***
malam pun tiba, kini Aleta meringkuk diatas tempat tidurnya. sejak memasuki apartement tersebut dirinya tak henti-henti menangis. masih memikirkan apakah ini semua nyata?
wangi maskulin yang menguar dari apartement ini mengingatkan nya pada Gema. ia baru tau jika Gema memiliki apartement, atau mungkin karna sang pacar yang juga menempati apartement disamping kamarnya.
flashback on
LAURA?
"gue ketemu ni cewe dibasement, lucu banget minta dianterin ke kamar 201." jelas Pinkan
"lo ngapain disini? eh...maksud gue ngapain nempatin kamar Gema?. " tanya Laura sinis.
Aleta hanya menunduk, pikirannya sudah cukup kacau sekarang. "Aleta permisi dulu, Terima kasih. " pamitnya lalu masuk kedalam kamar.
flashback off
"Aleta salah hiks... " meratapi nasib yang sedang dideritanya, Aleta sampai tak sadar dirinya sudah terlalu lama menangis.
Aleta masih berpikir kenapa semua bisa secepat ini berubah, Gema begitu manis saat sedang bersamanya. begitupun Fika dan Vero. namun, kini dari tatapan mata yang Aleta lihat mereka seperti enggan dan benci jika memandang dirinya.
Aleta hanyalah gadis yang lugu, bahkan untuk berangkat kesekolah pun dirinya tak tau ingin mengendarai apa. lantas bagaimana ia bisa bertahan hidup seperti ini?
diusir dan dicampakan seperti barang bekas yang harus dibuang. sore tadi seorang pria datang mengetuk pintu kamarnya, mengatakan bahwa dirinya suruhan Vero. pria tersebut memberikannya sebuah kartu ATM dan beberapa lembar uang, lalu pakaian dan barang barang penting lainnya.
untuk hidup seperti ini Aleta sangat malu, dirinya sudah tak diinginkan lagi oleh keluarga Vero. namun mereka masih tetap perduli pada hidupnya. walaupun dengan cara yang menurut Aleta sangat menyakitkan.
tak henti-hentinya Aleta menyalahkan dirinya sendiri. kepalanya penuh dengan pikiran jika seandainya... ya, kata jika seandainya sangat menganggu.
jika seandainya ia tak menyimpan rasa pada Gema apakah ini akan tetap terjadi?
jika seandainya ia dapat memberontak pada malam dimana Gema merenggut semuanya, apakah ini akan tetap terjadi?
jika seandainya ia tak terlena dan mengadukan semua perbuatan Gema dan melawan rasa cinta terlarang nya apakah hal ini juga akan terjadi?
Aleta sangat ingin mengakhiri ini semua, kepalanya ingin pecah. namun ia juga sadar bahwa kejadian ini hanyalah awal dari semua cerita yang akan dimulainya.
TOK TOK TOK
"yuhuu... Aleta. bukain pintunya dong, Pinkan disini. " teriak wanita tersebut.
dengan langkah gontai Aleta berjalan kearah pintu dan membukanya.
"oh.. shit! berantakan banget. " ucap Pinkan ketika melihat penampilan Aleta. rambut yang acak-acakan, mata bengkak dan sepertinya gadis didepannya tersebut belum membersihkan diri. terlihat dari baju yang tadi siang masih dikenakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA (On GOING)
Teen Fiction21+ "K-kak mau ngapain?." Aleta terkejut saat Gema tiba-tiba memasuki kamarnya dengan kondisi tangan ingin melepas seluruh pakaiannya. "Mau gesek doang." DEG Aleta dengan wajah pias nya langsung bangkit berdiri dan lari sekencang-kencangnya keluar d...