✨🌌punya Deva seorang

2.3K 113 2
                                    

"Ada rasa yang tak harus sampai"

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Amora masih bingung kenapa Rena tidak lagi terlihat aktif dalam kegiatan Life Animal, padahal Rena Biasannya sangat sibuk dengan kegiatan demikian

Apa karena sibuk? Lagipula Amora sangat ingin tahu soal hal itu, sudah beberapa kali di Chat tapi kelihatannya Rena tak mau menjawab ataupun membicarakan soal Life Animal

Kebetulan Amora satu kampus dengan Milan maka ia berniat bertanya pada kakak tingkatnya itu

"Kak!"

Amora memanggil Milan yang kebetulan tengah duduk sambil berkutat dengan laptopnya, dengan berani Amora melangkah dan mendekat kepada Milan

"Loe? Kakaknya Jessie kan?? Anak Life Animal?" Milan sepertinya mengingat soal Amora karena ia sahabat Rena di Life Animal

"Gue mau tanya nih..."

"Apaan tuh?"

"Rena udah gak aktif kegiatan Life Animal karena apa ya?" Pertanyaan itu membuat Milan bingung pikirnya Rena sangat rajin datang ke acara Life Animal bahkan tak pernah absen

"Setau gue dia aktif deh?"

"Eh masa sih? Soalnya udah sebulan lebih Rena gak join kegiatan..." jelas Amora, hal itu mendadak membuat emosi Milan bertambah

"Oh... nanti gue tanyain deh..."

•••

Stevie menatap layar komputernya malas, pekerjaannya terus menumpuk membuatnya tak kuat mengerjakan laporan tak ada akhirnya

Wanita itu merasa bosan dengan semua ini, namun ia harus melakukan ini untuk kehidupannya mau tidak mau

"Stev! Di panggil Pak Ken!"

Langsung Stevie berdiri dan menuju ke ruangan boss nya itu, ia langsung masuk ke ruangan Kenan pastinya setelah mengetuk pintu dan di izinkan masuk

"Oh stev! Saya mau ajak kamu Dinner malam ini bisa?"

Pertanyaan Kenan membuat Stevie kaget, ya meski malam ini jadwalnya kosong dan di rumah ada Jeremy tetap saja ia tak bisa sembarang ambil keputusan

Kenan memang mencintai Stevie sejak awal ia masuk dan bekerja di sini namun Stevie tak yakin  bisa menerimanya sepenuhnya

Meskipun Kenan selalu siap dengan semua kenyataan tentang Stevie, sebesar itu cintanya

•••

Semua orang kini menatap Maura yang masuk ke dalam koridor kampusnya, insiden Cafe membuat semua mahasiswa terutama mahasiswa baru menatap Maura dengan tatapan berbeda

Ada yang menggodanya, namun tak sedikit juga yang menggosipinya, jujur Maura risih namun mau bagaimana lagi? ia memilih ambil santai saja

Maura masuk ke dalam kelas dan duduk di bagian depan, ia tak suka duduk di belakang, menurut Maura duduk di depan memaksa dirinya untuk fokus sehingga tidak mudah terkecoh

Bu Riska, dosen mata pelajaran masuk, semua langsung diam, dan Maura sadar, bahwa Laras sahabatnya sepertinya telat, apalagi Bu Riska sangat galak

"Haduh.... si Laras telat lagi ya?" Tanya nya membuat dengan sangat terpaksa sesisi ruang menjawab kebenarannya "ya"

Benar suara sepatu terdengar, Laras masuk dengan wajah pucat karena habis berlari, Bu Riska tersenyum seram

"Aduh Bu... saya tadi kejebak macet Bu... saya naik mobil di anterin ayah saya... maaf Bu.." Laras bukannya diam malah terus mengoceh membuat Bu Riska naik pitam

Oh ya Bu Riska memang sangat sinis hanya mau baik dengan beberapa mahasiswa saja salah satunya Jeremy, karena Bu Riska sangat di takuti di fakultas sastra maka itu banyak yang tak suka dengannya

"Kamu boleh keluar... saya malas sama orang cerewet..."

Ucapnya singkat lalu langsung duduk di kursinya dan membuka laptopnya, sedang Laras pamit lalu perlahan menuju ke aja pintu

"Maaf Bu... tapi Laras tadi memang kejebak macet kok Bu... rumah dia memang rawan macet saya sering berkunjung ke rumahnya..." ucap Maura berdiri dari tempat duduknya

Entah keberanian dari mana Maura bersuara begini, namun ia sangat kasihan dengan Lara, lagipula si Laras hari ini memang bertekad tidak telat namun karena macet ia terpaksa begini

"Kamu mau bela yang jelas salah?" Bu Riska maju mengarah ke kursi Maura yang kebetulan ada di depan

Laras hanya melotot dan menggeleng menatap Maura meminta wanita itu untuk diam saja

"Enggak gitu Bu... tapi kan Laras telat hanya 5 menit Bu..."

Kenyataannya memang begitu Laras yang Biasannya telat 15 menit kini hanya 5 menit namun memang Bu Riska membenci hal begini

"Ya udah... supaya simple kamu keluar aja... saya malas kalau di kelas ada pemberontak kayak gini..."

"Keluar aja loe!" Bisik Verin yang duduk di belakang Maura

Maura hanya mengangguk lalu keluar dari ruangan, ia sadar pasti ini risiko nya akhirnya ia memilih menunggu jam berikutnya

"Ish!!! Ngapain si sok belain gue! Kena kan loe!" Laras geram karena dia Maura juga ikut kena getahnya

"Ya lagian emang Bu Riska keterlaluan cuma 5 menit loh! Dia aja tadi telat 3 menitan!"

Laras dan Maura pun akhirnya memilih untuk duduk di Kantin, lebih baik daripada di tempat lain namun

"Ra... gue minta maaf ya... gara-gara gue Lo apes gini"

Maura hanya menggeleng "gak apa... tapi Bu Riska tadi emang keterlaluan loe juga gak telat itu hitungannya... dia bilang aja dia telat 1 menit pun pasti dia malu masuk kelas.. lah tadi?"

Laras hanya tersenyum ia bersyukur memiliki sahabat seperti Maura "Ra.. gue ke perpus dulu ya... mau balikin buku..." ucap Laras lalu Maura mengangguk dan membiarkan sahabatnya itu ke perpustakaan

Maura memilih ke kursi taman yang menghadap ke lapangan tak jauh dari kantin lalu ja duduk di sana mencari udara segar

Perlahan air matanya mengalir, ia menangis, jujur selama SD hingga kuliah, Maura sama sekali tidak pernah di hukum sampai keluar kelas, tapi kali ini ia panik karena harus keluar ruangan

Maura merasa bodoh dengan tindakannya yang tadi terkesan menyalahkan Bu Riska, padahal awalnya hanya ingin membela Laras, namun bahasanya yang terdengar memancing emosi Bu Riska

Namun ia sadar semua juga pilihannya sehingga Maura hanya berusaha menganggap semua baik-baik saja

"Maura lu nangis?"

Suara Serak Jeremy membuatnya tersadar dan mendapati pria itu duduk di sampingnya, segara Maura menghapus semua air matanya

"Kenapa?"

Hanya gelengan yang Jeremy dapatkan "Gak.. kak gue gak apa kok" Muara berdiri ingin meninggalkan Jeremy namun pria itu mencekal tangannya

"Cerita..."

Maura hanya duduk kembali "tadi di keluarin dari kelas Bu Riska.."

Jeremy hanya tersenyum "gue yakin Lo abis belas seseorang ya?" Pertanyaan itu membuat Maura menatap Jeremy bingung

"Kok tau?"

"Cilla pernah di gituin! Pas dia bela gue!" Ucap Jeremy lalu Maura hanya mengangguk lesu

"Udah gak usah galau... besok juga dia udah gak dendam sama loe... dia emang gampang marah tapi cepet reda juga kok..."

Maura berusaha menetralkan emosinya, Jeremy perlahan mendekat pada Maura dan menusikan sesuatu

"Jalan yuk!"

|More Vote More Update!!|
Comment???

Because this little beat ✨🌌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang