12

665 196 192
                                    

****




"Coba lo jelasin dari mana aja lo sampe malem gini baru pulang?" tanya Misel dengan raut wajah kecewa.

"Open bo neng buat neraktir kalian, mulia sekali kan diriku ini." jawab Ara tanpa rasa berdosa sama sekali, sedetik kemudian "OH ASTAGA TEMEN TEMEN Q YG CANTIK INI NYIAPIN SURPRISE TERNYATA TERHURA BANGET SIALAN HIKS."

"Telat banget Ara lilin nya udah habis dari tadi, apa Nana beli lagi aja di warung?" tanya Nana.

"Gak gitu ceritanya Na lilin yg kaya gitu mah cocoknya buat nerangin idup si Misel yg gelap gulita."

"Berisik babik! cabut aja deh Na tuan rumahnya malesin kelakuannya nya mirip bgt sama anjing."

"Jadi gue sebenernya babi apa anjing hah jamal?" tanya Ara dengan menaikan nada bicaranya, situasi yg pastinya akan berakhir kacau.

"Ck lo makhluk paling najis di muka bumi ini."

"Lah ngajak berantem juga rupanya, baru belajar ilmu hitam ya lo? cih gak ada apa apanya kalo dibandingin sama gue mah."

"Lo!" tunjuk Misel.

"Apa anj."

"Bangsat sini lo maju!"

"Dih ya lo aja sini duluan, lo jual gue beli murah habis itu gue jual lagi pake harga mahal."

"Gausah banyak bacot deh, lo manusia gatau diri banget!"

"Kalo gue banyak bacot, selama ini lo apa? dakwah?"

"LO TAU GAK SIH SEH—"

"ANJ MISEL LO GAUSAH TERIAK TERIAK JUGA GUE GAK BUDEG!" jerit Ara langsung menjambak rambut Misel.

Pertumpahan darah pun tidak dapat lagi terlewatkan, Nana yg otaknya sangat sulit untuk mencerna hanya diam membisu sembari membatin apa yg ia harus lakukan sekarang?

Menelpon bunda Ririn?

Menjemput pak rt?

Mengumpulkan bapa bapa yg sedang ronda?

Atau

Memanggil ambulan?


"DEMI ALEK KUKU LO TAJEM TAJEM BANGET ANJ." teriak Ara yg tangannya semakin kuat menjambak rambut Misel.

"GUE ASAH TADI, FEELING GUE EMANG GAPERNAH SALAH KALO LO PASTI BAKAL BUAT ONAR."

"Ara Misel kalian bisa di—"

Brukk

"NA!"

"NANA!"

"ANJ MUKA SI NANA HABIS KETUTUP SAMA KUE."

"GARA GARA LO ARA DORONG DORONG GUE TERUS."

"DIH CAPER LO, SIAPA SURUH TUH TANGAN NAKAL BANGET PAKE MASUK MASUK KE BAJU GUE SEGALA."

"YA KARNA GUE GABISA LIAT, MATA GUE LO TUTUPIN KAMBING."

"ABSEN SEMUA DAH TUH KERABAT KERABAT LO MALIH."

"hikss"

Ara dan Misel yg masih saja sibuk berdebat sama sekali tidak terpengaruh oleh tangisan Nana yg memilukan.

Jangankan untuk membantu membersihkan sisa sisa kue di mukanya, membantu nya untuk berdiri pun tidak.

Ya allah kenapa engkau pertemukan Nana dengan orang orang seperti mereka — batinnya.



〽️



"Ya Allah Ra, eta muka habis di keroyok siapa?" tanya bunda Ririn kaget ketika melihat rupa Ara pagi ini.

"Semalem habis misahin anjing sama kucing bun eh malah muka Ara kena cakar gatau diri banget kan" jawabnya dengan menyuapkan sesendok nasi goreng yg telah dibuatkan sang bunda, Ara baru sadar jika dari kemarin belum memakan satu suap pun nasi "Ah berat badan Ara kayanya turun 5kg nih bun."

"5kg ndasmu." cibir bunda Ririn "Maafin bunda ya semalem gak hadir di perayaan ulang tahun kamu, soalnya di toko lagi sibuk sibuknya."

"Selow aja lah kaya sama siapa aja, btw kado nya mana atuh bun?"

"Ara mau apa dari bunda?"

"Gak aneh aneh ko minta uang 10jt aja, Ara pengen ngerasain gimana jadi orang kaya walau cuma sehari."

"Bunda mending buang kamu ke panti asuhan aja ya Ra?"

"Gapapa bun gausah repot repot Ara bakal gadein sertifikat rumah ini."

"Kalo gitu bayar biaya hidup dari kamu lahir sampe sekarang."

"Loh bunda ko perhitungan? emang Ara bilang pengen lahir gitu kan engga? yg pengen anak kan bunda, jadi ya tang—"

"Bisa diam ga?"

"Tanggung amat bun yaolo."

"Jadi utang kamu sama bunda kalo diitung sehari 100 ribu di kali 6025 hari totalnya jadi 620.500 belum ditambah biaya persalinan, baju baru tiap lebaran, baju seragam–"

"Sudah cukup! Ara pamit ke sekolah ya bunda cantiqqqq mwaaaah."


****








Akhir akhir ini lg ga mood bgt buat nulis, monmaaf juga klo g ngefeel ya ಥ﹏ಥ

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang