"HAPPY NEW YEAAAAAAARRRRRRR!!!"
Gue lari ke dalem rumah waktu Ayah nyalain kembang apinya tepat pukul 00:00. Ya gimana, emang seserem itu kembang apinya sekali pun di langit sana cakep banget. Mama bagian sorak-sorak sambil lompat-lompat. Gemes banget.
Selesai sama urusan kembang api, kesibukan jam-jam pertama tahun baru belum selesai. Kan gue bilang gue males masak, tapi Mama ke sini bawa-bawa panggangan. Akhirnya tetep repot juga —walaupun gue lebih banyak makan-nya sih.
"Sayang banget Jungwoo nggak di sini," keluh Mama. Gue tau gimana perasaannya, beliau kan emang jarang ngumpul sama keluarga ini. Bahkan kayaknya ini pertama kali setelah sekian kali tahun baru beliau ada di sekitar gue dan Ayah buat ngadain perayaan kecil-kecilan begini. Dan Kak Jungwoo malah main ke Bali.
"Kutuk aja, salah sendiri malah main," kata gue asal. Tapi malah ditabok masa?!
"Biarin, dia pasti spaneng mikirin kerjaan," bela Mama kemudian.
"Ya aku juga spaneng," sahut gue nggak mau kalah.
"Cieeee yang spaneng," goda Mama, bikin Ayah ikut ketawa-ketawa.
"Resolusi buat tahun baru dong, apa?" tanya Ayah sambil ngebalik irisan daging di atas bara setelah nyuapin gue satu.
"Apa, ya?" tanya gue sambil sedikit niup-niupin udara karena daging di mulut gue ini masih agak panas.
"Nggak kepikiran," kata gue kemudian.
Mama ketawa. "Lah, gimana?"
"Nggak tau." Gue nyengir. "Nggak kepikiran apa-apa, yang penting sehat aja biar semua urusan lancar."
"Amin," sahut Ayah.
"Sama ini," kata gue lagi. "Sering-sering ngumpul, ya?"
Ayah sama Mama kompak noleh gue yang berdiri di tengah-tengah mereka. Dan tanpa melanjutkan lagi, gue cuma menggandeng satu lengan Ayah di kiri dan Mama di kanan.
"Mau lagi dong, aaaaaa —hikk!"
Sial, gue yang mancing, malah gue yang K.O. Ayah ketawa ngelihat gue makan sambil nangis, Mama juga.
Tapi lebih dari apa pun, bahagia di dada gue ini nggak ada tandingannya waktu dua orang ini akhirnya ngurung gue dalam sebuah pelukan.
Kalo gue boleh bilang makasih ke Tuhan, gue pengen teriak sekenceng mungkin. Dan kalo gue boleh tamak, gue pengen situasi ini berlangsung tanpa akhir.
Gue pengen new year eve sekarang ini jadi keseharian keluarga ini sepanjang tahun —selamanya.
✨✨
Besoknya, gue kebangun jam 2-an siang karena kita bertiga tidur jam 4-an —tidurnya gelimpungan bertiga di kamar Kak Jungwoo, karena emang kasur Kak Jungwoo yang paling gede. Orangnya kalo tidur kayak orang kesurupan soalnya. Malem kepala di bantal, pas kebangun bisa-bisa ganti kaki yang bantalan. Pas gue bangun, Mama sama Ayah udah di dapur sih, lagi masak bareng.
"Sarapan apa, nih?" tanya gue setelah mandi sekalian ganti baju, nyusul ke dapur buat duduk doang di kursi makan.
"Sarapan apa udah jam 2 siang," sahut Mama.
"Kan masih makan pertama, jadi sarapan," kukuh gue.
Mama mandang Ayah sekilas, abis gitu menggeleng pelan.
"Eh, dari tadi hp kamu geter-geter, ada telepon dari Kak Dokyeom —siapa, sih?" tanya Mama.
"Oh? Hp ku mana?" tanya gue, baru inget kalo gue punya benda itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Puzzle Piece ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] "Where's the missing puzzle piece?" » sequel of INEFFABLE « better read INEFFABLE and SUNSET first winterwoops ©2020