Chapter 12

7K 296 10
                                    

Beomgyu berteriak histeris dan berlari kalap menuju dapur. Sedangkan setan wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Winter itu kini terkikik senang lalu menghilang beberapa saat kemudian.

“Ya Tuhan! Hhhh... Hhhh... Hhhh...”

Beomgyu yang masih syok lahir batin itu menyandarkan tubuhnya pada kulkas seraya terus mengatur nafasnya. Demi apapun juga, selama 19 tahun hidupnya, tak pernah sekalipun dalam mimpinya kalau ia akan melihat setan buruk rupa dalam jarak sedekat itu.

“Hhhh... Hhhh... Rasa-rasanya jantungku hampir saja loncat keluar dari tempatnya. Hhhh... Sialan memang, sekalinya dapat pelukan dari wanita tapi wanitanya malah setan.”

Masih terus mengatur nafasnya, ia menenggak sebotol air dingin yang barusan diambilnya dari dalam kulkas. Lalu beralih menyalakan keran wastafel untuk membasuh darah kering di sekitaran hidungnya, sekaligus membasuh wajahnya.

Deg!

Namun aktivitasnya itu seketika terhenti saat ada bau anyir dan amis yang tiba-tiba menyeruak. Saat membuka mata, alangkah terkejutnya ia saat mendapati air dalam tadahan tangannya itu adalah darah. Air yang mengalir dari keran wastafel itu kini berubah menjadi darah.

“YA TUHAAAAAAAAAAAAAANNN!”

Jeritan histeris itu terdengar lagi ke seluruh penjuru, tungkai jenjangnya langsung bergerak meninggalkan area dapur dan berhenti di ruang tengah saat menjumpai Jennie tergopoh-gopoh menuruni anak tangga sambil memegangi pundak kirinya.

“Mamah?!” Beomgyu senang bukan main melihat Jennie, namun beda halnya dengan Jennie yang malah menjerit kalap melihat dirinya.

Bagaimana tidak? Rambut, wajah, serta baju yang dikenakan putranya penuh darah semua. Terlebih baju itu warnanya putih, semakin kontras saja jadinya.

“SETAAAAAAAAAAAAAAAAANNN!”

“MAMAH, YA AMPUN! INI AKU, MAH!”

“Oh?” setelah sadar bahwa sosok creepy itu adalah putra bungsunya, Jennie langsung beringsut mendekat. “Gyu? Ya Tuhan! K-kenapa kau dipenuhi darah seperti ini?”

“Ceritanya panjang, Mah.” sepasang mata tampan itu kini menelisik wujud sang ibu yang terlihat seperti korban aniaya.

Wajah cantiknya lecet sana-sini, ada darah merembes di pelipis kananya, lengan bajunya robek, dan yang membuatnya ngeri adalah leher putih itu dipenuhi memar seperti bekas dicekik.

“Mah, apa yang dilakukan Yeonjun dan kawan-kawan terkutuknya itu kepada Mamah?”

“Ceritanya panjang, Nak. Sekarang ayo kita keluar dulu dari rumah angker ini.”

Beomgyu mengangguk dan dengan segera melingkarkan lengan kanan Jennie pada pundaknya, memapahnya dengan perlahan. Jennie merintih kesakitan, benturan punggungnya pada dinding tadi tak main-main masalahnya.

“Hahahahaha...”

Hihihihihihi...”

“Hahahahaha...”

“Hahahahaha...”

Tubuh keduanya sontak menegang mendengar tawa-tawa aneh yang menggema tersebut. Suaranya terdengar saling bersahutan satu sama lain dan keduanya yakin asalnya bukan hanya dari satu sosok.

Suara tawa berat, cekikikan wanita, tawa nyaring anak kecil, campur aduk semuanya.

Suasananya semakin aneh, tekanan udara di sana seolah membuat keduanya kian sesak untuk bernafas. Hawa-hawa ghaib terasa kian menusuk bersamaan dengan munculnya derap langkah cepat diiringi suara cekikikan anak kecil di sana.

ta mátia || Taennie ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang