Jangan Lupa vote dan Komen! Instagram Viraasm_
Pesawat akan berangkat tepat jam 06.30, Bagus dan Nindya telah berada di bandara sesaat setelah sholat subuh.
Ada sekitar 6 koper yang Mereka Bawa, Ada beberapa Ibu-ibu pengurus Persit yang mengantar dan Beberapa Anggota.
Begitulah Perwira, tidak akan berdinas Lama. Akan mengunjungi tempat baru atau mungkin kembali ke tempat semula.
Anak pun harus ikut berpindah sekolah, Seperti Anta Dan Anin. Saat SD saja hampir pindah 4 kali, karena takut ketinggalan pelajaran akhirnya Mereka tinggal bersama Kakek dan nenek.
Baru saja Anin dan Anta berkumpul bersama Kedua orang tua nya, sang Ayah sudah dipindahkan Dinas lagi ke pulau sebelah.
"Mas Nanti Berkas-berkas Adek di lihat lagi ya kalau ada yang ketinggalan" Bagus Mendekat kepada anak Lelaki satu-satunya itu "Iya"
"Mas Alfa Titip Anta ya" Ujar Nindya "Gampang Tante, Kalau Malas belajar ntar Alfa gak kasih makan" Mereka tertawa.
Anin memeluk Tangan Anta "Mas Anta kenapa gak ikut aja si?" Tanya Anin "Udah kelas tiga, sayang kalau ditinggal" Lelaki itu melepaskan Tangan nya lalu merangkul Adiknya.
Ini kali pertama Anta dan Anin Berpisah, Karena sebelum nya walaupun sang Ayah pindah tugas Anta akan tetap ikut pindah karena Ingin menjaga Anin.
Tapi untuk kali ini Anta harus menguatkan Hati, Dan membiarkan Adiknya terbiasa tanpa ada dirinya. Bukan Hanya karena dirinya yang sudah berada di ujung masa, dan Ada alasan lain mengapa Anta memilih tinggal.
"Mas ikut ayah dulu" Bagus mengajak Anak nya itu kesudut bandara "Ayah gak bosan-bosan nya ingatin Mas ya, Jangan lupa sholat jangan lupa ngaji ingat itu. Pokoknya Belajar dan berlatih, Pokoknya mas harus tunjukin Kalau Mas bisa, Ayah gak mau gunain Jabatan Ayah untuk memanjakan Mas, Ayah percaya sama Mas jadi Mas harus berikan yang terbaik untuk Ayah dan Mamah. Ingat!" Suara Bagus sangat Pelan Namun benar-benar membuat Anta tersentuh.
Belum Lama mereka bersama Akhirnya Harus terpisah lagi, Anta Sudah terbiasa Begini karena ini adalah tugas dari kedua orang tuanya sebagai Pengabdi Negara.
"Iya yah Ingat, Insyaallah Yang terbaik akan Mas tunjukin" Bagus menepuk pundak Anak nya itu "Ini ATM ayah, ATM Mas tadi udah di kasih ke mamah?"
"Iya sudah Yah" Anta mengambil Kartu berwarna Hitam itu "Nanti sisa uang di ATM mas, Ayah transfer semua biar kosong. Biar nanti itu Adek mu yang pakai" Anta mengangguk Paham.
"Mobil Nanti Biar Om Jarwo yang urus, Tanya kalau Om nya butuh Bantuan. Ntah itu Uang, atau sura-surat. Pokoknya apa yang Mas makan harus berbagi sama Mas Alfa, Apa ajalah berbagi pokoknya. Karena sekarang Keluarga Mas disini Cuma Mas Alfa" Lagi, Anta mengangguk Paham .
Setelah berbincang, Ayah dan Anak itupun Kembali ke tempat dimana Orang-orang mengumpul.
Anin Nangis memeluk Sang saudara Laki-laki "Dih kenapa?" Tanya Anta dengan Senyum tipis karena semua orang menatap Mereka "Nanya lagi, Sedih lah. Nanti Anin berangkat sekolah sama siapa? Yang antar jemput Anin siapa?" Nindya dan Bagus terkekeh.
"Gitu ya kalau gak pernah pisah Mba" Ujar seorang Wanita di samping Nindya "Iya Mba, Si Mas nya gak mau ikut. Padahal Sudah di paksa-paksa adeknya"
"Mah-Yah, Mas sama Mas Alfa berangkat ya. Takut macet dijalan" Anta mendekat ke Nindya "Iya sayang, Hati-hati di jalan ya. Jangan ngebut, Rajin belajar, Ingat semua yang Ayah bilang. Harus selalu ngabarin Mamah ya"
"Iya Mah" Anta menyalimi Kedua orang tua nya bergantian "Mas Anta Nyusul ya ke medan"
"Iya dek Ntar, Belajar yang benar jangan ngerepotin ayah sama mamah" Anta mengelus lembut puncak kepala sang adik "Mas nitip ya kasih ke Lintang"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTA Dan ALDA
Fiction généraleJUDUL SEBELUMNYA 'UNTUK CINTA' [BELUM DI REVISI! MAAF TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA] [Sequel Of Karena Cinta] Ini bukan tentang Badboy yg dingin, atau pun si pecicilan gak jelas. Ini tentang Alendanta Dharma Widodo, Si penurut yang hanya ingin Membaha...