✨🌌berubah

4.1K 161 2
                                    

"Ada saat-saat tertentu aku harus berusaha yakin bahwa kamu memang bukan untuku"
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Maura berjalan mengitari komplek, sendiri pastinya, kini sudah jadi rutinitas ia berjalan pagi sekedar mencari udara segar sambil mendengar lagu di headset-nya

Dan kini matanya tertuju pada sebuah gerobak yang di kerumuni banyak orang, dan hampir mereka semua adalah ibu-ibu

Maura pun tersenyum "itu dia!" Tukang sayur yang Maura cari sedari tadi ada di depan mata, dengan senang ia melangkah ke sana

"Mas saya mau wortelnya boleh kan?" Maura mengundang atensi ibu-ibu di sana langsung tertuju padanya, maklum ini pertama kali Maura berbelanja di tukang sayur

Biasanya dulu ia akan ke swalayan bersama Emma, namun kini ia harus membiasakan diri sekaligus berhemat

"Ya udah di pilih aja neng!" Ucap si penjual ramah lalu Maura memberanikan diri melangkah dan memilah milih sayur yang segar, meskipun Maura tidak pernah belanja di gerobak kaki lima begini bukan berarti dia tidak bisa memilah sayur

"Hm... mbaknya yang baru pindahan ya?" Tanya salah seorang ibu yang ada di sana "iya... baru Semalem..." ucap Maura ramah

"Oh pasti lagi sibuk-sibuknya ya?" Tanya salah seorang ibu di sana "iya sih tapi udah beres kok soalnya barangnya gak banyak..." Maura pun kembali fokus memilah sayur

"Mbak Namanya siapa?" Tanya salah seorang dari mereka yang kini ada di depan Maura persis "Maura bu..." senyuman Maura pun di balas dengan senyuman lainnya

"Orang tua kamu di mana? Saya belum liat..." kini giliran ibu di samping Maura yang bertanya "oh mereka tinggalnya gak di sini..." Maura menjawab seadanya

Saat si ibu-ibu sedang asyik berbincang tiba-tiba datang seseorang yang membuat semua menatapnya

Deva datang dengan kaos oblong hitamnya beserta celana pendek santai selutut pria itu berjalan dan mendapati Maura, istrinya di kerumunan ibu-ibu

"Jangan bikin khawatir... kemana aja si?" Deva mengerucutkan bibirnya membuat gemas Maura, kalau mungkin keadaan yang dulu saat mereka pacaran

Maura sudah mencubit Deva, namun secarik kertas kontrak menyadarkan posisinya yang tak pasti saat ini

"Oh maaf ya... tadi takut kesiangan soalnya..." ucap Maura lalu kembali memilah sayur, sedangkan Deva hanya mengangguk melihat Maura yang ada di tempat ini pun cukup membuatnya sadar

Maura tengah menjalankan rutinitas barunya "oh ya udah..." ucap Deva lalu duduk di trotoar komplek membuat Maura bingung

"Kenapa masih di sini?" Jelas Maura bingung Deva ngapain duduk di trotoar, bukannya di rumah ada sofa yang lebih nyaman?

"Mau Bantuin bawa sayur... nanti kalo cape, bahaya, bisa sakit..." Maura mendadak beku mendengar ocehan Deva, mengapa pria ini mendadak berubah jadi Deva yang dulu di kenal Maura?

"Oh oke..."

Maura memilih membiarkan wajahnya yang bersemu merah dan memilih sayur lagi, sedangkan ibu-ibu di sana sudah ambyar melihat dewa ganteng duduk di trotoar

"Mbak Maura itu kakaknya?" Tanya salah seorang ibu-ibu di sana Maura bingung mau jawab apa, karena dia masih merasa cringe mengenalkan Deva dengan sebutan 'suami'

"Saya suaminya..."

•••

Bukan Milan namanya kalau tidak bolos di kampus, kini ia tengah asyik menikmati es jeruk di kantin yang letaknya jauh dari kelas jurusannya jadi aman-aman saja

Because this little beat ✨🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang