Tapi nyatanya, beberapa hari berlalu setelah malem reuni gue sama Mark itu, gue gak ketemu lagi sama dia. Chat enggak, telepon apalagi. Gue mau nyimpen nomor yang dia pake buat ngehubungin gue waktu pengumuman interview itu ragu, soalnya kayak itu bukan nomor pribadi dia. Nama profilnya aja "Neo Corps". Masa iya dia profil Whatsappnya pake nama itu? Wow, berdedikasi sekali kalo iya 🙄
Jadi, satu-satunya kontak Mark di gue ya akun Instagram. Tapi gue pernah cek, postingan terakhir yang dia upload itu bulan September —sedangkan ini udah masuk Desember.
Guess he is not really active in social media. Apa masih segaptek dulu?
Gak tau deh.
"Istirahat dulu, istirahat," celetuk Kak Ten sambil tepuk-tepuk tangan, bermaksud ngumpulin atensi staf lain yang lagi kerja.
"Min, istirahat Min," katanya lagi. Kak Changmin yang kebetulan lewat langsung dia rangkul pundaknya, mana abis gitu dia muter kayak balerina. Tentu aja limbung karena Kak Ten lebih kecil, jadi Kak Changmin terpaksa nunduk dan hampir nyeruduk gue yang kebetulan ada di deket sana.
Kak Changmin mendesis, abis gitu noyor Kak Ten. "Gue hampir nyeruduk Sunny, nih," omelnya. Gue ketawa awkward, sedangkan Kak Ten cuma menggedikkan bahu.
"Istirahat ayooookkk!" serunya kemudian.
"Besok ini udah hari H, kerjaan lo tuh belum kelar." Kak Doyoung yang entah dari mana asalnya ikut nimbrung, nyabetin bundelan kertas di tangannya ke rambut Kak Ten yang setengah gondrong.
"Kelar, kelar," kata Kak Ten. "Stage urusan Property pokoknya mah, sekarang makan dulu. Gak laper apa lu pada?"
Kak Doyoung meriksa jam tangannya, emang udah jam setengah satu siang, sih. Cowok itu kemudian menghela napas dan bilang. "Ya udah, break dulu aja. Panggil anak-anak yang lain, kita makan bareng."
"Wih, lu bayarin, Doy?" cengir Kak Ten.
"Sejeong, lah."
Kak Sejeong yang lagi ngobrol sama Hwiyoung noleh, mengernyit menggambarkan kata tanya "apa?" tanpa diucapin.
"Sunny, lah. Kan dia belum pernah dapet giliran," celetuk Kak Dokyeom. Dateng-dateng nyengir lebar. Kayak kuda.
Gue terperanjat waktu Ryujin loncat ke samping gue, abis gitu ngerangkul gue dan berseru, "FIRST TREEEAAAAAATTTTT!!"
Anjir, gajian juga belum udah dipalak aja??!
✨✨
"Sunny pendiem, ya?" tanya Kak Changmin ke gue di sela acara makan.
Gue nyengir pait.
"Nggak, aslinya mah kayak setan," celetuk Kak Doyoung.
"Masa, sih?" tanya Hwiyoung sambil senyum ke gue.
Sekali lagi gue cuma nanggepin pake cengiran. Gue udah bilang kan kalo gue butuh waktu lebih buat beradaptasi? Dan gue yakin lo pasti tau maksudnya gimana.
"Yang percaya sama mulutnya Doyoung sesat," celetuk Kak Sejeong. "Lo liat Changmin. Doyoung bilang Changmin imut, lucu. Taunya di apartnya nyimpen boneka Chucky."
"Dih, lucu tau," bela Kak Changmin.
"Lucu pale lu?!" Kak Ten nyeletuk. "Gak bisa tidur gue pas nginep di apartnya. Curiga gue, ini anak nyimpen pesugihan apa gimana, gue di sana dua malem berturut-turut denger suara babi."
"Eh, sumpah??" Ryujin heboh. "Mampus lu diendus babi, Kak. Besok idung lu ikut naik tuh, lubangnya pindah madep depan."
"Heh! Amit-amit!"

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Puzzle Piece ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] "Where's the missing puzzle piece?" » sequel of INEFFABLE « better read INEFFABLE and SUNSET first winterwoops ©2020