"Lemes banget?" tegur Hwiyoung saat break rapat. Dia naruh se-cup iced coffee di depan gue, dengan senyum ramahnya yang biasanya.
Gue menggeleng. "Ngantuk aja, sih. Buat gue, kan?" tanya gue, nunjuk iced coffee yang tadi diraruh sama Hwiyoung dan dia ngangguk, mempersilakan gue minum.Hening. Gue nggak berusaha ngebangun obrolan, dan kayaknya Hwiyoung masih ada urusan lain sama hp nya. Tadi nggak sengaja kelihat sama gue, kebaca itu nama di atas chat roomnya "Jinny". Kayaknya sih cewek. Ya masa cowok namanya Jinny?
Now you know why gue nggak bisa baper segetol apa pun Hwiyoung ngajak gue jalan, kan? Dan gue rasa, gue nggak boleh. Tapi kalo dijadiin temen begini sih, oke. Vibe-nya Hwiyoung itu kayak orang yang welcome banget seandainya ada temen yang mau ngeluh. Beberapa kali juga gue lihat dia dengerin curhatan Ryujin, dan dia nganggepin dengan positif walaupun masalah Ryujin kadang sepele banget.
Beberapa menit gue mulai fokus sama bendelan kertas berisi materi yang perlu gue pelajari, hp gue ikut berdenting nyusul hp Hwiyoung yang berdering tanda ada telepon masuk.
Hwiyoung langsung beranjak buat ngangkat teleponnya, dan gue segera ngecek notif yang masuk di hp gue sendiri.
Mark
| kerja?Gue menghela napas. Menurut ngana?? Ada-ada aja, tanyanya nggak penting banget.
ting!
Mark
| nanti gue main ke apart lo ya?"..."
✨✨
Gue nggak tau apakah keputusan gue ini salah atau bener, tapi daripada ngebales dan mengiyakan Mark, gue malah ikut Hwiyoung ngopi. Yangvada di benak gue, asalkan nggak ketemu dia aja.
Padahal, mungkin aja kan Mark ngajak gue ketemu buat meluruskan masalah yang kemarin. Tapi... nggak tau, gue nggak siap.
Tapi ini nggak cuma berdua doang, kok. Ada Kak Changmin, Ryujin dan Kak Ten yang ikut.
"Ada apa lagi tuh bapak lo?" tanya Kak Ten sambil numbukin rokoknya ke asbak.
"Bapak gue kenapa? Tadi ke kantor?" tanya Kak Changmin bingung.
"Bukan literally bapak lu, bloon," toyor Kak Ten. "Si Doyoung."
"Ya elu segala ngomong bapak. Kan gue ketar-ketir kalo bapak gue dateng lagi ke kantor," cengir Kak Changmin.
"Ngapain, Kak?" tanya gue, sedikit ketawa.
"Biasa, orang tua. Suka iseng," kata Kak Changmin.
"Emang nih, kayaknya di antara puluhan crew kita yang keluarganya paling absurd tuh ya si Changmin ini," kata Kak Ten.
"Eh, inget nggak lu bapaknya Bang Changmin dateng ke sini bawa spanduk sama pake iket kepala tuh, orang-orang ngiranya mau demo taunya tulisannya 'HAPPY BIRTHDAY CHANGMIN'." Ryujin ngakak, mukulin pundak Kak Changmin yang cuma nyengir doang. Heran gue, ditindas begini dia masih sabar banget.
"Kayaknya seisi Neo Corps nggak ada yang nggak kenal Changmin gara-gara ini," timpal Kak Ten.
"Malu gue, anjir" rutuk Kak Changmin, tapi masih cengar-cengir. "Kaga lagi gue bolehin bapak ngasih surprise."
"Tapi emang Bang Doyoung kenapa, Bang?" tanya Hwiyoung, mutus bercandaan Kak tiga orang ini yang sebenernya masih asik banget.
"Nggak, sih. Gue firasat aja," dehem Kak Ten. "Agak gimana gitu dia sama Miyeon."
Ryujin ngangguk-angguk. "Gue kira gue doang yang merasa gini."
"Kenapa, Sun?" Kak Ten malah tanya ke gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Puzzle Piece ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] "Where's the missing puzzle piece?" » sequel of INEFFABLE « better read INEFFABLE and SUNSET first winterwoops ©2020