Chapter 03

8.1K 413 104
                                    

Masih di area pemakaman, Jennie berjalan sambil menggandeng lengan Taehyung dan Beomgyu di kanan kiri tubuhnya. Senyap dan sunyi, itulah yang ia rasakan karena dua lelaki yang memiliki hubungan darah itu tak kunjung saling berinteraksi.

“Gyu, ini sudah menjelang petang. Apa kau mau ikut makan malam bersama kami, hmm?”

Jennie membuka percakapan saat sudah sampai di depan mobilnya, ia sangat berharap Beomgyu mengatakan ‘ya’ akan ajakan kali ini.

“Eumm... Aku....” Beomgyu juga sebenarnya ingin, tapi melihat Taehyung yang tak memberikan reaksi ia jadi urung.

Ia tidak mau membuat mood ayahnya itu semakin buruk dengan kehadirannya. Tapi jika ia menolak pasti Jennie yang akan sedih nantinya. Sial, ini jadi seperti buah simalakama baginya.

“Aku tidak bisa, Mah. Kebetulan aku bekerja malam ini. Mungkin lain kali aku akan ikut makan malam bersama kalian.”

Pada akhirnya ia lebih memilih untuk menolak. Sungguh ia tidak berniat membuat Jennie sedih, tapi ia juga tidak bisa membiarkan hatinya sakit karena Taehyung yang pasti akan mengabaikannya. Lagi.

“Kau bekerja?” tiba-tiba si ayah angkat bicara. Intonasinya terdengar tak percaya dengan apa yang dikatakan putranya. “Bekerja sebagai apa kau?”

Beomgyu tersenyum kecut. “Hanya sebagai bartender di sebuah kelab malam. Setelah Kak Yeonjun meninggal, aku yang menggantikannya bekerja di sana.”

Mata sembab Taehyung berkaca-kaca lagi untuk yang kesekian kalinya. Merasa miris mendengar fakta bahwa selama ini kedua putranya hidup seperti orang serba keterbatasan, padahal nyatanya berasal dari keluarga kaya raya.

“K-kenapa kau harus bekerja seperti itu?”

“Tentu saja karena aku harus menafkahi diriku sendiri, Pah. Tidak ada yang menafkahiku setelah Kak Yeonjun meninggal, dan tentu saja aku tidak mau terus menerus meminta uang kepada Mamah.”

Sungguh mencelos hati Taehyung mendengarnya. Ya Tuhan, setega itukah dia selama ini? Membayangkan Yeonjun dan Beomgyu bertahan hidup di luar sana tanpa limpahan kasih sayang dan materi darinya. Astaga, jahat sekali dia.

Beomgyu mendongak sekilas, menahan air matanya agar tidak terjun bebas. “Aku harus pergi, aku akan mengunjungi kalian kapan-kapan. Sampai jumpa.”

Tanpa menoleh lagi, pemuda itu langsung bergegas menuju mobilnya. Meninggalkan orangtuanya yang masih mematung di tempat.

“Aku benar-benar jahat kepada mereka, Jane. Aku adalah ayah yang buruk.” frustasi Taehyung, dan Jennie hanya mampu mengusap lengannya guna menenangkannya.

“Kau masih bisa memperbaiki semuanya, Mas. Aku senang kau sudah mulai menyadarinya. Kau masih memiliki kesempatan untuk Beomgyu.”

Ya, mungkin masih bisa untuk Beomgyu. Namun tidak untuk Yeonjun.

“Ayo kita pulang, Mas.”

Taehyung mengangguk lemah. Sebelum memasuki mobilnya ia menyempatkan diri melihat mobil Beomgyu yang masih belum jauh. Keningnya mengernyit heran mendapati ada hal ganjil di sana.

Kenapa di dalam mobil itu ada sosok lain? Bukankah tadi Beomgyu seorang diri?

“Mas, ada apa?” Jennie mengguncang lengannya pelan, tentu ia khawatir dengan raut horor yang ditampilkan suaminya. “Mas Taehyung?!”

ta mátia || Taennie ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang