Gue tuh agak bingung, masalahnya kan kemarin Haechan bilang nggak ikut rombongan WARGA 127 ke Bali, tapi pas Kak Taeyong nyampek di rumah gue buat jemput Kak Jungwoo, kok dia ada..?
Y-ya, gue gak mempermasalahkan Haechan yang sekarang duduk manis di ruang tamu rumah gue, sih. Tapi, jadi dia ikut gitu maksudnya?
Mana sama Kak Jungwoo deket banget. Ah, mungkin aja sih. Gue udah pernah, nggak sengaja, ngelihat Kak Jungwoo chatting sama Haechan —walaupun nggak tau juga mereka ngebicarain apa. Jadi ya beralasan banget kedekatan mereka.
"Ini mau istirahat di sini dulu, ntar malem berangkat," kata Kak Jungwoo ke gue. Gue cuma ngangguk-angguk tanpa antusiasme.
"Lo masak ya," pinta Kak Jungwoo. Enak banget ngomongnya sambil nyengir.
"Dih, gak mau," tolak gue mentah-mentah. "Kan ada Kak Taeyong sama Kak Doyoung yang jago masak itu, kenapa gue yang disuruh? Masak sendiri, dong."
"Ya masa tamu lu suruh masak, sih?"
"Biasanya kan gitu." Gue menggedikkan bahu.
"Masak aja, tamu adalah raja."
"Ck —"
"Oke, makasihhhhh!" Kak Jungwoo ngusak puncak kepala gue keras-keras sampe rambut gue agak berantakan —hish!
Karena nggak ada pilihan, jadi gue masuk ke dapur dan ngecek kulkas, kira-kira apa yang bisa dimasak dan cukup buat 7 orang. Biar gak bingung, nih gue absen: Kak Taeyong, Kak Doyoung, Kak Jisoo, Kak Miyeon, Haechan, Kak Eunseo, Kak Jungwoo.
Tapi hamdalah, cewek-cewek di depan akhirnya ikut masuk ke dapur dan bantuin gue masak. Jadi kerjaan gue agak enteng.
"Mumpung kita masih di sini, lo yakin gak mau ikut?" tanya Kak Eunseo.
Gue yang setengah bengong nengok, mikir sebentar sebelum akhirnya menggeleng.
"Padahal Jungwoo ikut, loh. Kenapa nggak sekalian aja? Masa sama Pak Taemin nggak boleh?" tanya Kak Jisoo.
"Boleh kok, Kak. Kak Jungwoo kan boleh," kata gue.
"Lah iya, kalo boleh kenapa lu nggak sekalian aja?" tanya Kak Eunseo.
Gue bergumam, dan kemudian menggeleng sambil ngulas senyum seadanya.
"Takut kayak dulu?" tanya Kak Eunseo. Sekali lagi gue noleh, natap dia dengan alis bertaut beberapa saat sebelum berdecak paham. To be honest, gue sama sekali nggak mikirin itu. Tapi begitu ditanyain gini, jadinya flashback dan ngira-ngira.
Seandainya gue ikut gimana, ya? Ayah marah lagi nggak, ya?
Ck, ah tapi ya udah, lah. Terlepas dari apa oun yang terjadi, gue nggak bakal ikut.
"Haechan nggak ikut, kok. Dia bareng sampe sini aja karena dia acara lain," kata Kak Eunseo lagi, sontak bikin Kak Jisoo mengernyit. Tandanya dia belum tau kalo gue pernah punya hubungan sama Haechan. Berarti Kak Taeyong nggak pernah cerita soal ini.
"Apa hubungannya sama Haechan?" tanya Kak Jisoo. Kan, kepo juga. Belum aja gue bilang.
Kak Eunseo tatap-tatapan sama Kak Miyeon. Sementara Kak Jisoo masih mandangin gue nuntut jawaban.
Jujur aja kali, ya? Lagia kan Haechan sepupu Kak Taeyong. Kalo nggak dapet jawaban dari gue, pasti Kak Taeyong cepet atau lambat cepu juga.
"Mantan gue, Kak," kata gue.
As predicted, Kak Jisoo heboh.
"Sumpahh????"
Gue ngangguk males.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Puzzle Piece ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] "Where's the missing puzzle piece?" » sequel of INEFFABLE « better read INEFFABLE and SUNSET first winterwoops ©2020