****
"Apalo liat-liat?!" tuduh Ara pada seorang lelaki yg menabrak nya kemarin.
"..."
"Kalo ada orang ngomong tuh dijawab!"
"Penting?"
"Lo ga ngerasa bersalah sama sekali gitu?"
"Salah gue dimana?"
"Salah lo dilahirin tanpa punya hati!"
"Mulut lo sampah."
Memang bukan Ara namanya jika sehari saja tidak membuat masalah. Baju seragam acak acakan, dasi dijadikan ikat kepala, kaos kaki motif doraemon dan sudah dipastikan jadi musuh bebuyutan osis.
"AYO MAJU SINI ANYING!" ujar nya dengan memasang kuda kuda.
"Woy woy ada apa ini pagi pagi udah mau tawuran" tegur Dwi si ketua kelas .
"Ini anggota kelas lo ngeselin banget dari kemarin."
"Terus lo anggota kelas mana? ko bisa bikin kributan dikelas para pejabat."
"Dewi lo punya berapa nyawa?"
"HEH NAMA GUE DWI BUKAN DEWI GAPAKE E LAELA ZARA!"
"YEU ANAK DUGONG NAMA GUE JUGA BUKAN LAELA!"
"SIAPA SURUH PUNYA NAMA RIBET BENER!"
"MULUT LO ITU YA PENGEN BANGET GUE TABOK APA?!"
"Tes tes tes 1 2 3"
"Sssttt, diem diem bakal ada kabar bahagia nih kayanya" ucap Ardian mengalihkan perhatian Ara dan Dwi.
"Bau bau kebahagiaan inimah."
"Freeclas pasti!"
"Rapat guru dah gitu kita semua dipulangin."
"Libur lah libur."
"Gengss kita shooping kuy?"
"Asyikkkkk pulang cepet!"
Sudah dipastikan semua murid di Matahari High Scool menginginkan freeclas atau tidak pulang lebih awal yg mana mereka akan menghabiskan waktu itu untuk bersenang-senang nongkrong sana sini sampai lupa waktu pulang, balik rumah kena omel orang tua lalu mengeluarkan jurus 'habis kerja kelompok'.
"Diberitahukan kepada seluruh ketua kelas dan sekretaris kelas 11 harap segera berkumpul di Ruang Osis skarang juga, sekali lagi kepada.."
"YAH PENONTON KECEWA" ucap Misel mewakili semua teman sekelasnya.
"Dew lo aja sndiri yak, gue males" Ara sang sekretaris yg sering ternistakan.
"Lo aja ra."
"Lo lah kan lo ketua kelas."
"Lah kan disuruh nya juga ketua kelas sama sekretaris."
"Hoream."
"Lo mau turun jabatan?"
"Iya turunin aja dah bosen gue dari klas 10 di gajih kagak."
"Sayang duit kas jubaedah kalo harus ganti struktur organisasi."
"Y klo gitu ngana berangkat sndiri aja gausah ngajak gue."
"Ra gabosen apa ngoceh mulu?"
"Suruh siapa lo ngejawab omongan gue trus?"
"Skarang pelajarannya Pak Joko lo kan anti banget" beritahu Misel.
"Oiya hampir aja gue ngebuang waktu emas yg udah Osis kasih buat bolos pelajaran dia."
"Kalo skarang pelajaran Pak Joko gue juga haiyukk!"
"Ikut-ikutan aja lo udah diem disini aja lah, amanin tu guru kalo perlu ingetin ngajar matematika ya matematika aja jangan bercabang kemana-mana orang mau ke toilet malah dinasehatin panjang kali lebar heran sekaligus kesel gue" ujar Ara dalam satu tarikan nafas.
"Ra dapet undangan nih."
"Dari siapa?"
"Panitia neraka, kapan mau mampir katanya" jawab Misel yg langsung dihadiahi geplakan maut oleh Ara "Sakit ego!!"
"Apa gunanya si Haikal kalo gitu?"
"Lah ko jadi gue?"
Haikal yg sedang khusyuk bermain ludo dengan Dodi hanya memutar bola matanya jengah tidak ingin terlibat dalam permasalahan rumah tangga antara Ara dan Dwi yg ada hidupnya makin runyam, namun jika sudah menyangkut harga diri haikal pun tidak bisa tinggal diam lagi.
Terobos aja lah tuman batinnya berteriak!
"Ya lo kan punya badan beda dari yg lain masa ga.."
"GAK APA HAH? MAU GUE TINJU LU?"
"LAH KO NYOLOT?!"
"LO DULUAN BAWA-BAWA GUE!"
"SANTAI DONG GAN!"
"Dew ayo berangkat udah telat nih."
"DIEM LO" sentak Haikal dan Dwi secara bersamaan.
"FAKK, GUE DULUAN LAH ZENGKEL LAMA-LAMA DIEM DIKELAS INI NGOMONG NYA PADA PAKE OTOT!"
"Permisi neng kaca nya 20rebu dapet 3nih lagi diskon" sahut Ardian.
"Masih kemahalan itu kang!"
"Kalo buat eneng sih aa kasih gratis."
"Yaallah apa salah princess sehingga harus sekelas sama orang setres semua!"
"PERGI JAUH-JAUH LO ARA!" jawab anak kelas serempak.
"GUE PERGI BYE!"
****
Albi Arienda
KAMU SEDANG MEMBACA
Alea
Genç KurguTidak ingin dihujat tapi kelakuannya bikin orang lain ngucap astaghfirullah terus, sosok manusia yg tengilnya minta diampunin tapi susah, gak diampunin y gimana y terserah aja Panggil saja ara kalo dipanggil alea dia gabakal noleh, emang so anak nya...