"Al..?" Gema meraba sampingnya, Kosong! Menghembuskan nafas lelah dirinya pun langsung terduduk dengan kepala menunduk lesu.
"jangan biasakan tidur dikamar Aleta kak!." setelah beberapa menit menunggu akhirnya Aleta keluar dari kamar mandi.
Gema sedikit tak suka saat mendengar ucapan nya, "memangnya kenapa? Bahkan sebelumnya kita sering tidur berdua."
Aleta tak lagi menghiraukan Gema, kini kakinya melangkah menuju walk-in-closet untuk memakai baju.
Untuk yang kesekian kalinya Gema kembali menelan rasa kecewa atas respon Aleta belakang ini. Kejadian seminggu yang lalu tak dapat di toleransi, Gema sudah kepalang bajingan di mata Aleta.
Ferry
Bisa lo temui gue dibelakang sekolah nanti? Ada hal penting yang pengen gue omongin.Tumben. Pikir Gema, lalu dengan bergegas dirinya masuk ke kamar mandi dan menyelesaikan ritualnya.
Jika kalian bertanya, apakah Aleta masih sakit hati? Makanya jawabannya adalah YA. Aleta jelas masih sangat sakit hati. Dirinya tak tau harus bagaimana, ingin pergi dari Gema jelas tak mungkin. Mereka tinggal di satu atap yang sama.
Berulang kali Gema mencoba menjelaskan tetapi berulang kali pula Aleta menutup kedua telinganya. Menurutnya Laura lebih baik untuk Gema, itu sebabnya dirinya ingin sedikit melupakan atau bahkan menghilangkan perasaannya pada Gema. Dirinya tak ingin lagi merasakan yang namanya jatuh cinta.
Sangat sakit!.
"udah bawa bekal?." tanya Gema mencoba mencairkan suasana didalam mobil.
"udah." jawab Aleta sekenanya.
"udah bawa uang saku? Btw, kakak gapernah lagi cabutin uban mama. Kakak kangen dihukum karna kamu."
Aleta memejamkan matanya, sepertinya kisah mereka dulu lebih baik dibandingkan yang sekarang.
"jangan marah terus sayang!." bisik Gema penuh harap.
Aleta meremas tangannya kuat. Entah mengapa tiba-tiba dirinya merasakan panas di seluruh wajahnya. Sial! Dirinya merona hanya karna panggilan sayang dari lelaki brengsek disampingnya.
Terdengar tarikan nafas panjang dari mulut Gema. "okey.. kita berangkat sekarang!."
Tanpa aba-aba Gema langsung menggenggam tangan Aleta dan mengecupnya berulang kali.
Aleta yang terkejut langsung menatap Gema tajam.
"hehe.. biar kakak fokus!." ucap Gema tersenyum manis.
Aleta berusaha menarik kembali tangannya tetapi Gema kembali mengecupinya. Bibir basah Gema sangat terasa dipunggung tangannya.
Hangat.
Tanpa sadar sudut bibir Aleta sedikit tertarik keatas, dirinya tersenyum. Lalu dengan kepasrahan Aleta langsung membuang wajahnya kearah jendela.
Biarlah seperti ini, biarkan sampai Gema lelah dengan semuanya. Pikir Aleta meringis sedih.
•••
"gue suka sama Aleta!." ucapan lantang dan tegas itu tak mendapati respon apapun. Sang empu yang mendengar hanya menatap lurus kedepan sembari mengepalkan tangannya.
"gue pengen jagain dia!."
Masih hening.
"gue bener-bener cinta sama dia sampai mau mati nahannya Gem!." Ferry sedikit frustasi saat memikirkan sudah berapa lama dirinya memendam semua ini.
Gema masih tak menyahut. Tatapannya masih tajam seperti elang yang ingin memburu mangsanya.
"ijinin gue gantiin posisi lo!." dengan suara lesu Ferry mencoba mendekati Gema. Menepuk pundaknya sebagaimana lelaki sejati yang sedang meminta restu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA (On GOING)
Teen Fiction21+ "K-kak mau ngapain?." Aleta terkejut saat Gema tiba-tiba memasuki kamarnya dengan kondisi tangan ingin melepas seluruh pakaiannya. "Mau gesek doang." DEG Aleta dengan wajah pias nya langsung bangkit berdiri dan lari sekencang-kencangnya keluar d...