✨🌌memperbaiki

4.5K 130 0
                                    

Aku sering jadi orang bodoh tiap kali kamu mendekatkan diri padaku rasanya semesta seperti sempit, aku jadi mau terus berdua meski kita tak akan bisa lebih
•••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Kamu kenapa nak?" Suara Adira membuat air mata Deva mengalir deras, ia jatuh dari posisi awalnya kini tersungkur di lantai sembari menggenggam foto USG itu

"ANAK BUNDA UDAH JADI BRENGSEK... ANAK BUNDA UDAH LARI DARI TANGGUNG JAWAB!!! GUE BRENGSEK!" Deva memaki dirinya sendiri, terus memukul lantai marmer kamarnya itu darah terus mengalir dari tangannya yang mengepal itu

Adira tak sanggup menatap anaknya sehancur ini, ia melangkah memeluk putra semata wayangnya itu "kamu cerita sama bunda...." bisik Adira di sela-sela tangisannya

"Maura hamil anak Deva bun..."
"Deva yang paksa dia ngelakuin semua itu"
"Tapi Deva malah lari dari tanggung jawab yang harusnya di lakukan"
"Deva udah jadi brengsek bun.."

Adira hanya berusaha menahan rasa sesak yang menjalar di tubuhnya tak sanggup ia menerima kenyataan kalau putranya baru saja melukai hatinya sebagai seorang perempuan

"Kamu gak boleh jadi pengecut!"

•••

Milan baru saja kena imbas amarah papanya, di akibatkan lagi-lagi ingkar janji, karena demikian Milan memilih untuk ketemuan sama Rena di mall

Sekedar hangout layaknya anak muda pada umumnya namun saat tengah asyik makan tiba-tiba telepon Rena berdering

drrrrttttttt

"Halo"
".."
"LAH KOK BISA?"
".."
"LOE JANGAN BEGO DEH!"
".."
"LU GAK BOLEH GITU GUE GAK SETUJU!"
".."

Milan panik saat mendengar Rena beretelepon panjang dengan nada tidak bersahabat "ren kenapa?" Milan memutuskan untuk bertanya ketika telepon Rena putuskan secara sepihak

"KITA PULANG SEKARANG! MAURA MAU LOMPAT DARI ROOFTOP!"

•••

Deva menangis di kamarnya, setelah Adira memberinya nasihat, pria itu pun terduduk lesu di pinggir ranjangnya

Air mata mengalir, Deva sedang menangis, hal yang sangat langka segala keangkuhan, sifat dingin, sifat cuek Deva hilang di telan bumi

Hanya Maura yang bisa membuat Deva menjadi sosok yang manis. Sayangnya mustahil bertemu Maura saat ia sendiri sedang tertekan

Berusaha menahan segala emosi akan kenyataan yang tak bersahabat. Deva mentap sendu hasil foto hitam putih USG

Ia tak sangka dalam hitungan bulan akan memiliki seorang keturunan, hanya saja Deva tidak siap, maaf lebih tepatnya, belum siap

Kini ia hanya bisa bertekad berusaha memberi tahun dirinya bahwa semua baik-baik saja

•••

Setelah membelah jalanan Jakarta dengan kecepatan tinggi, Milan dan Rena sudah dekat dengan rumah, jika biasanya Rena akan marah kalau Milan ugal-ugalan, namun kali ini tidak

Malah ia sempat minta Milan mempercepat laju motornya beberapa kali, masalahnya ada dua nyawa di sana yang sedang di pertaruhkan

Maura dan calon anaknya

Setelah kurang lebih 10 menit, Milan dan Rena sampai, segera mereka masuk tanpa mengucapkan salam, berlari ke arah tangga dan benar Emma beserta Bi Ijah dan seorang supir pribadi sedang dengan wajah cemas

Mereka tidak berani membuka pintu balkon rooftop rumah itu, karena Maura mengancam jika ia akan lompat kalau sampai pintu di buka

"Kenapa gak ada yang masuk????? INI BAHAYA!" Milan tak bisa membendung emosi beserta rasa takutnya hanya saja tak ada yang menjawab mereka semua merasakan hal yang sama pula

Because this little beat ✨🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang