****
Pagi ini seperti biasa yg menjadi tujuan pertama kali Ara ketika sampai di sekolah adalah kantin. Baginya tidak ada lagi tempat senyaman kantin, uks dan tentu saja rooftop.
Di kursi paling pojok terlihat seorang lelaki yg baru baru ini membuat pikiran Ara kacau balau. Ditemani segelas susu putih cap beruang iklan naga ia meminumnya dengan sangat hati hati, bak chef yg tengah mencicipi hidangan dan selalu siap mencaci maki para peserta lomba makan kerupuk dikampung sebelah.
"Pucuk dicinta ulam pun tiba" senyum lebar pun terpasang di wajah Ara.
Ide bagus untuk hari ini, Ara akan menemui Geo dan meminta maaf kalau kalau ia punya salah.
Memang begitulah, ia sangat lembut pada sang pujaan hati dan akan berubah menjadi singa yg sedang pms pada orang lain.
"Hai pagii!" sapa Ara semanis mungkin, namun lelaki itu hanya membanting muka, Oh tidak! ada drama apalagi ini?
"Hari ini ulang tahun aku, kamu gak lupa kan?" senyumnya masih belum sirna berharap kali ini ia mendapat jawaban yg semestinya.
"Penting banget emang?" jawab Geo dengan tampangnya yg dingin, sejak kapan manusia ini tertular virus dinginnya si Albi?
Bagai tersambar petir di siang bolong, ingin sekali jantungnya menjatuhkan diri saking terkejutnya.
Ah ya, tentu saja ini belum apa apa Ara masih kuat, masih bisa berdiri walau satu kaki nya sudah tidak kuat lagi menumpu.
"OM BEN ARA PESEN EH TEH MANIS YAA! TOLONG BANYAKIN ES NYA KALO BISA KASIH DISKON JUGA HEHE KAN ARA PELANGGAN SETIANYA OM BEN."
"GA TEH ANGET AJA NENG? INI KAN MASIH PAGI."
"DISINI UDAH ANGET SOALNYA OM, BURUAN YAA! ARA KEHAUSAN INI BELUM MINUM DARI KEMAREN."
"OKE KALO BEGITU 5DETIK LAGI MELUNCUR."
"OM BEN EMANG THE BEST!"
"Ko kamu jadi gini ya? ah aku tau kamu pasti lagi nyiapin kejutan kan buat aku? kamu gak pandai bohongin aku tauu."
"Kalo mau caper bukan disini tempatnya."
"Geo udah dong aku tau kamu lagi berusaha mati matian kan buat nahan ketawa, aku tau banget kamu paling gabisa marah sama aku. Apalagi sekarang aku ngerasa gabuat salah apa apa."
"Jijik tau gak sih lo, gausah so baik sama gue!"
Ara tetap bersikeras bahwa saat ini Geo hanya berpura pura, meskipun begitu dalam hati kecilnya ia tidak bisa berbohong ini bukanlah sesuatu hal yg bisa dimanipulasi ini nyata dan sepertinya Geo sadar telah mengucapkan sesuatu yg membuat dada Ara sesak.
"Kalo aku punya salah tolong maafin ya."
"Plis stop bersikap manis di depan gue! gue muak! nyokap sama anaknya sama sama sampah!"
"Yeu si anying! dibaikin malah ngelunjak mau lo apasih hah? salah gue apa? dan lo berani beraninya bawa nyokap gue! tau apa lo hah tentang nyokap gue?!"
Akhirnya roh roh jahat telah memasuki diri Ara kembali, persetan dengan semuanya Ara tidak terima jika ada yg menyangkut pautkan bundanya dengan masalah pribadinya.
Dan jangan lupakan ia sudah mencoba sekuat tenaga untuk bersikap lembut, menjadi air yg tenang disaat Geo mengobarkan apinya. Namun bukankah manusia punya batas kesabarannya masing masing?
Sabar ko ada batasnya? holly shit! kita manusia bukan Tuhan.
"Masih nanya? salah lo dan nyokap lo dimana? pura pura bego lo?"
"Coba sebutin salah gue dan nyokap gue dimana?"
"..."
"Jawab dong sialan! lo pasti ngada ngada aja kan karna pengen gue ngejauh! seneng seneng sama selingkuhan lo itu! HAHA YAUDAH SIH PERGI AJA GUE JUGA UDAH MUAK! BARANG RONGSOKAN KAYA LO GA PANTES DISANDINGIN SAMA BERLIAN KAYA GUE!"
"Ckk.. MENURUT LO? LO LUCU?"
Plakk..
"LO KIRA GUE LAGI IKUTAN STAND UP COMEDY HAH?!"
****
"Gausah keluar lagi bisa gak si ni air mata! ngeganggu mata gue aja tau gak lo pada!"
Beberapa saat setelah momen mengecewakan di hidupnya terjadi, rooftop kembali terpilih jadi tempat pembuangan air mata secara sia sia.
Ya, tentu saja menangisi orang yg sudah menyakiti itu termasuk perbuatan yg sia sia bukan?
"Berisik."
"Salah banget deh gue pake hati, akhirnya jadi sakit banget." ujarnya dengan memukul mukul dada.
"Alea."
"NAMA GUE ARA! LO GAUSAH BIKIN GUE TAMBAH NAEK DARAH DEH!"
"Lambang unsur emas?"
"Bentar bentar! gue mikir dulu."
"Satu"
"ALBI IH BENTAR DULU!"
"Dua"
"WOI DIAM!!!"
"Tig__"
"Ag kan ya? iya bener Ag!"
"Salah!"
"BODO AMAT! PERGI LO!"
"Ikutin gue."
"Eh eh kemana? jangan bilang ke penginapan!"
****
>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Alea
Teen FictionTidak ingin dihujat tapi kelakuannya bikin orang lain ngucap astaghfirullah terus, sosok manusia yg tengilnya minta diampunin tapi susah, gak diampunin y gimana y terserah aja Panggil saja ara kalo dipanggil alea dia gabakal noleh, emang so anak nya...