✨🌌 kehilangan lagi

1K 96 8
                                    

"If today I know what love is, it is all because of you. Thank's for that"

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Bisa bicara dengan suami, pasien?" ucapan Dokter itu berhasil membuat dunia Deva berhenti sesaat, sejak kejadian tadi ia sudah seperti mayat hidup, ketika semuanya panik, Deva masih dengan wajahnya yang kebingungan

dia takut

Sangat takut

Deva mengangguk dan masuk ke ruangan dokter, ia duduk di kursi yang berhadapan dengan dokter langsung, Deva menatap ke arah bawah, sesungguhnya ia takut jika nanti apa yang ia takutkan terjadi, bagaimana juga Deva mengerti soal hal seperti ini, dari yang ia pelajari semua kejadian barusan seharusnya berbahaya

"Apa sebelumnya, anda atau istri anda tau kalau dia sedang hamil"

Hanya menggeleng, ya Deva tidak tahu apapun soal itu, bahkan ia sudah lama tak bebricara empat mata dengan Maura

"baiklah, jadi memang Maura sedang hamil, dan usia kandungannya 8 minggu"

"seperti yang kita tau, trimester pertama, itu sangat rawan... karena kondisi janin masih sangat lemah... dan setelah kami cek, Maura memiliki kista ovarium... memang kista ovarium memiliki sangat sedikit potensi untuk membahayakan janin... tapi..."

Deva serius mendengarkan ucapan dokter tersebut, seharusnya jika kista ovarium belum besar, dan ukurannya masih kecil, kista tersebut dapat mengecil seiring berkembangnya janin dalam rahim  atau dalam 2-3 siklus menstruasi

"tapi, karena mungkin, Maura tidak menyadari... kehamilannya, hal itu membuat Maura tidak menjaga kandungannya, contohnya seperti mengerjakan pekerjaan rumah sampai lelah, atau dari segi psikis Maura sering stress berlebihan... membuat kondisi janin melemah dan kista semakin membesar dan mengakibatkan desakan pada janin yang tengah berkembang  dalam rahim"

Meski sudah di jelaskan panjang lebar tetap saja Deva hanya ingin tahu keadaan calon anaknya apakah selamat atau tidak

"jadi? gimana dok? selamat kan?"

sayangnya ketakutan Deva menjadi nyata dokter itu menggeleng, dan menarik nafas dalam sebelum kembali berbicara

"janinnya selemah itu, sehingga terjadi pendarahan... karena keguguran"

Seketika itu juga tubuh Deva seakan berubah menjadi batu, ia baru saja membunuh anaknya sendiri..

"ini bukan salah kalian, saya tau ini berat tapi, ini bukan salah kalian"

Kalimat itu memang bertujuan untuk menenangkan Deva, namun tak semudah itu, ini semua terjadi karena kelalaian Deva, jika saja Deva tidak marah-marah karena masalah video itu, Maura tak usah merasakan hal demikian, ia tak usah kehilangan seperti ini, harusnya jika Deva lebih sering di rumah, Maura tak usah kelelahan mengurus semuanya sendirian

"hal ini bisa terjadi kepada siapa, aja... kamu harus lebih kuat untuk Maura"

Sayangnya apapun yang dokter tersebut ucapkan tak akan mengubah keadaan bahwa Deva dan Maura baik-baik saja, bahkan kini dadanya terasa sesak, Maura harus kehilangan janin di kandungannya, sekarang Lala harus tidur di ranjang rumah sakit, semua ini salah Deva, bagaimanapun mereka tanggung jawabnya

"prosedur pengangkatan janin akan di lakukan, dan yang melakukan salah satu rekan saya, karena sepertinya kami membutuhkan darah tambahan untuk Maura.. apa golongan dari keluarga ada yang sama?"

"nanti akan saya tanyakan ke keluarga"

"baik, secepatnya ya, karena kami perlu, jika memang tidak ada akan kami cari lagi di bank darah, karena persediaan darah semuanya di rumah sakit pusat, butuh waktu untuk di bawa ke sini, kalau dari keluarga bisa lebih cepat"

Because this little beat ✨🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang