28| (21+)

65.9K 484 50
                                    

"Aku memang bukan manusia yang sempurna, tapi aku manusia yang beruntung. "

***

Hiruk pikuk suasana sekolah disiang hari ini membuat Gema mendesah malas. Sejak sedari tadi dirinya tak mengikuti pelajaran. Pikirannya kacau dan bercabang, ingin marah tapi tak tau mau di lampiaskan pada siapa.

Calling....

Sejak sedari tadi tak ada satu pun sahabatnya yang menjawab panggilannya. "Shit!" Umpat nya seraya mengigit jari.

"Pada kemana sih! " tanyanya dalam hati.

Lama dirinya diam, akhirnya Gema bangkit dan bergegas menuju tempat yang sedari tadi ada dalam pikirannya. Apartement Aleta.

Selama dalam perjalanan menuju Apartement, Gema tak henti hentinya mengumpat.Antara kesal, marah atau mungkin menyesal membuatnya menjadi tak karuan.

Saat sampai didepan pintu Apartement, dirinya langsung menekan bel dengan perasaan tak sabar.

Ceklek

"Mau ngapain lagi lo? " teriak Fery sesaat melihat Gema berdiri didepan pintu.

Suara teriakan Fery membuat Aleta dan yang lainnya penasaran dan langsung menyusulnya untuk melihat siapa gerangan yang datang.

Gema melirik sinis Aleta yang berdiri dibelakang Fery. "Ini Apartement gue, seharusnya gue yang nanya lo semua pada ngapain disini? " ucapnya menahan emosi.

"Hah! masih gak sadar juga lo ya. " ucap Fery dan langsung memberikan bogem mentah diwajah tampannya.

Aleta maupun yang lainnya langsung berteriak histeris. Brian langsung melerai namun tak ayal dirinya juga ikut terkena pukulan kedua temannya.

"Lo gak usah sok jadi pahlawan! " tekan Gema seraya mengusap darah yang mengalir di sudut bibirnya.

"Lo pantesnya mati Gem. " teriak Fery sampai beberapa orang yang kebetulan berada satu lantai dengan mereka menatap penasaran dan takut.

Gema tak memperdulikan ucapan Fery, "Lo semua keluar dari Apartement gue! " perintahnya dengan cepat mendorong tubuh ketiganya dan langsung menutup pintu dengan kuat.

Brakkk

Aleta terperanjat kaget, saat ini ketakutan menguasai dirinya. Gema yang saat ini sedang bersamanya benar-benar berbeda.

Sedangkan suara teriakan sahabatnya masih terdengar diluar. Fery masih dengan membabi buta berteriak agar pintu kembali dibuka dan dirinya bisa membawa Aleta pergi.

Gema mengeluarkan handphone, mencari sebuah nama di ponselnya dan langsung menekan tombol hijau. "Urus kerusuhan didepan unit gue! " perintahnya dan langsung mematikan sambungan telpon.

Kini Gema menatap nyalang pada Aleta. Tak ada lagi mata teduh atau bahkan mata jahil yang dulu selalu diberikannya pada Aleta.

Plakk

"Ahh-shh." ringis Aleta disaat pertama kalinya dirinya mendapatkan pukulan dari Gema. Aleta menatap tak percaya. "Kak-? " ucapnya terbata. Terlihat jelas sudut bibir Aleta terluka akibat tamparan penuh emosi yang Gema layangkan.

GEMA (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang