Eleven

363 45 7
                                    

Suasana berubah menjadi hening, sunyi. Jungkook tak bisa menahan amarahnya, untunglah Taehyung mencoba menahannya agar tak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di antara mereka berdua dalam situasi yang membingungkan ini.

"Jadi selama ini kau disini."

Jungkook berkata sedikit tidak sopan pada ayahnya sendiri. Namun, sang ayah tidak memperdulikan hal tersebut. Ia beralih menjelaskan semuanya yang terjadi dan mulai mengungkapkan semua fakta fakta yang tidak diketahui Taehyung dan anaknya sendiri.

"Jungkook-ah, ayah tidak tau kau akan kemari."

Jungkook terlihat meremehkan ucapan ayahnya, ia justru tersenyum licik. "Aku benar benar tidak mengerti, tujuan kau memang membangun perusahaan sendiri atau milik orang?!"

"Kau benar benar tidak sop--"

Belum selesai sang ayah mengucapkan kalimatnya, Taehyung menyelanya lebih dulu.

"Cukup! aku benar benar tidak mengerti dengan kondisi saat ini, jadi maksudmu selama ini kau bukan ayahku!? Pantas saja, aku terus berpikir mengapa margaku dan margamu berbeda. Aku tidak bertanya hanya saja kukira itu tidaklah sopan."

Jungkook menggeleng pelan, ia tak sanggup lagi. "Apapun itu, aku benar benar benci padamu, bisa bisanya kau tinggalkan seorang istri dan anaknya kesusahan selama bertahun tahun, sedangkan kau hidup enak selama ini tanpa merasakan apa yang selama ini aku rasakan dengan ibu!"

Sang ayah sudah tidak bisa lagi menjelaskan apapun, ia rasa semuanya sudah benar. "Tapi aku hendak menemui kalian, aku hendak kembali ke Amerika, tapi selalu saja tak ada waktu yang pas untukku, tolong mengertilah! "

Taehyung berdiri, bangkit dari kursinya. "Berhenti! pergi kalian semua dari sini!"

Jungkook dengan emosinya yang mulai memuncak, tangannya sudah mengepal keras ia beralih meninggalkan ruangan tersebut. Begitupula dengan sang ayah yang mengejar anaknya, mereka semua sudah meninggalkan ruangan tersebut hingga tersisa Taehyung yang benar benar terkejut dengan informasi tak masuk akal ini.

Ia meneteskan air matanya, ia berhak menangis atas segalanya bukan berarti ia lemah, bukan pria sejati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia meneteskan air matanya, ia berhak menangis atas segalanya bukan berarti ia lemah, bukan pria sejati. Tapi karena mulut sudah tidak bisa menjelaskan apa kata hati, maka turunlah air mata menjelaskan semua apa yang dirasakannya.

"Yerin......"

Tentu saja, untuk saat ini baginya adalah akhir dari segalanya. Kini ia paham, ia tidak memiliki siapa siapa lagi dalam hidupnya. Tentu, ia amat sangat menyesal telah mengikuti ucapan yang dikatakan ayah palsunya, tidak. pamannya. Entah, saat ini ia bahkan tidak mau menganggapnya sebagai pamannya.

Bayangkan, kau ditipu oleh seseorang, banyak orang yang mereka tau sebenarnya apa yang terjadi, Kau disini terlihat seperti orang bodoh yang selalu menuruti, mengikuti, menaati perintahnya tanpa tau apa apa, merasa kau paling tau segalanya namun ternyata kau sama sekali tak tau apapun yang terjadi

Blue and Grey [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang