Chapter 23

5.4K 293 109
                                    

Beomgyu yang baru selesai ikut meeting bersama Jungkook itu melepas jas abu-abunya lalu menghempaskan tubuhnya pada sofa empuk di sana.

“Lain kali pakaiannya agak formal sedikit ya?” Jungkook yang mengekor memberikan nasehatnya. “Walaupun perusahaan ini milikmu, tapi kaos oblong dan celana jeans robek-robek untuk pakaian meeting itu kurang pas.”

Pemuda itu terkekeh. Ia meneliti sendiri penampilannya dan sadar kalau ini terlihat urakan. Anting, gelang, kalung, semua aksesorisnya masih menempel. Bahkan rambutnya kini gondrong sekali.

Setelah jam kuliahnya selesai, Beomgyu memang langsung ke sini karena Jungkook memintanya. Ia tidak tahu kalau pamannya itu akan mengajaknya meeting seperti ini, makanya ia tidak sempat berganti penampilan dulu.

“Iya maaf, Uncle. Aku takkan seperti itu lagi.” balasnya seraya meneliti berkas-berkas di tangannya.

Kini perusahaan milik Taehyung sudah mutlak menjadi miliknya. Tapi dikarenakan ia masih kuliah, jadi untuk sementara waktu semuanya kembali di-handle oleh Jungkook dan Namjoon seperti di saat dulu Taehyung buta.

Kendati demikian, Jungkook yang tulus dan baik hati itu tetap melibatkannya. Setiap ada meeting atau acara bisnis lainnya, Beomgyu tetap diikut sertakan. Itung-itung belajar dan mempersiapkan diri untuk ke depannya.

Ceklek!

Pintu ruangan itu terbuka, dan menampilkan sosok orang kepercayaannya Taehyung alias Namjoon yang kini memasang senyum berlesung pipinya.

“Hai, Gyu? Jungkook? Sudah selesai kan semuanya? Kalian mau makan apa? Biar aku pesankan.” tawarnya.

Jungkook menggeleng. “Tak perlu. Ini sudah sore dan aku sudah janji kepada Lisa mau makan malam di rumah. Dia pasti sudah memasak banyak. Taehyun juga pasti sudah menungguku.”

“Begitu ya? Kalau kau, Gyu? Mau apa, hmm?”

“Tak perlu, Pak Namjoon. Sebentar lagi juga aku mau pulang, nanti biar aku beli sendiri saja.”

“Baiklah kalau begitu.”

“Oh iya, Pak Namjoon.” Beomgyu yang keingatan itu mulai mengobrak-abrik tasnya. Ia mengeluarkan sebuah map berwarna merah dari sana kemudian diserahkannya. “Tolong simpan ini baik-baik ya.”

Namjoon menerimanya dengan kening mengkerut. “Berkas apa ini, Beomgyu?”

“Bukan apa-apa, hanya surat wasiatku.”

“HAH?!”

Baik Namjoon maupun Jungkook, keduanya tidak bisa untuk tidak terkejut. Mengerti akan keadaan, Beomgyu dengan santainya kembali menjelaskan.

“Hanya untuk berjaga-jaga, takutnya aku mati cepat-cepat. Supaya tidak ada persengketaan yang terjadi nantinya. Di sini aku sudah menyatakan siapa saja yang berhak menerimanya. Mulai dari perusahaan hingga rumah, dan segala macam tektek bengeknya. Ini sudah jelas.”

Namjoon dan Jungkook membaca surat wasiat itu dengan seksama, dan mereka kembali terkejut mendapati nama mereka berdualah yang banyak disebut di sana.

Mulai dari perusahaan inti dan perusahaan cabang, saham, kendaraan, apartemen, harta dan aset lainnya, hampir semuanya jatuh ke tangan mereka berdua. Seokjin hanya berhak atas rumah megah Taehyung saja, tidak ada yang lainnya.

“Kalian berdua adalah orang yang paling dekat dengan Papah semasa beliau hidup. Aku tahu kalian tulus, dan kalian pantas menerimanya. Oh iya, Pak Namjoon, bisa tolong bantu aku lagi?”

“Tolong apa, Gyu?”

“Tolong belikan sebidang tanah makam yang letaknya di samping makam Kak Yeonjun. Kebetulan aku lihat di sana masih kosong, dan aku tidak mau nanti ada yang menempatinya. Jadi lebih baik aku beli saja dari sekarang.”

ta mátia || Taennie ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang