****
Dari pagi buta Ara sibuk berkutat di dapur, mengolah bahan-bahan yang sebelumnya telah ia lihat di youtobe, terlihat gampang tapi setelah dicoba malah membuat darahnya mendidih, kesal.Bibir mungilnya mengerucut, apa acara masaknya ia sudahi saja? padahal dari semalam Ara sampai tidak bisa tidur memikirkan bekal apa yang akan ia bawa untuk Albi- sebagai bentuk rasa terimakasihnya.
"Apa nasi goreng aja?" Ara menggeleng "Gampang banget gaada tantangannya."
Dagu ditopang, alis bertaut, bingung jadinya bekal apa yang akan ia bawa.
"Oke google masakan apa yang akan disukai mas crush- eh ralat TEMEN."
"Jadinya temen apa crush jenab." jawab si operator google.
"Loh anj ko nyolot, lama-lama gue matiin juga nih data seluler biar mampus lo gabakal bisa ngebacot lagi." maki Ara dengan menekan-nekan keras layar ponselnya.
Jangan aneh, apapun bentuknya Ara tidak akan pernah segan untuk ngebantai selama itu menyulut emosinya. Pisau daging pun telah ia genggam erat, jaga-jaga kali aja si google hidup lagi.
"Buset udah jam 6 lebih, mana gue belum mandi." rutuk Ara setelah melihat jam di ponsel nya.
Ara berjalan beberapa langkah, memeriksa nasi yang berada di dalam magicom yang tadi sempat ia masukan, sujud syukur ia tidak lupa menekan tombol cooking sehingga nasi itu bisa matang.
Karna sisa waktu yang sedikit, akhirnya gadis itu memutuskan untuk membuat nasi goreng- gampang, gak ribet. Lalu diirisnya bawang merah dan bawang putih secara bergantian, setelah nya ia mengambil 3 buah sosis yang berada di dalam kulkas.
Mengeluh beberapa kali karena tidak dapat menemukan kecap, Ara mendecak saat ternyata apa yang sedang ia cari ada di hadapannya.
Kata Bunda Ririn tea mah 'lamun oray pasti macok'
Ketika ke luar dari kamar hendak menuju dapur untuk mengambil air minum Bunda Ririn langsung di landa kepo, tumben-tumbenan anak nya ini sudah mejeng di dapur. Sungguh hal yang patut di waspadai.
Jangan sampai ada berita seorang gadis sengaja membakar rumah nya sendiri di duga karena kesal tidak mendapat jatah warisan.
"Bikin naon Ara?" tanya bunda Ririn akhirnya setelah beberapa menit hanya diam memperhatikan.
"Nasi goreng telur mata sap- ayam." koreksi Ara yang benar saja kan sapi tidak bertelur ko bisa sih orang-orang menyebut nya telur mata sapi, aneh.
"Tumben, gak lagi kesurupan karuhun kan?"
Ara merotasikan bola matanya "Bunda ya kalo ngomong selalu aja ngasal."
"Sama kan kaya kamu."
"Turunan bunda sih."
Bunda Ririn hanya mengangguk-anggukan kepalanya kecil, kemudian mengambil sendok dan menyuapkan nasi goreng yang sebelumnya ia tiup-tiup lebih dahulu.
"Enak Ra, apa gak ada keinginan buat ikut ninja warior?"
"Gak ada, pengen nya sih belajar tinju, biar nanti gampang ninju orang yang suka cepuin Ara." tutur Ara menatap sinis Bunda Ririn, yang di tatap hanya diam dengan kedua tangan bersedekap dada.
"Ara mau ikut bunda ke kecamatan?"
"Ngapain?"
"Ngeluarin kamu dari kk."
"Asik dong nanti Ara punya kk baru, kalo bisa sih Ara juga mau nyari keluarga konglomerat buat Ara tumpangi idup."
"ARA!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alea
Teen FictionTidak ingin dihujat tapi kelakuannya bikin orang lain ngucap astaghfirullah terus, sosok manusia yg tengilnya minta diampunin tapi susah, gak diampunin y gimana y terserah aja Panggil saja ara kalo dipanggil alea dia gabakal noleh, emang so anak nya...