"Cukup kemarin! Besok gak boleh di ulang lagi, setiap hari punya kesusahan tersendiri, tugas kita jalani aja, karena pengalaman itu berarti"
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••Dengan wajah lebam, dan bibir yang mengalirkan darah, Deva kembali ke rumah pria itu berjalan menunduk agar tak ada yang menatap wajahnya secara langsung
Deva pun memilih naik ke lantai 2 dari pada ia bertemu bunda, bisa di ceramahi 2 jilid dia. Lagipula besok ia akan ke kampus untuk kuliah pastinya
Deva berjalan dan mendengar suara televisi menyala di ruang keluarga lantai 2, pria itu membulatkan matanya kaget, tandanya masih ada orang, namun benar hanya suara televisi yang terdengar
Aish! Kalo sampe itu bunda atau ayah abis gua!
Deva menarik napas ia siap di marahi dan di ceramahi toh memang salahnya tidak bisa tahan emosi layaknya anak SMP
Melangkah lah Deva dan ia segera muncul menutupi televisi sambil menutup mata
"Malam! Deva gak apa kok!"
Deg
Ternyata Deva salah sangka yang ia lihat bukan bunda atau ayah, melainkan istrinya yang tengah tertidur di sofa, dengan baju piyama
Deva yakin Maura menunggunya sejak lama karena tadinya ia bilang akan pulang jam 8 alhasil ia pulang jam 10, dengan wajah sedikit lebam
Nyaris aja!
Deva melihat wajah damai Maura ketika tertidur, Deva pun menepuk perlahan lengan Maura, kini pria itu tengah berlutut di pinggir sofa tepat di depan wajah Maura yang tidur menyamping
Maura merasa tidurnya terganggu, wanita itu pun bangun, dan sempat kaget mendapati Deva ada di depannya pas
"Loh, kamu udah pulang?" Kesepakatan baru mereka adalah membiasakan diri berbicara dengan aku-kamu setiap di dekat orang tua
"Iya... pancakenya ada di bawah tinggal di panasin aja" Deva hanya berkata demikian lalu pergi meninggalkan Maura begitu saja
Namun kala pria itu ingin melangkah tangan Maura memberhentikan langkahnya, refleks Deva kembali melihat ke belakang dan mendapati Maura menatapnya bingung
"Kok lebam sih?" Maura langsung memaksa Deva untuk duduk, gadis itu mengambil kotak p3k lalu membersihkan luka Deva dan mengobati lebam-lebamnya
Wajah Maura terlihat sangat amat khawatir dengan kondisi Deva, yang bisa di rasakan Deva hanya irama jantungnya yang mulai berdegup kencang
"Dev... kamu kalo ada masalah tuh cerita... aku gak suka kayak gini..."
Meski nada bicara Maura biasa saja namun air mata menetes dari mata indahnya membuat Deva membulatkan matanya ia merasa telah membebani Maura
"Ra... gue gak apa kok, ini tadi salah paham aja.." Deva mengelak namun setidaknya itu menenangkan Maura, wanita di depannya itu hanya
menganggukDeva tersenyum ia langsung memeluk Maura penuh kasih sayang ia mengelus punggung Maura dan hal itu cukup membuat Maura tahu Deva masih bisa jadi seperti yang dulu dia kenal
"Makan lagi yuk laper..."
•••
Dewo sangat lelah, ia rasanya sangat senang dan merasakan damai tiap kali berada di depan pintu rumahnya, membuat ras tenang sendiri
CEO jabatan yang Dewo pegang 18 tahun terakhir, pria itu merupakan seorang dokter spesialis bedah selesai dalam masa menjadi mahasiswa dalam waktu 4 tahun untuk menjadi dokter umum, langsung bekerja di salah satu rumah sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
Because this little beat ✨🌌
AléatoireIni adalah cara baru mengenal dunia yang memang mengajarkan banyak hal, salah satunya menjaga kehormatan terbesar Maura itu gadis polos yang tak sengaja mengenal cinta Deva itu pria baik yang terlalu dalam merasakan cinta Lalu mereka jatuh bersama...