021

65 13 0
                                    

"Taehyun, kau belum berganti pakaian?" Aku menoleh, Hea berbicara dengan Taehyun. Tapi bukannya melihat ke lawan bicara, dia malah melihatku. Aku mengalihkan pandangan agar tidak kontak mata dengannya.

"Aku baru mau melakukannya, kau jaga Soojin. Aku pergi dulu,"

Aku kembali memandang punggungnya yang belum menjauh. Aku ingin sekali meminta maaf padanya, ini bukan sepenuhnya mau ku untuk menjauhinya.

"Soojin, kau lapar?" Mulutku terdiam. Entah kenapa aku merasa aneh pada diri sendiri. Padahal Hea lebih dekat dengan ku tapi mulutku tidak bisa meresponnya. Namun Beomgyu dengan santainya aku membalas ucapannya meski sedikit ragu-ragu.

"Jika diam berarti iya, ayo keluar, aku akan membawamu." Soojin menarikku pelan. Aku mengikutinya, sepertinya tubuhku tidak lagi menolaknya.

"Aku tidak mengerti,"

"Soojin sangat liar, lihat dia, sekarang sudah baikan pada temannya?"

"Soojin pasti menyogoknya agar mau berteman dengannya lagi."

"Jika aku jadi temannya, aku tidak mau berteman dengannya."

"Aku rasa dia jadi pendiam karena orang tuanya?"

Telinga ku mulai memanas. Sepertinya mereka tahu cara membuatku marah. Sangat menjengkelkan. Ingin sekali mengunci bibir jelek mereka.

"Sudah, jangan dengar," aku tersentak kaget. Soojin memasangkan headphone padaku dan menyetel lagu sehingga suara orang-orang tidak terdengar jelas. Aku senang. Tapi, bibirku belum bisa membentuk sebuah senyuman.

Aku merasa bersalah padanya, dia sudah berusaha baik padaku. Tapi, aku malah terlihat seperti membencinya. Padahal sebenarnya tidak sama sekali.

Maaf Hea.

-𝕾𝖊𝖈𝖔𝖓𝖉 𝕷𝖔𝖛𝖊-

Ketika ingin kembali ke kelas, seseorang– tidak, sepertinya mereka sekumpulan geng. Tapi, diantara mereka, aku belum pernah bertemu salah satu diantara mereka.

"Soojin, hari ini wajahmu terlihat dingin. Ada apa?" Tanya salah satu dari mereka. Tapi, aku tidak merespon dan tetap menatapnya datar. "HEY! AKU BICARA PADAMU! KAU TIDAK MENDENGAR?!"

Aku terkejut, tiba-tiba dia berteriak dan membuat semua orang melihat kearah kami. Sungguh, aku benci jadi tontonan orang-orang.

"Maaf, tapi anda siapa?" Hea bertanya dengan sopan. Namun, dalam hati aku tahu, sekarang Hea pasti sedang menahan amarahnya. Buktinya tangannya kirinya memegang erat tanganku. Meski sedikit sakit tapi, aku tidak bisa apa-apa.

"Oh, kau temannya? Masih peduli dengan orang yang membencimu?" Aku menatapnya. Benci? Tidak, tapi tubuhku yang melakukannya.

"Benci? Siapa yang bilang Soojin membenciku? Kau dapat rumor dari mana lagi?"

Gadis itu tersenyum, lalu menyuruh salah satu temannya. Dia mengambil ponsel dan membuka sesuatu. Kemudian menampakkan foto yang membuatku terkejut. Foto itu ketika aku dirumah sakit, setelah melempar makanan milik Ryujin untukku dan aku yang sedang memeluk erat Beomgyu.

"Lihat, bukankah ini Soojin dan kau?" Gadis itu tersenyum licik. Aku membencinya. "Ah, ada Yeonjun, Taehyun dan.. siapa namanya? Beomgyu?"

"Kau memata-matai kami? Kau kurang kerjaan?" Hea mulai meninggikan suaranya. Aku jadi bersalah, aku tidak bisa membantu karena tubuh sialan ini. Aku seharusnya tidak membuat Hea masuk ke dalam kehidupanku. Karena pada akhirnya aku tetap di benci orang-orang.

"Kurang kerjaan katamu? Kau pikir, memata-matai mu itu menyenangkan? Iya, sangat menyenangkan sampai-sampai aku ingin membunuh Soojin saja! Andai saat itu Taehyun tidak memberhentikan Sera untuk terus mencekik mu hingga meninggal, aku akan sangat senang."

"Kau!" Hea melepaskan tanganku dan mulai mendekati gadis tersebut. Hea menarik rambutnya.

"Akh! Sakit bodoh!"

Demi dewa neptunus, aku ingin sekali memisahkan mereka. Tapi, tubuhku tidak bisa merespon pikiranku.

Byur!

Aku terkejut untuk kedua kalinya, baju ku mulai basah karena guyuran air dari mereka. Hea terdiam sesaat sambil melihatku.

"Wah, maaf, apa aku membuatmu marah?"

Aku tetap diam, tapi sungguh, ini menyebalkan. Sangat. Aku ingin sekali membalas dendam jika bisa.

"Ah!" Lagi-lagi aku kaget dan tidak menyangka dia datang dan langsung menggendong ku.

"Kau? Apa yang kau lakukan? Cepat turunkan Soojin! Kau sudah ditolak olehnya, kenapa masih peduli?!"

Ah benar, aku baru ingat. Anak-anak lain mengira hubungan ku dan Hueningkai sedang rusak karena berpikir bahwa aku menolak pernyataan cintanya.

"Kenapa? Lagipula apa yang kau katakan itu tidak benar! Sekarang pun tidak! Kau tidak bosan membuat gosip sembarang tentang Soojin!"

Aku membulatkan mata, jadi dia dalang yang membuat gosip-gosip yang tidak benar tentang ku? Wah, aku apresiasi. Dia dapat membuat hampir semua orang percaya akan perkataannya.

"Soojin," aku menoleh. Dan sontak turun dari gendongan Hueningkai dan memeluknya. Choi Beomgyu. Jangan lupa, tubuhku yang bergerak dengan sendirinya. "Kau basah? Ayo, aku akan membawa mu ke uks."

Beomgyu melepas jas sekolah miliknya dan memasangkannya padaku. Kemudian menggendong ku ala bridal style seperti Hueningkai sebelumnya. Tanpa sengaja aku kontak mata dengan Taehyun yang baru saja ku lewati. Tatapannya.. terlihat sedih? Dia bersimpati padaku?

"Aku harusnya tidak meninggalkanmu, maaf." Aku menoleh kearah Beomgyu, aku tidak bisa melihat sepenuh wajahnya. Hanya dari bawah dagunya. Tapi, dari suaranya sepertinya ia merasa bersalah pada diri sendiri.

"Tidak perlu merasa bersalah, ini bukan sepenuhnya salahmu. Aku yang salah karena lupa untuk berhati-hati," aku bersuara. Beongyu menatapku, dia terdiam. Ingin sekali aku berkata lagi bahwa dia tidak bersalah, tapi bibirku sulit terbuka kembali.

Beomgyu tersenyum, "baiklah, aku tidak akan menyalahkan diri sendiri. Soojin tidak akan suka,"

Aku memeluknya erat. Maaf Beomgyu, kau jadi harus merasa bersalah karena semuanya. Padahal aku ingin membuatmu tersenyum, sebagai ganti kesalahanku dulu. Aku ingin menembusnya, tapi disaat kondisiku seperti ini, aku pikir tidak ada harapan sampai aku pulih sepenuhnya.

"Maaf Soojin, aku malah semakin mencintaimu."

Aku terkejut. Tidak, aku tidak ingin mendengarnya. Aku tidak bisa membalasnya, Beomgyu tidak pantas untukku.

Kembali berjalan, aku mulai sedikit melonggarkan tangan ku dilehernya, dan betapa terkejutnya saat Beomgyu tiba-tiba berhenti berjalan, lagi. Taehyun berada di depan kami. Dengan wajah datar.

"Kau menyukai Soojin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau menyukai Soojin?"

Second Love | Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang