu, bergerak brutal dan Laura yang terus mendesah.
Aleta menutup mulutnya untuk meredam tangis yang sedari tadi ditahannya. Dirinya ingin segera pergi dari sini.
Krekk
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA (On GOING)
Ficção Adolescente21+ "K-kak mau ngapain?." Aleta terkejut saat Gema tiba-tiba memasuki kamarnya dengan kondisi tangan ingin melepas seluruh pakaiannya. "Mau gesek doang." DEG Aleta dengan wajah pias nya langsung bangkit berdiri dan lari sekencang-kencangnya keluar d...