019

66 14 0
                                    

"Soojin, selamat sore!"

Aku dan Soojin menoleh ke arah pintu, teman-temannya datang. "Hey, teman mu menyapa, setidaknya kau harus melambai pada mereka."

Bukannya menurut, Soojin malah terdiam seperti biasa. Padahal aku, Nara dan kak Jungkook sudah membuatnya merespon. Meski belum mengeluarkan kata-kata semenjak kejutan Nara tadi pagi, paling tidak Soojin mengangguk dan berdehem.

"Ah, tidak apa-apa Beomgyu, Soojin pasti butuh waktu." Aku menatap Soojin, tampaknya gadis itu tidak terlalu senang. "Kami datang untuk menjengukmu, hari ini aku membawa kue kesukaan mu, cheesecake!"

Aku tersenyum, selama aku tidak bersamanya selama bertahun-tahun, ternyata Soojin bisa memiliki teman sebaik mereka.

"Ayo ma-"

Prang!

Aku terkejut, ketiga teman Soojin bahkan ikut kaget melihat Soojin menepis tangan temannya sendiri.

Soojin kemudian menarik ku dan memelukku. Gawat! Dia bisa mendengar detak jantungku yang tidak karuan sekarang!

Disaat itu, aku melirik kearah salah satu teman Soojin. Kim Taehyun. Aku mendengar dari kak Jungkook, dia menyukai Soojin. Begitu pula sebaliknya. Tapi, mereka belum berpacaran? Ku dengar, mereka juga sudah mengetahui satu sama lain bahwa keduanya sama-sama suka.

"Eum, Soojin, ada apa?" Tanya ku. Tapi Soojin tidak menjawab. Aku jadi tidak enak dengan teman-temannya yang sudah datang ke sini. "Ah, maaf ya, Soojin memang mulai sedikit membaik, tapi sepertinya dia sedikit malu bertemu kalian."

Jung Hea, aku melihat senyum paksaan di bibirnya. Dia pasti tahu, Soojin terlihat tidak ingin menemuinya. "Bagaimana kalau aku membeli kue yang baru? Aku akan menggantinya."

Setelah mengatakannya, aku baru sadar, mereka baru saja pulang dari sekolah. Buktinya baju mereka masih seragam. "Ah, ngomong-ngomong, kalian belum ganti pakaian dan langsung kesini setelah pulang sekolah 'kan? Aku sarankan lebih baik kalian ganti pakaian dulu, aku akan bicara pada Soojin sementara kalian pergi."

Hea menunduk, "baiklah, maaf membuatmu repot Beomgyu." Suara Hea mengecil. Aku sungguh sangat minta maaf pada mereka.

"Tentu saja tidak, aku hanya menjaga Soojin karena kak Jungkook. Lagipula aku sudah mengenalnya jadi tidak perlu sungkan,"

Hea pun menghela napas dan tersenyum. Mengangkat kepalanya dan menatap Soojin di pelukan ku. "Maaf Soojin, aku sepertinya datang tiba-tiba dan membuatmu kurang nyaman. Aku akan kembali lagi nanti malam, sampai jumpa."

Aku menarik pelan tangan kiri Soojin yang bebas, lalu menggerakkannya. Melambai pada Hea.

Hea terkekeh, "jaga kesehatan mu Jeon Soojin!" Mereka pergi. Tapi, ada satu orang yang tidak. Sangat mudah ditebak.

"Kau.. tidak ingin pulang dulu?" Tanya ku dengan hati-hati, namun sontak Soojin menarik tangan kirinya dan memelukku sangat erat. Sungguh, aku malu.

"Bisakah aku berbicara dengan Soojin?"

Aku baru saja ingin mengangguk, Soojin berkata. "Tidak," aku terkejut. Soojin akhirnya kembali berbicara.

"Soo–"

"Aku tidak mengenalmu, jadi menjauhlah." Tapi, dibandingkan dengan tadi pagi. Suara Soojin terkesan dingin. Aku tidak tahu ada apa dengan hubungan mereka, tapi sepertinya Soojin tidak menyukai kehadiran Taehyun.

Aku menatap Taehyun, "maaf Taehyun, aku akan berbicara pada Soojin. Kau tahu 'kan, butuh proses, Soojin belum sepenuhnya sembuh."

"Aku mengerti, aku akan pulang dan kembali ke sini lain kali." Taehyun tersenyum padaku sekilas lalu keluar dari pintu tanpa berkata pamit.

Aku segera melepaskan Soojin dan berkata padanya, "kau sudah sembuh? Kenapa membenci teman-temanmu? Mereka itu teman terbaik yang sulit kau dapatkan sementara aku tidak ada,"

"Aku.."

"Kenapa? Kau segitu tidak sukanya pada mereka? Mereka tetaplah temanmu, jadi kau tidak boleh seperti itu pada mereka." Soojin mengalihkan pandangannya ke arah lain. Hembusan napas keluar dari area penciuman ku. "Soojin, kau tidak boleh me–"

"Aku tidak menyukai siapapun, selain dirimu."

Untuk kedua kalinya, aku terkejut dibuatnya.

-𝕾𝖊𝖈𝖔𝖓𝖉 𝕷𝖔𝖛𝖊-

"Entahlah, saya tidak tahu mesti apakah Soojin mengalami amnesia atau apa, karena sepertinya Soojin sudah mengenal kalian sejak awal."

Aku terdiam, tidak dapat mencerna perkataan dokter dengan baik. Percuma saja aku kesini menanyakannya. "Kalau begitu, saya pamit. Permisi dok,"

Aku berdiri dan membungkuk lalu berjalan keluar dari ruangannya. "Setidaknya keadaan Soojin baik-baik saja, kan? Aku mungkin perlu mendekatkannya kembali kepada temannya."

"Ada apa?" Aku terkejut. Hea dan Yeonjun datang secara tiba-tiba muncul di samping ku. "Apa keadaan Soojin sudah membaik? Apa aku boleh menjenguknya?"

"Eum.. sebenarnya Soojin sedikit aneh, dia sepertinya membenci kalian."

Hea membulatkan matanya, "kau bercanda? Aku dan Hea sudah tiga tahun berteman dengannya, tapi dia malah membenciku sekarang?"

"Aku tidak berbohong, dia yang mengatakannya."

Iya, Soojin mengatakannya secara tidak langsung, tapi sulit jika mengatakan yang sebenarnya kepada mereka. Terutama teman dekat Soojin, Jung Hea. Mereka pasti akan sakit hati medengarnya, sekarang saja mungkin mereka tengah merasakannya.

"Tapi, aku boleh kan, setidaknya melihat Soojin? Aku tidak akan mengganggunya." Aku mengangguk. Tentu saja, sebagai teman Soojin, aku tidak ingin teman-temannya merasa dilupakan oleh Soojin sendiri.

Hea tersenyum kecil, "sungguh, aku meminta maaf."

Aku mengangkat alis, "eh? Minta maaf?" Kakiku mulai berjalan, mereka mengikuti. "Kenapa meminta maaf padaku? Kalian tidak melakukan kesalahan apapun kok,"

"Tapi, kami sudah banyak merepotkanmu."

Aku tersenyum canggung, "tidak, tidak, sudah aku bilang kan? Aku melakukannya karena perintah dari kak Jungkook. Lagipula kalian teman Soojin, sebagai sesama teman Soojin tentu aku dengan senang hati membantu kalian."

Sesampainya di ruangan Soojin, aku melihatnya sedang tidur dengan pulas. Hea melihatnya, "sepertinya bukan waktu yang tepat untuk menjenguknya. Aku akan pergi, lain kali aku akan datang."

"Kau tidak perlu datang lagi,"

"Apa?!" Hea meninggikan suaranya. Memang, seharusnya besok mereka tidak perlu menjenguk Soojin dirumah sakit.

"Karena Soojin akan kembali ke sekolah," jawabku. "Aku akan bersama dengannya, ini perintah dari kak Jungkook."

"Secepat itu? Soo–"

"Aku tahu, awalnya aku menolaknya dengan mentah-mentah karena takut Soojin kenapa-napa. Tapi, ini juga saran dari dokter,"

Hea mengangkat alisnya, dia bingung. Sama seperti ku, sebelum mereka datang kesini, kak Jungkook bertemu dengan dokter yang selama ini merawat Soojin. Katanya Soojin harus keluar, harus banyak beraktivitas seperti biasanya. Terutama ke sekolah.

"Tapi, aku akan membantunya sebisa ku. Aku tidak ingin Soojin menderita jika terus seperti itu." Aku melihatnya wajah tenangnya, ada rasa sedih memandangnya dengan wajahnya yang seperti itu. Sangat damai, tidak seperti ketika ia terbangun.

"Baiklah, aku mengerti." Hea menundukkan kepalanya, "tapi, apa aku boleh berteman dengannya?"

Aku tersenyum, Soojin memilih teman yang tepat untuk mengkhawatirkan kondisinya sekarang ini. "Tentu saja, Soojin temanmu. Aku tidak berhak untuk menjauhkan kalian,"

"Terima kasih Beomgyu, kau sangat membantu, aku berhutang banyak padamu."

Second Love | Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang