been 2 weeks, semoga tulisanku gak kaku hehehehe
happy reading!
Satu tahun bulet Haechan gak balik ke Malang, bener-bener kayak ilang ditelan bumi. Semua nomor gak aktif, bahkan media sosial kayak Instagram dan Twitter juga turut lenyap. Tentu aja temen-temennya pada bertanya-tanya, terutama Renjun sama Seoyeon.
Lebih-lebih Renjun, sih. Soalnya di antara semua anggota gengnya, dia adalah yang paling deket sama Haechan. Apalagi semua pertanyaan tentang "dimana Haechan sekarang" pasti ditujuin ke dia. Ya itu, karena mereka itu bisa dibilang Upin-Ipin, kemana-mana barengan.
Tapi semuanya buntu. Renjun pernah sekali nyempetin pergi ke rumah mama Haechan di Surabaya, tapi gerbangnya digembok. Dilihat dari penampakan halaman dan terasnya kayak udah lama gak dibersihin—berdebu dan banyak daun-daun berserakan. Tandanya di sana gak ada orang. Akhirnya, Renjun pulang dengan tangan kosong.
Dan Seoyeon yang selalu mengandalkan Renjun buat nyari informasi soal Haechan agaknya bikin Renjun makin susah. Dia ini Wakahim yang notabene deket sama dosen-dosen, jadi beberapa dosen yang kenal sama Haechan juga nanyain ke Seoyeon. Satu, karena Haechan dan Seoyeon seangkatan. Dua, karena para dosen kira ya Haechan dan Seoyeon itu couple. Yep, sampe setenar itu kedeketan Haechan dan Seoyeon. Tapi siapa yang nyangka kalo apa yang dilihat gak seindah itu—at least buat Seoyeon.
Pait.
Sampe suatu ketika, menjelang akhir semester waktu anak-anak pada sibuk ngurusin UAS, Renjun ngelihat seorang cowok berperawakan tinggi besar masuk ke gedung fakultas. Renjun kayak kenal, tapi butuh waktu lama banget sampe bener-bener inget siapa cowok pemilik hidung lancip itu.
Lee Dokyeom, abangnya Haechan.
Renjun bela-belain nungguin deket lift karena dia kehilangan jejak Dokyeom dan gak tau cowok itu pergi ke mana. Sampe setengah jam lebih, waktu akhirnya Dokyeom keluar dari lift, Renjun buru-buru bangun dari duduknya dan nyamperin cowok itu yang kelihatan buru-buru.
"Bang! Bang Dokyeom!"
Dokyeom berhenti, tolah-toleh waktu denger namanya dipanggil. Lihat Renjun mendekat, cowok itu masih diem, padahal Renjun senyum lebar.
"Gue Renjun, Bang, temennya Haechan," kata Renjun setiba di depan Dokyeom. Cowok itu ngulurin tangan, dan baru saat itu Dokyeom senyum dan ngebales jabat tangan.
"Halo," sapa Dokyeom.
"Bang Dokyeom... nyari Haechan?" tanya Renjun. Kayaknya kedengeran lucu, soalnya Dokyeom ketawa renyah.
"Enggak," jawab Dokyeom. "Dia di rumah, kok."
"Di Surabaya?"
"Ikut gue ke Jakarta," koreksi Dokyeom.
Renjun ber-oh. Agak gimana gitu, sih. Tapi bersyukur berarti Haechan masih hidup.
"Kok tiba-tiba, Bang? Dia pamit ke gue mau pulang ke Surabaya soalnya, tapi malah ngilang setahun penuh. Kirain kenapa-napa. Mana pas pamitan kayaknya gue bilang sesuatu yang gak tepat, takut banget kirain jadi kenyataan."
Dokyeom menghela napas, kemudian mengulas senyum simpul.
✨✨
Renjun harus sabar dan mau gak mau nurutin apa kata Dokyeom kalo mau ketemu Haechan. Mau gimana juga masih UAS. Lagian Haechan sekarang udah pulang ke Surabaya, ke rumah mamanya. Jadi kalo misalkan sewaktu-waktu Renjun mau dateng, gak akan pulang dengan tangan kosong lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Puzzle Piece ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] "Where's the missing puzzle piece?" » sequel of INEFFABLE « better read INEFFABLE and SUNSET first winterwoops ©2020