"Kehilangan kamu itu bukan bagian dari rencana aku... dan gak akan pernah jadi harapanku"
-Maura Aleshia Poetri•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hey! Aku double update nih! Jangan lupa check cerita baru ku ya!!! Vote dan Comment nya juga💓
Butuh waktu yang lumayan lama untuk Maura mencari cara agar di izinkan keluarganya ke Bogor, tempat di mana rumah dari Nenek Deva, bahkan Maura tadinya nekat ingin naik motor tapi karena Milan ia pun terpaksa menaiki taksi dan kini harus sabar terjebak di tengah kemacetan
"Masih lama ya pak?"
"Sudah mau ke pintu keluar toll kok bu..."
Maura hanya mengangguk, dokter Mira ternyata kenal dengan ibunda Deva, dan sekarang memang hanya Adira yang tau kalau putranya itu sedang di rumah Neneknya, lantas Maura segera meminta alamat untuk menyelesaikan permasalahannya dengan Deva, mendengar itu Adira dengan senang hati memberikan alamat rumah Nenek Deva
Sekitar 30 menit mereka sampai di sebuah rumah lama sangat sederhana dan hangat juga terawat. Setelah membayar taksi, Maura turun dan berjalan masuk menuju ke pekarangan rumah itu dan menatap sebuah tulisan di depan pagar
Rumah ini Dijual
Perlahan Maura mengetuk pintu namun tak ada yang membukakannya, hingga setelah beberapa kali mengetuk pintu terbuka dan ada Nenek Marwa di sana, wanita tua itu tersenyum lalu mempersilahkan Maura masuk
Di dalam rumah itu hanya terdapat sofa, televisi tabung, beberapa foto di dinding, namun Maura tak begitu mengindahkannya, ia hanya masuk dan berharap ada Deva di sana
"Kamu pasti cari Deva?"
"Iya Nek..."
Nenek tersenyum dan memeluk Maura, entahlah keajaiban dari mana begitu Nenek memeluk Maura seketika air mata perempuan itu langsung keluar, Maura memangis hingga dada nya terasa sesak, isakannya perlahan terdengar, Nenek hanya mengelus pundak Maura memberikan ketenangan tersendiri
"Sudah 3 hari Deva gak keluar dari kamar atas kamu susul dia... Nenek sama Mbak Yati mau ke pasar dulu..." Maura mengangguk mendengar ucapan Nenek, ia lalu berjalan menuju ke lantai dua sedangkan Nenek dan si Mbak Yati selaku penjaganya pergi keluar dari rumah menuju pasar
Kaki Maura terasa lemas saat hendak berjalan mendekat ke satu-satunya kamar yang terkunci di lantai dua, ia yakin ada tanda-tanda kehidupan di sana
Siapa lagi kalau bukan Deva, hanya wajah pria itu yang Maura butuhkan sekarang, detik ini juga, hanya Deva
Dengan segala keberaniannya Maura mengetuk pintu itu perlahan, tak ada jawaban, pintu juga di kunci
"Dev..."
"Ini aku sayang..."
Maura menahan air matanya, ia merasa tak layak meminta maaf kepada pria itu, namun rasanya semua harus di selesaikan, sebelum semakin rumit dan luka keduanya semakin tajam dan dalam
Apapun yang terjadi dan apapun yang harus Maura hadapi, ia siap
"Dev... buka pintunya, aku mau ngomong"
Lirihan Maura terdengar sangat gemetar, tersirat rasa yang sulit di ucapkan dari mulutnya, mengetahui kebenaran-kebenaran yang selama ini tersembunyi di balik wajah kuat dan senyuman palsu
Sudah saatnya mereka saling tatap dan hancur bersama bagai kepingan, sudah tak ada tembok yang menghalangi mereka untuk saling bersembunyi
Tak lama terdengar suara dari pintu, tandanya mungkin kunci sudah di buka, dan benar saja, sudah tak lagi di kunci
KAMU SEDANG MEMBACA
Because this little beat ✨🌌
De TodoIni adalah cara baru mengenal dunia yang memang mengajarkan banyak hal, salah satunya menjaga kehormatan terbesar Maura itu gadis polos yang tak sengaja mengenal cinta Deva itu pria baik yang terlalu dalam merasakan cinta Lalu mereka jatuh bersama...