"Aku habisi masa mudaku denganmu, dan berakhir kamu menjadi masa depanku..."
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••Sah
Kini Deva dan Maura ada di ruang keluarga rumah dari Dewo dan Adira Prasetyo, pernikahan mereka dibuat se tertutup mungkin
"Kalian akan tinggal di rumah yang memang Bunda sama Ayah udah beli dari tabungan Deva yang terkumpul sejak dia SD..." ucap Adira dengan senyuman kalemnya
Deva sudah di bukakan rekening oleh orang tuanya semenjak ia SD, setiap Deva mendapat uang hasil jualan prakarya di sekolah, uang yang suka di beri nenek setiap pulang kampung, dan juga sisa uang jajan yang terselip di saku celana
Memang semua di lakukan tanpa sepengetahuan Deva, dan kini memang totalnya tak begitu banyak sehingga hanya bisa membeli satu buah rumah itu pun dengan sedikit bantuan dana dari Adira dan Dewo
"Wah... makasih tan— eh, bunda... Maura jadi gak enak..." ucapnya dengan sedikit kikuk karena kecanggungan
"Gak apa Maura... toh, kamu sudah jadi anak Bunda dan Ayah juga..." memang senyuman Adira sangat menenangkan dan wajahnya yang manis
Senyuman seorang ibu memang selali mengisyaratkan ketenangan dan ketentraman tersendiri
"Ya sudah kalian boleh siap-siap untuk ke rumah baru, perabotan dan segala macamnya besok saja, sekarang tidur saja dulu, sudah ada kasur kok..." Dewo pun akhirnya ikut buka suara
Maura dan Deva pun mengangguk, koper berisikan barang keduanya sudah masuk ke dalam mobil sejak tadi dengan bantuan Milan dan Deva
"Mama sama Papa pulang dulu ya... besok jangan lupa main ke rumah..." pamit Emma dan juga sang suami Heri
Maura dan Deva mengangguk mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dan di selimuti keheningan kala mobil tersebut berjalan
Deva hanya diam dan fokus menyetir, ia merasa malas untuk buka mulut, bukankah memang Deva sedingin itu?
Tapi dulu, ya benar dulu....
ia tak begini dengan Maura, bahkan Maura menganggap Deva sangat cerewet, sayangnya semua berubah
Maura tak suka keheningan dalam mobil, sangat canggung dan menyebalkan
"Dev laper gak?" Akhirnya ia membuka suara meski harus berpikir berulang kali untuk bicara saja, akhirnya ia memilih kalimat klise itu
"Gak lah... tadi makanan kan banyak banget.." jawabannya? Sangat tidak memuaskan, Maura kembali berpikir ia harus menanyakan apa lagi
"Serius?"
"Hm..." hanya deheman yang Maura dapatkan, baiklah ia merelakan malam ini mobil tersebut hanya di temani suara penyiar radio
Tak lama sampailah mereka di tempat tujuan, dan memang Deva yang memilih tempat tersebut pikirnya sangat strategis memiliki rumah di daerah tersebut
Maura turun dan tersenyum melihat rumah sederhana dengan taman kecil di depannya
Nyaman
Satu kata yang mendeskripsikan rumah tersebut, mewah untuk di tinggali dua orang, rumah tersebut memang tak semewah milik kedua orang tuanya
Deva mengambil koper dan membawa masuk ke dalam rumah tersebut, ruang tamu yang memang sangat nyaman dengan sebuah sekat kaca yang menuju ke dapur dan ruang keluarga
Maura masuk ke dalam melepas alas kakinya begitupula Deva dan ia menaruh koper ke dalam kamar paling besar dengan satu toilet di dalamnya
Maura masuk juga ke kamar dan duduk di kursi yang ada di depan meja, seperti meja belajar di kamarnya namun yang ini lebih besar
KAMU SEDANG MEMBACA
Because this little beat ✨🌌
De TodoIni adalah cara baru mengenal dunia yang memang mengajarkan banyak hal, salah satunya menjaga kehormatan terbesar Maura itu gadis polos yang tak sengaja mengenal cinta Deva itu pria baik yang terlalu dalam merasakan cinta Lalu mereka jatuh bersama...