Chapter 04

7.7K 384 176
                                    

Jennie menghampiri suaminya yang tengah menonton televisi di ruang tengah. Tangannya membawa dua mug berisi coklat hangat dan menyerahkan salah satunya.

“Terima kasih, Sayang.” Taehyung tersenyum tampan lalu menepuk-nepuk pahanya. “Sini duduk, temani aku menonton ini.”

Tanpa diperintah dua kali Jennie langsung menurut. Duduk nyaman di pangkuan sang suami dengan sebelah tangan kekar itu melingkari perut rampingnya.

“Acara apa, Mas?”

“Film, Sayang.”

“Film? Film apa?”

“Horor sepertinya?”

Mata cantiknya melirik jam dinding yang kini menunjukkan pukul setengah dua belas malam. “Belum mengantuk memangnya?”

“Belum.” kecupan ringan mendarat di pipi tembem itu. “Temani aku ya? Semenjak buta aku tidak pernah menonton film berdua denganmu.”

Jennie tersenyum kecil dan mengelus-elus lengan Taehyung yang berada di perutnya. Benar juga, semenjak Taehyung mengalami kebutaan dulu, hubungan keduanya bisa dibilang cukup berantakan.

Taehyung yang selalu murung dan tidak mau berinteraksi dengan orang. Bahkan setahun pertama kebutaannya, lelaki itu juga mendiamkan Jennie dan berubah menjadi pemarah karena kondisinya.

Sedikit bercerita mengenai kebutaan yang dulu dialami oleh ayahnya Yeonjun dan Beomgyu ini. Taehyung buta karena kecelakaan. Mobil yang dikendarainya tabrakan hebat dengan mobil tronton dan sukses merenggut penglihatannya, juga merenggut janin tujuh bulan yang saat itu dikandung Jennie.

Ya, saat itu Jennie hamil anak ketiga. Berbeda dengan Yeonjun dan Beomgyu yang memiliki rentang usia dua tahun saja. Anak ketiga ini memiliki rentang usia yang agak jauh dari Beomgyu, yaitu lima belas tahun.

Calon bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang diidam-idamkan Taehyung itu akhirnya hadir di saat Beomgyu sudah duduk di bangku sekolah menengah atas.

Namun rupanya Tuhan memiliki rencana lain. Bayi perempuan itu tidak pernah lahir. Dia meninggal dalam kecelakaan tersebut. Padahal saat itu keduanya baru pulang dari dokter kandungan setelah memeriksakan tumbuh kembangnya yang katanya sangat sehat.

Kematian itu benar-benar misteri. Kapan dan di mana, tak peduli siapa dirimu serta berapa usiamu. Jika Tuhan sudah berkehendak saat itulah kematianmu, maka itulah yang terjadi.

Taehyung sangat terpukul. Pikirannya kacau balau karena kebutaannya, calon bayi cantiknya yang pergi meninggalkannya, serta fakta bahwa Jennie tidak bisa hamil lagi setelahnya.

Kecelakaan itu sangat parah, Jennie mengalami pendarahan hebat dan hampir saja kehilangan nyawanya.

Taehyung benar-benar menyalahkan dirinya sendiri, ia frustasi dan bahkan hampir melakukan percobaan bunuh diri beberapa kali.

Namun Jennie selalu berusaha memberikan motivasi hidup kepada cinta sejatinya tersebut. Jennie tetap setia meskipun keadaan Taehyung bisa dibilang cacat saat itu. Ia tetap telaten dan sabar mengurus Taehyung hingga perlahan-lahan suaminya itu mulai kembali menemukan semangat hidup.

“Melamun, hmm?”

Jennie terlonjak kaget karena Taehyung iseng menusuk-nusuk pipi gembilnya.

“Kau mengantuk, Sayang? Kalau kau mengantuk tak apa, aku bisa menontonnya sendiri. Kau tidur saja.”

“Tidak tidak tidak. Aku akan menemanimu, tenang saja. Kalau perlu kita begadang sampai pagi. Aku kuat kok.”

Taehyung menampilkan cengiran kotaknya. Ia menyimpan mugnya lalu memeluk Jennie lebih erat dengan kedua lengannya. Sungguh ia sangat mencintai wanita cantik ini.

ta mátia || Taennie ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang