"Dari semua harapan, mungkin hanya kamu yang mengecewakan"
••••••••••••••••••••••••••••••••••••"Maura jadi ya?"
Pertanyaan Deva merupakan lanjutan dari pembicaraan mereka saat di telepon beberapa jam yang lalu
"Tapi, kalo di google, ini bisa bahaya..." lirih Maura, tatapan takut terlihat dari kedua matanya, namun di sisi lain Maura tak mau kehilangan Deva
"Oh, tenang aja kemarin aku pake pengaman kok..." ucap Deva dengan senyumannya seakan tak terjadi apapun, sedangkan Maura menelan salivanya kasar
"Mau kan?"
Tanya Deva dengan wajah penuh harapnya, sedang Maura yang terlanjur mengiyakan lewat via telepon beberapa jam yang lalu, hanya mengangguk ragu
Sedangkan pengaman yang Deva maksud sudah di simpan mbok Sri, karena ia merasa ada yang aneh menemukan hal macam itu di kamar Deva yang jauh dari kata nakal
"Dimana ya?" Deva kebingungan, sayangnya pengaman yang ia maksud sudah tak ada di segala penjuru kamarnya, Deva sangat frustrasi
pikiran Deva sudah gelap, terpaksa ia mengorbankan masa depannya malam itu....
Terlanjur melakukannya
•••
Pagi ini Maura terlihat sedikit murung, bahkan Deva baru mengatakan bahwa pengamannya hilang setelah semua terlanjur terjadi
Maura terduduk di closet kamar mandinya dengan air mata yang terus mengalir, rasa sakit menyeruak dari bagian bawah tubuhnya
"Hiks..."
Maura diam dengan air mata terus mengalir, rasanya bodoh mengiyakan permintaan Deva begitu mudahnya, Maura ingin bercerita kepada seseorang namun rasanya mustahil untuk membuka mulut
Baiklah kini Maura tak kuasa lagi menatap bahkan mengingat nama Deva
•••
30 Maret 2014"Maura Lo oke kan?" Tanya Rena pasalnya sudah sebulan lebih sejak malam itu yang pastinya Rena tak mengetahui apapun, Maura mendadak jadi pendiam padahal bulan depan mereka akan UNBK
Maura hanya tersenyum kaku, begitu juga Rena ia masih tak puas dengan jawaban sahabatnya itu
"Ya udah makan aja..." Rena pun memilih makan nasi ayam goreng yang ia bawa dari rumah, karena sedang tidak mood jajan di kantin, namun Maura hanya mengangguk dan memakan perlahan bakso di mangkuk depannya
Namun beberapa menit kemudian
"Aduh Ren! Gue harus ke toilet!" Izin Maura lalu berlari kalang kabut ke arah toilet perempuan yang lumayan jauh dari kantin, Rena yang khawatir pun ikut menyusul dengan larian yang juga cepat
Saat sampai di toilet Rena bisa melihat hanya satu bilik toilet yang tertutup rapat, pasti di sanalah Maura karena toilet yang lain terbuka lebar
"HOEKKKKKKKK...."
Suara muntahan terdengar jelas dari bilik toilet yang berisikan Maura menyebabkan kebisingan di toilet yang sepi itu
"Maura! Lu kenapa????"
"Are you okay???"
"Maura? Buka dong!"
"Lo sakit? Ke UKS aja yuk!"Setelah beberapa menit pintu terbuka menunjukan sosok Maura dengan tubuh lemas dan wajah pucat pasi, ia juga sedikit pusing. "Cuy! Lo harus ke UKS! Udah ayok! Gak usah nolak..." Maura pun hanya pasrah saat Rena menuntunnya menuju UKS
KAMU SEDANG MEMBACA
Because this little beat ✨🌌
De TodoIni adalah cara baru mengenal dunia yang memang mengajarkan banyak hal, salah satunya menjaga kehormatan terbesar Maura itu gadis polos yang tak sengaja mengenal cinta Deva itu pria baik yang terlalu dalam merasakan cinta Lalu mereka jatuh bersama...