"Apa gunanya bahagia jika hanya tuk sementara?"
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••Entah sudah berapa kali Jeremy, Deva dan Rena meneriaki nama Maura, namun tak ada jawaban, hari semakin sore
Beberapa satpam juga sudah berusaha membantu mencari, hingga Deva pun memilih untuk ke toilet, ia sudah ke sana namun mungkin harus ke sana lagi
"Maura!!!!!"
Deva meneriaki lorong toilet dan tak ada jawaban, namun sebuah gudang di pojok dekat toilet yang sedang di kunci membuat Deva tertarik atensinya ke sana
Karena suara seakan ada yang mengetuk dari dalam, segera Deva mengetok pintu gudang dengan tak sabar
"MAURA?!!!"
"Deva!!!! Dev!!! Gua di sini!"
Ya! Deva mendengar suara Maura namun sayangnya suara itu memang kecil karena sepertinya Maura tak sanggup lagi berteriak dan posisi gudang yang terpencil
"RA! SABAR GUE BUKAIN!!!"
Pria itu lalu memanggil satpam dan meminta satpam itu untuk membantunya mendobrak pintu gudang
"1,2,3!!!"
Pintu terbuka pada dobrakan ke-3, dan Deva langsung menerobos masuk ke ruangan gelap itu memeluk Maura yang terduduk lemas di sisi samping gudang
"Deva... gue takut, gak ada yang dengerin gua teriak dari tadi!"
Deva mengelus Maura yang sangat panik dengan nafasnya yang terengah-engah, ia berusaha menenangkan Maura
"Udah Ra... sekarang aman... ayok keluar.."
Maura hanya mengangguk lalu berdiri di bantu Deva, ia menangis takut, lalu pria itu membawa Maura ke kursi yang ada di koridor, dan memberikan Maura sapu tangan untuk mengelap air matanya
"Pak... makasih banyak ya..." Deva mengucapkan terimakasih kepada di satpam
"Sekarang coba loe cerita kenapa bisa gini?"
Maura masih enggan bercerita, ia masih terlalu panik dengan keadaan yang ada, perlahan ia mulai tenang dan mengatakan semuanya
"Lagian loe ngapain si percaya sama si Vio! Dia anaknya gak bener..." Jeremy masih kaget mengetahui bahwa Maura di jebak Vio
"Ya... kan gue awalnya niat baik..."
Mereka berusaha untuk menenangkan Maura, begitu juga Deva, ia bahkan dari tadi tak berhenti membawa Maura ke dekapannya
"Ayo Ra! Pulang..."
Ucapan Deva membuat Jeremy tertawa kecil "elah! Bentar lagi kek Maura masih panik!" Namun Deva membalas Jeremy dengan tatapan sinis
"Udah Ra... ayo balik!"
Maura mengangguk pasrah, ia tak mau Jeremy dan Deva ribut, ia memilih mengikuti Deva dan meyakini kedua temannya bahwa ia baik-baik saja
Kini Maura tengah menyusuri jalanan dengan boncengan sepeda motor Deva, benar-benar tak ada percakapan sama sekali, mereka hanya saling diam
Namun motor itu mengarah ke sebuah tempat yang sepertinya Maura kenali, sampai akhirnya mereka berhasil mencapai di tempat tujuan
Sebuah Cafe tempat Deva dan Maura dulu membuat perjanjian pernikahan dan juga saat pertama kali Deva dan Maura menghabiskan hari libur sebagai sepasang kekasih di sana
Tapi dulu... entah sekarang
Kini keduanya duduk, mereka lagi-lagi saling diam, Maura tak bisa membaca ekspresi Deva ia takut pria itu masih beluk stabil emosinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Because this little beat ✨🌌
CasualeIni adalah cara baru mengenal dunia yang memang mengajarkan banyak hal, salah satunya menjaga kehormatan terbesar Maura itu gadis polos yang tak sengaja mengenal cinta Deva itu pria baik yang terlalu dalam merasakan cinta Lalu mereka jatuh bersama...