Pagi ini Aleta tak berangkat kesekolah, dirinya masih belum memiliki semangat untuk melakukan apapun. sepertinya sudah saatnya untuk dirinya melupakan Gema dan semua yang pernah mereka lakukan.
Kejadian yang pernah terjadi antara dirinya dan Gema hanya sebuah kesalahan. tak perlu diingat dan tak perlu ada harapan. yang saat ini harus ia lakukan hanyalah belajar dari kesalahan. Gema hanyalah anak lelaki manja yang dengan sesuka hati menjalani kehidupan.
"Eughh.. " lenguh seorang gadis.
"Udah bangun? "
"eh! " kaget Aleta saat menyadari bahwa Fery sedang bersamanya.
Fery yang melihat Aleta terkejut tak urung menyunggingkan senyumnya. perempuan didepannya ini sangat cantik.
"Kondisi lo semalam gak memungkinkan gue untuk ninggalin lo sendirian disini Al. " jelas Fery. "tapi gue berani janji gak ada berbuat aneh-aneh waktu lo pingsan."
"Udah. Laki-laki brengsek kayak gitu gak usah lo pikirin lagi. " Lanjut Fery yang melihat Aleta kembali diam.
"Nih, makan dulu. " Disodorkan nya sepotong sandwich.
"Kakak gak masuk sekolah? " tanya Aleta disela gigitannya.
Tok... tok... tok
Dirinya hanya menggeleng. "Sebentar gue bukain pintu dulu ya. " Aleta mengangguk dan membiarkan Fery membuka pintu. dirinya kembali melanjutkan serapannya.
"Morning cantik. " jerit Kania semangat yang baru memasuki apartement dan disusul oleh Brian dibelakangnya.
"Kania!. " tak kalah semangatnya Aleta sampai melompat dan memeluk Kania. tak terasa air mata kembali menetes. dirinya sedikit terharu atas perlakuan sahabat Gema yang masih perduli padanya. atau mungkin kini akan menjadi sahabat nya.
"Udah jangan cengeng! kita bertiga bakal jagain lo dari Laki-laki brengsek itu. " jelas Kania. "Dan kali ini gak bakal ada rahasia rahasia lagi! " sambungnya.
"Kalian bertiga-"
Belum selesai Aleta bertanya, Brian sudah menimpali. "Ini hari jadwal Pak Bento Al. kita-kita lagi males, lagi pengen nemenin lo disini. " ucap Brian yang kembali membuat Aleta tersipu.
"Kenapa kalian masih baik sama Aleta? " tanya Aleta pelan dengan kepala menunduk malu. dirinya sadar akan semua permasalahan yang terjadi sekarang. Aleta sedikit menyesal karna telat menyadari bahwa perasaan yang dimilikinya pada Gema akan berdampak seburuk ini untuk hidupnya sendiri.
"Ngapain dipikirin lagi hm? " ucap Fery yang mengerti perasaan Aleta. "Yang terpenting sekarang kamu fokus sama sekolah dan hidup kamu. urusan Gema sama keluarganya, gak perlu kamu pikirin. udah cukup sakitnya kan disini? " jelas Fery seraya menunjuk jarinya tepat didada Aleta.
Aleta terdiam. membenarkan perkataan Fery yang sekali lagi membuatnya tersadar. "hiks.. Aleta malu. " isak tangisnya membuat Kania langsung mendekat dan memeluk hangat tubuhnya.
"Apapun yang terjadi gak sepenuhnya salah lo Al! lo harus percaya sama kita kalo kita bertiga bakal jagain lo dari keluarga metal itu." jelas Kania. "Kita bertiga sayang sama lo! " ucap Kania tersenyum. "Terutama Fery tuh. " goda Kania yang dibalas wajah memerah dari Fery.
"Eh-maksud lo apa? " elaknya.
"Tuh buktinya lo barusan ngomong pake aku-kamu ke Aleta. " ejek Kania seraya menjulurkan lidahnya.
"Oh-maksud... " belum selesai Fery berbicara Aleta sudah lebih dulu menggenggam tangannya.
"Makasih kak. " ucap Aleta lembut yang membuat Brian berteriak heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA (On GOING)
Teen Fiction21+ "K-kak mau ngapain?." Aleta terkejut saat Gema tiba-tiba memasuki kamarnya dengan kondisi tangan ingin melepas seluruh pakaiannya. "Mau gesek doang." DEG Aleta dengan wajah pias nya langsung bangkit berdiri dan lari sekencang-kencangnya keluar d...