20

437 96 166
                                    

****

Drrrt

Sudah ketiga kalinya ponsel Ara berdering, namun gadis itu masih saja betah berada di alam mimpinya. Seolah-olah tuli, hingga akhirnya goncangan hebat menerpanya.

"ARA!" teriak bunda Ririn dari balik pintu.

"Annyeonghaseyo, kamsahamnida." jawabnya dengan mata yg masih tertutup rapat.

Kasur yg di tempati Ara tidak lagi berbentuk, sarung bantal, guling sudah tergeletak di mana mana. Sepertinya tadi malam ia sudah melakukan perang besar-besaran bersama penghuni kamarnya. Baik, cukup jangan dilanjutkan lagi.

"IH APA SIH INI KO BASAH?" tanya Ara heran.

"Ko bau juga?"

"Jangan-jangan?"

Ara kemudian bangun, menghirup dalam-dalam aroma itu untuk memastikan apa yg sebenarnya terjadi. Ia sangat berharap bahwa tebakannya kali ini salah, demi alek bunda nya akan membuang nya ke sungai jika hal itu sampai terjadi.

"Sial!"

"ARA BURUAN BANGUN BANTUIN BUNDA!"

"Goblok banget Ara." makinya pada diri sendiri.

"IYA BUN TUNGGU BENTAR!"

Ceklek!

"Meni lila pisan ai maneh Ara!"

"Maaf atuh bun hehe."

"Naon cengengesan kitu?"

"Nya kunaon ai bunda marah-marah wae."

"Bau naon sih ieu meni ngahiliwir kieu." ujar bunda Ririn dengan mengenduskan idungnya untuk mencari tau dari mana asal aroma itu.

"H—hah?"

"Ra?"

"Naon bunda?"

"Maneh ngompol?"

"HEHEHE."

Pletak!

"IH BUNDA SAKIT!"

"CUCI SING BERSIH AYENA OGE!!"

◦•●◉✿oOo✿◉●•◦

Niat hati ingin bermalas-malasan, tidur dari malam sampai malam lagi, menonton drakor, ngemil, chatingan bareng doi. Namun tentu saja rencana itu harus terbuang sia-sia, hanya karna keegoisan kandung kemih nya.

Setelah mendengarkan pengajian dadakan dirumah nya itu, dengan berat hati Ara di vonis kerja rodi selama sebulan di toko kue bunda nya sendiri.

"Demi alek bunda gak bisa apa ngasih hukuman tuh yg ringan dikit?" keluh Ara.

"Sekali lagi ngomong, bunda tambahin jadi dua bulan."

"IH BUNDA MAH SAMA ANAK SENDIRI JAHAT BANGET."

"Sana berangkat, kalo udah nyampe langsung sapuin terus pel juga."

"Bunda atuh kan Ara juga gak sengaja."

"Nanti bunda bantu cepuin ke Albi, sans aja Ra sama bunda mah."

"LOH KO JADI BAWA-BAWA ALBI?"

Tok tok tok

Perdebatan antara kedua manusia itupun terhenti, Ara bergegas bangun dari duduknya kemudian berjalan kearah pintu untuk membantingnya.

/g bercanda

"Ara." sapa orang tersebut.

"Loh ngapain?" tanya Ara enggan menatap wajahnya.

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang