✨🌌 cinta

776 74 2
                                    

"Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage."
-Lao Tzu

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Setelah melewati perjalanan panjang akhirnya Deva dan Maura memutuskan pulang, ke rumah Maura sebenarnya karena Maura ingin membereskan barang-barangnya dahulu lalu mereka akan menjemput Lala di rumah Deva. Maura masuk dan kini ia tersenyum lebar, akhirnya Maura bisa kembali menghadapi dunia, dan menerima segala kenyataannya

"Kak semalam kemana aja?" Emma menyambut putrinya dengan lembut namun satu hal ia tersenyum mengetahui bahwa Maura tidak ke sini sendirian ada Deva, ia akan lebih tenang jika rumah tangga putrinya membaik. Saat ia tahu bahwa Maura keguguran bahkan berpotensi untuk tidak bisa mengandung lagi, Emma hancur lebur, dia berusaha menguatkan Maura yang sebenarnya juga sama hancurnya dengan dia

Bahkan Emma merasa sakit melihat Deva yang terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri. Setiap saat sejak hari itu doa Emma di setiap malam hanya satu, semoga rumah tangga anaknya di lindungi Tuhan, dan kini seakan doa nya di jawab ia amat amat bersyukur

"Ah... tenang aja kok Ma.. ada Deva..." ucapan Deva membuat Emma mengangguk, Maura bukan lagi gadis SMP yang harus ia khawatirkan kemana perginya dia, sekarang Maura adalah tanggung jawab Deva sepenuhnya, karena pria itu adalah suami sah Maura

Tak lama seseorang dari tangga datang, siapa lagi kalau bukan Milan, pria itu tersenyum melihat adiknya sudah kembali dengan selamat "Eh, semalam kemana aja loe..." tanya Milan yang tengah menuju ke dapur untu mengambil segelas air "karena kemaleman jadi kita nginep di hotel" Milan yang tadinya minum dengan tenang mendadak tersedak dan kini ia menatap Maura dan Deva bergantian

"Gila, gercep juga loe, hilang satu langsung tanam lagi" Maura langsung tak segan segan memukul kakaknya "bacot lu!" Tak mau ikut campur dengan ke bacotan Milan, Maura memilih untuk mengemasi pakaiannya di lantai atas, saat hendak membuka kamar Maura kaget melihat ibunya tengah berbenah memasukan pakaian putrinya itu ke dalam tas besar yang Maura gunakan saat datang ke sini

"Eh, Ma..." Maura kaget dan langsung ikut membantu Emma yang sibuk mengeluarkan pakaian pakaian Maura dari lemari dan memasukannya ke dalam tasa besar itu "mama ngapain repot repot kan Maura bisa beresin ini sendiri" Emma hanya tersenyum ia berhenti dari kegiatannya dan kini gantian Maura yang sibuk membereskan semuanya ia hanya menatap sekeliling kamar dan sesekali mencuri pandang menatap wajah anaknya

"Adek..."

Suara lembut yang lama tak Maura dengar, panggilang 'adek' yang hanya Emma gunakan saat ia hendak berbincang serius, Maura menatap Emma yang tengah tersenyum, tapi senyuman itu tak sepenuhnya menandakan bahagia

"Adek tau kan, dulu sebelum Mama hamil Milan mama sempat keguguran... padahal 2 bulan lagi bayinya lahir" Maura mengangguk ia tahu kejadian itu, apalagi dulu mereka setiap berkunjung ke makam Ayah dari Heri mereka selalu berkunjung ke makam lain di sampingnya, tempat kecil yang dahulu harusnya lahir sehat dan menjadi anak pertama dari rahim Emma, sayangnya ia harus pulang lebih dahulu padahal belum juga singgah ke rumah

"Waktu tau kamu Hamil, Mama kecewa banget, mama marah sama keadaan, Mama tau menikah itu gak semudah itu dan kamu masih muda..."

"Mama cuma takut kamu gak siap untuk jadi istri orang bahkan jadi ibu... tapi setiap liat kamu Mama kecewa entah sama keadaan atau mungkin sama diri sendiri"

Maura tersenyum namun hatinya tersayat sayat mengetahui Emma kecewa selama itu

"Sampai Lala lahir, Mama mulai bisa menerima keadaan, Mama gak ngerasa kesepian lagi, tapi Mama masih malu untuk bisa bicara seperti biasa di depan kamu..."

Because this little beat ✨🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang