Chapter 21

6.9K 258 57
                                    

“Papah membuatku amat menyesal dilahirkan ke dunia ini! Papah tidak tahu berapa banyak batang rokok yang aku hisap dan berapa banyak botol alkohol yang aku tenggak setiap malam! Papah tidak tahu betapa depresinya aku hidup dalam kondisi dibenci tanpa alasan seperti ini!”

Yeonjun yang masih berada di pelukan Taehyung itu kalap mengeluarkan segala macam uneg-unegnya di hadapan orangnya langsung saat ini.

“Hiks... Apa salahku, Pah? Aku punya dosa apa selama ini kepada Papah? Papah benar-benar membenciku tanpa alasan. Papah benar-benar menyiksaku seumur hidupku! Kalau memang Papah tidak menginginkanku dan Beomgyu, kenapa dulu tidak sekalian saja bunuh kami berdua sebelum kami lahir! Itu akan jauh lebih baik!”

Untuk yang kesekian kalinya Taehyung tertohok bukan main. Serpihan memori masa lalunya kembali terputar tanpa bisa dicegah.

Salah satunya adalah dulu saat Yeonjun masih duduk di taman kanak-kanak. Putranya yang cerdas dengan nilai sempurna di buku raportnya itu amat ceria mendekatinya, berniat ingin menunjukkannya dengan bangga. Tapi dengan kejamnya ia malah mengguyur tubuh kecil itu dengan kopi yang asapnya masih mengepul.

Gila memang.

“Maafkan Papah, Nak... Maafkan Papah... Hiks...”

“Papah jahat kepadaku! Papah jahat! Hiks... Papah jahat... Papah orang paling jahat yang aku tahu seumur hidupku...”

Keduanya sama-sama menangis hebat. Taehyung dengan segenap penyesalannya dan Yeonjun yang nampak sangat sakit hati atas segalanya.

Jennie yang berhadapan langsung dengan raut terluka Yeonjun itu mengulurkan tangannya untuk mengusap wajahnya sayang. Hatinya sakit melihat Yeonjun menangis pilu sampai terbatuk-batuk seperti ini.

Sebagai ibu ia merasa gagal. Gagal memberikan kebahagiaan untuk putra-putranya.

“Maafkan kami, Nak. Kami memang orangtua yang buruk. Kami tidak pernah memberimu kebahagiaan dan kasih sayang yang semestinya.” Jennie terbawa suasana. Ia juga ikut menangis dan menyesali kesalahannya yang tidak bisa lebih tegas kepada Taehyung.

Jennie itu amat mencintai Taehyung. Di saat Taehyung menyiksa anak-anaknya, yang dapat ia lakukan hanyalah menegur atau balik membentaknya saja, dan hal tersebut tentu tidak memberikan efek jera sama sekali.

Wanita cantik itu terisak lirih. Andai saja dulu ia lebih berani mengambil tindakan nyata seperti bercerai, mungkin kedua anaknya akan hidup jauh lebih baik. Tapi sekali lagi, cintanya kepada Taehyung membuatnya lemah dan tidak bisa berkutik.

Taehyung tiba-tiba melepas pelukannya lalu bersimpuh. Sontak saja aksinya itu membuat Jennie dan Yeonjun membelalak tak percaya.

“Yeonjun, Papah minta maaf, Nak... Papah minta maaf... Papah benar-benar minta maaf...”

Pantang menyerah, Taehyung masih keukeuh dengan permohonan maafnya. Yeonjun yang melihatnya semakin tak tega. Orang yang membencinya itu kini memohon dan berlutut di hadapannya.

Mungkin perkataan Beomgyu memang benar. Ayahnya ini sekarang sudah menyayanginya dan sadar atas segala macam kelakuan biadabnya di masa lampau.

“Pah, jangan seperti ini, Pah. Bangun, Pah. Jangan berlutut di hadapanku.”

“Papah memohon belas kasih dan kemurahan hatimu, Nak... Papah minta maaf... Tolong mamafkan Papah... Tolong maafkan Papah...”

Yeonjun meraih kedua tangan Taehyung yang masih memegangi betisnya kemudian memintanya bangkit. Ia masih punya hati nurani. Sebrengsek apapun, orang di depannya ini tetaplah ayah kandungnya.

ta mátia || Taennie ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang