Sunny segera ngebukain pintu saat Xiaojun akhirnya dateng. Katanya dari kunjungan yang tempatnya searah sama apartemen Sunny, makanya mampir dulu.
"Bentar lagi kepala, nih," kata Sunny. Xiaojun cuma ketawa abis gitu ngelempar diri ke sofa.
"Begini doang capek banget gue, gak kebayang kalo beneran jadi kepala," keluhnya.
Sunny senyum tipis. "Udah makan?"
"Tadi makan sama atasan, sih. Tapi kalo lo mau mesenin boleh aja."
Sunny ngambil hp, ngelihat aplikasi ojek online-nya buat kemudian milih-milih mau delivery apa.
"Gue mandi, dong," kata Xiaojun.
"Mandi aja."
"Baju gue masih ada, kan?"
Tanpa sadar Sunny nahan napasnya, kemudian mandang Xiaojun dengan kelopak mata melebar.
"Apa?" tanya Xiaojun heran.
"Baju lo dipinjem Mark, hehe..." cengir Sunny.
Xiaojun makin mengernyit. "Kok bisa??"
"Kapan hari dia ke sini, posisinya celananya robek abis jatuh di kantor. Terus gue pinjemin baju lo."
"Kok gak pulang dulu aja? Kan bisa ke sininya kalo udah ganti baju dulu di rumahnya?"
Sunny meringis. "Lo pake baju gue aja, ya? Baju gue banyak yang unisex, kok."
Xiaojun menghela napas.
"Hehe, maap..."
"Mana bajunya?"
"Senyum dulu."
"..."
"Hiiii.." Sunny narik sebelah sudut bibir Xiaojun, dan akhirnya cowok beralis cetar itu ketawa tipis.
"Mana ini gue mau mandi, gerah," katanya sambil nyingkirin tangan Sunny dari wajahnya.
"Bentar." Sunny beranjak menuju kamar, dan Xiaojun kembali menghela napas.
Gimana ya, masalahnya, kadang Xiaojun itu anti kalo barangnya dipinjem sama orang yang gak begitu deket sama dia. Apalagi dengan konteks Mark... Xiaojun kesel, tentu aja. Tapi gak mungkin diperlihatkan ke Sunny juga, kan?
✨✨
Selesai mandi, Xiaojun balik ke ruang tengah. Masih dengan handuk kecil dikalungin di leher, dia ngambil hp Sunny dan ngecek udah sejauh mana abang ojol dan makanan mereka diproses. Sedangkan yang punya hp sibuk nonton drama di laptop, duduk di karpet sambil ngelipet lengan di atas meja dipake sebagai bantal.
"Korea terus," komentar Xiaojun.
"Acara TV gak ada yang bagus," sahut Sunny. "Sinetron mulu, gak ada gregetnya."
"Kan ngikutin pasaran juga, bukan sepenuhnya salah stasiun TV. Selera masyarakatnya harusnya juga berubah jadi lebih tinggi kalo pengen acaranya bermutu."
Sunny manggut-manggut tanpa ngalihin pandangan dari layar laptopnya. Ada benernya emang, gak cuma satu pihak doang yang seharusnya disalahkan. Mau gimana juga kan eksistensi suatu program tergantung rating. Kalo rating jelek karena gak ada yang nonton, jadi harus gimana? Mau gak mau emang harus ada kerja sama dan konsistensi.
"Tapi gue lihat tadi kayak ada undangan, deh?" tanya Xiaojun. "Temen lo ada yang mau nikah?"
Sunny ngangguk. "Minggu depan gue mau ke Lombok buat kondangan."
"Gilaaaa," decak Xiaojun. "Kondangan sampe ke Lombok lu???"
"Jangan salah, ini tamu VVIP ini." Sunny berdecak bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Puzzle Piece ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] "Where's the missing puzzle piece?" » sequel of INEFFABLE « better read INEFFABLE and SUNSET first winterwoops ©2020