✨🌌9 bulan

7.4K 190 6
                                    

"Cukup kemarin! Besok gak boleh di ulang lagi, setiap hari punya kesusahan tersendiri, tugas kita jalani aja, karena pengalaman itu berarti"
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Dengan wajah lebam, dan bibir yang mengalirkan darah, Deva kembali ke rumah pria itu berjalan menunduk agar tak ada yang menatap wajahnya secara langsung

Deva pun memilih naik ke lantai 2 dari pada ia bertemu bunda, bisa di ceramahi 2 jilid dia. Lagipula besok ia akan ke kampus untuk kuliah pastinya

Deva berjalan dan mendengar suara televisi menyala di ruang keluarga lantai 2, pria itu membulatkan matanya kaget, tandanya masih ada orang, namun benar hanya suara televisi yang terdengar

Aish! Kalo sampe itu bunda atau ayah abis gua!

Deva menarik napas ia siap di marahi dan di ceramahi toh memang salahnya tidak bisa tahan emosi layaknya anak SMP

Melangkah lah Deva dan ia segera muncul menutupi televisi sambil menutup mata

"Malam! Deva gak apa kok!"

Deg

Ternyata Deva salah sangka yang ia lihat bukan bunda atau ayah, melainkan istrinya yang tengah tertidur di sofa, dengan baju piyama

Deva yakin Maura menunggunya sejak lama karena tadinya ia bilang akan pulang jam 8 alhasil ia pulang jam 10, dengan wajah sedikit lebam

Nyaris aja!

Deva melihat wajah damai Maura ketika tertidur, Deva pun menepuk perlahan lengan Maura, kini pria itu tengah berlutut di pinggir sofa tepat di depan wajah Maura yang tidur menyamping

Maura merasa tidurnya terganggu, wanita itu pun bangun, dan sempat kaget mendapati Deva ada di depannya pas

"Loh, kamu udah pulang?" Kesepakatan baru mereka adalah membiasakan diri berbicara dengan aku-kamu setiap di dekat orang tua

"Iya... pancakenya ada di bawah tinggal di panasin aja" Deva hanya berkata demikian lalu pergi meninggalkan Maura begitu saja

Namun kala pria itu ingin melangkah tangan Maura memberhentikan langkahnya, refleks Deva kembali melihat ke belakang dan mendapati Maura menatapnya bingung

"Kok lebam sih?" Maura langsung memaksa Deva untuk duduk, gadis itu mengambil kotak p3k lalu membersihkan luka Deva dan mengobati lebam-lebamnya

Wajah Maura terlihat sangat amat khawatir dengan kondisi Deva, yang bisa di rasakan Deva hanya irama jantungnya yang mulai berdegup kencang

"Dev... kamu kalo ada masalah tuh cerita... aku gak suka kayak gini..."

Meski nada bicara Maura biasa saja namun air mata menetes dari mata indahnya membuat Deva membulatkan matanya ia merasa telah membebani Maura

"Ra... gue gak apa kok, ini tadi salah paham aja.." Deva mengelak namun setidaknya itu menenangkan Maura, wanita di depannya itu hanya
mengangguk

Deva tersenyum ia langsung memeluk Maura penuh kasih sayang ia mengelus punggung Maura dan hal itu cukup membuat Maura tahu Deva masih bisa jadi seperti yang dulu dia kenal

"Makan lagi yuk laper..."

•••

Dewo sangat lelah, ia rasanya sangat senang dan merasakan damai tiap kali berada di depan pintu rumahnya, membuat ras tenang sendiri

CEO jabatan yang Dewo pegang 18 tahun terakhir, pria itu merupakan seorang dokter spesialis bedah selesai dalam masa menjadi mahasiswa dalam waktu 4 tahun untuk menjadi dokter umum, langsung bekerja di salah satu rumah sakit

Because this little beat ✨🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang