✨🌌 cerita yang sebenarnya

612 63 1
                                    

"So it's not gonna be easy. It's going to be really hard; we're gonna have to work at this everyday, but I want to do that because I want you. I want all of you, forever, everyday. You and me... everyday."
-Nicholas Sparks

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Tak pikir panjang Maura nekat naik ojek untuk menuju ke rumahnya. Rumah Deva dan Maura, ia menarik nafas panjang untuk membuka pintu rumah itu, dan saat masuk tak ada tanda-tanda kehidupan di sana

Hanya pecahan vas bunga tempo hari yang masih sama di sana, dengan perlahan Maura melangkah masuk membuka pintu kamarnya, dan di sana sama sekali tak ada Deva

"Dev!"

Maura memanggil-manggil nama Deva, namun tak ada jawaban sama sekali, sudah ia kelilingi sudut sudut rumah itu sayangnya, hasilnya nihil. Kemana lagi harus Maura cari? Kata Hanifa, Deva juga tak ada di rumah sejak kejadian itu

Entah sudah keberapa kali Maura menelepon kontak bernama 'Deva' itu, dan tak di angkat, bahkan tidak aktif, sebenarnya sekarang Deva kemana? Pasti hari-hari ini berat untuk Deva

Ah siapa tau Deva tulis pesan!

Memang bukan tipe Deva sekali menulis pesan di secarik kertas, namun semua kemungkinan bisa terjadi. Dengan segala tenaga yang ada Maura pun membuka satu persatu laci nakas, dan seketika sebuah kotak terjatuh

Ini apa?

Belum pernah Maura temukan kotak ini sebelumnya, dengan segala rasa ingin tau alias penasarannya Maura membuka kotak kecil itu. Dan di dalam sana terdapat sesuatu yang asing

"Obat? Deva sakit?"

Plastik obat beserta tulisan

Pasien: Devanio Ellegro Prasetyo
Dokter: Mira Aninda Sp.KJ

Sp.KJ? psikiater?

Rasa ingin tau Maura terus memuncak ia membaca nama obat tersebut dan mencarinya di internet, tentang jenis obat, kegunaan serta efek sampingnya, karena sejujurnya Maura sangat asing dengan benda itu

Seketika air mata Maura menetes membaca tulisan-tulisan di layar ponsel pintarnya. Obat antidepresan, obat yang digunakan untuk menangani depresi, Obat yang membantu mengendalikan atau mengurangi gejala depresi atau menurunkan tingkat keparahannya.

Berarti? Selama ini? Deva menyembunyikan hal ini?

Meski sekarang pikirannya kalut, Maura berusaha untuk tidak panik, segera Maura menelepon kontak yang di bagikan Dinda, milik dokter Mira

"Hallo? Dengan siapa?"

"Ini benar dokter Mira?"

"Iya saya sendiri, kenapa ya?"

"Bisa bertemu hari ini?"

•••

Dengan nafas tersenggal akibat berlari, Maura langsung masuk ke dalam Cafe, tempat ia berjanji untuk bertemu dengan dokter Mira, kini Maura duduk di salah satu kursi sepertinya ia terlalu cepat

"Maura?"

"Oh, iya dokter Mira ya?"

"Ya... baru sampe?"

"Baru kok"

Dokter Mira lalu duduk dan menyodorkan segelas kopi kepada Maura, ia ternyata memesan minuman dulu, ia duduk lalu meminum kopi miliknya

"Jadi kamu istrinya deva?"

"Iya dokter"

Perempuan itu tersenyum tulus

"Bener kata Deva"

Maura bingung dengan maksud dokter tersebut

"Bener apanya ya?"

"Dia bilang kamu cantik, ternyata benar"

Ah, ternyata itu, Maura hanya tertawa tujuan utamanya adalah mengetahui tentang Deva. Sisi mana lagi dari pria itu yang tak ia tahu?

"Kamu pasti mau tanya tentang Deva"

Maura hanya mengangguk

"Saya yakin hari ini akan hadir... ternyata benar, kamu sendiri yang menghubungi saya..."

"Deva sudah 2 tahun lebih, melakukan konseling ke saya... dan alasan dia selalu sama"

"Dia cinta kamu, masih mau ada di samping kamu... tapi"

"Tapi apa?" Maura ingin tahu

"Tapi... dia merasa bersalah dan merasa gak layak jadi suami kamu"

Entah mantra apa, kalimat itu mengundang air mata Maura, seketika ia menangis mendengar ucapan dokter Mira

"Beberapa kali Deva datang kepada saya dengan keadaan kacau, berantakan... saya memberikan resep obat akhirnya, Deva tidak rutin meminumnya, saya sendiri yang menganjurkan ke Deva untuk meminumnya ketika tidak kuat saja"

Bahkan soal Deva yang meminum obat semacam itu saja Maura tidak tahu. Istri macam apa dia? Bukannya harusnya dia yang paling tahu tentang hal seperti ini. Maura terlalu sibuk, ya sibuk menyalahkan keadaan, bergemuruh dalam badai sendiri

"Deva itu sayang sama kamu Ra... ini tahun kesepuluh saya jadi psikiater, hanya Deva, dari banyaknya pasien saya yang dari cara bicaranya saja saya bisa tau seberapa cintanya dia dengan pasangannya"

Maura menunduk, ia terisak, sejahat itu Maura, membenci Deva yang berkorban banyak selama ini

"Menikah muda memang rumit, orang yang menikah di usia sepantasnya saja masih punya alasan untuk bertengkar atau setidaknya tersiksa dengan beberapa keadaan..."

"Masalah utamanya adalah kamu tidak terbuka dengan Deva jadi baik kamu juga Deva kalian saling menyimpan sakit hati masing-masing, baik karena keadaan atau pasangan..."

Benar ucapan dokter Mira, hanya saja Maura yang tak terbuka

"Menikah itu artinya, kamu dan Deva itu punya batas privasi yang tipis. Artinya kalian nyaris tidak punya hal yang harus di sembunyikan, karena keterbukaan, kejujuran dan kesetiaan itu 3 hal yang paling mahal dalam pernikahan"

Suara lembut dokter Mira memberi Maura ketenangan sendiri meski air matanya terus mengalir.

"Saya yakin masalah kalian banyak, tapi akan lebih menyusahkan jika kamu gak tau apa-apa tentang masalah pasangan kamu, begitu juga sebaliknya..."

"Kalau sama sahabat aja kamu mudah untuk terbuka, harusnya sama suami lebih mudah lagi..."

Benar, setuju, Maura perlahan tahu di mana titik kesalahannya

"Gak ada sejarahnya emosi bisa menyelesaikan permasalahan. Harus ada kesadaran, kerendahan hati dan kejujuran itu yang harus kamu pegang ketika ada masalah dalam rumah tangga..."

"Bukan masalah harga diri, tapi dalam pernikahan kadang kalian harus terus saling mengalah... karena ego kalian terus memaksa untuk mencari titik benar, tapi sayangnya, ego meregangkan hubungn dan mengikis rasa percaya"

Dokter Mira mengenggam tangan Maura di meja, ia memberi tatapan lembut layaknya seorang ibu yang menenangkan putrinya

"Deva, biasanya pergi ke rumah Neneknya... coba kamu ke sana"

|Vote & Comment for update|

Check cerita baru ku yuk!!!

Check cerita baru ku yuk!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Because this little beat ✨🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang