022

67 14 0
                                    

Akhirnya kakak sudah pulang. Itu kata hatiku begitu mendengar suara ketikan di pintu utama.

Aku membuka pintu lalu membiarkan kak Jungkook masuk. Tapi kak Jungkook datang dengan wajah lesu. Tidak hanya itu, ia terlihat.. sedih?

Mata ku menatapnya seolah-olah bertanya apakah dia baik-baik saja.

Kak Jungkook tersenyum sangat singkat lalu memelukku, aku membalas memeluknya.

"Maaf,"

Aku menaikkan alis mendengar ucapan kak Jungkook. Dia meminta maaf?

"Maaf, kakak tidak bisa membuatmu bahagia."

Aku mengerutkan dahi, "apa maksudmu kak? Aku tentu saja bahagia karena kak Jungkook, meski ayah dan ibu sudah tiada, aku masih mempunyai Kak Jungkook dan Nara disisi ku. Itu sudah cukup membuatku bahagia." Itu pertama kalinya aku berbicara panjang lebar. Kata hatiku keluar begitu saja dari bibir.

Kak Jungkook sedikit terkejut, ia tersenyum sekilas kemudian melepas pelukannya. Lalu menutup pintu, malam hari cuaca sangat dingin, sepertinya kak Jungkook khawatir aku masuk angin hanya karena aku memakai baju tidur dengan lengan pendek. Tapi, netraku terfokus pada matanya, dapat sekilas aku melihat mata kak Jungkook berkaca-kaca.

Dengan segera aku memegang kedua pipi dan menghapus air mata yang hendak jatuh ke pipi lucunya. "Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran kakak?"

Aku tidak tahu, apakah aku benar-benar sembuh dari penyakit menyebalkan ini atau tidak. Tapi, yang aku pentingkan sekarang adalah keadaan kak Jungkook.

"Kau bahagia dengan Taehyun?"

Aku menunduk dan menutup mata, berpikir sejenak. "Entahlah, aku tidak tahu harus bilang apa. Aku menyukainya, tapi sepertinya aku masih ragu." Aku kembali mendongak dan menatap kak Jungkook. "Apa hubungan Taehyun dengan kebahagiaanku?"

"Ibu Taehyun mengancam ku jika kau bertemu dengan anaknya lagi."

Ibu Taehyun? Ah, pasti Sera melakukan sesuatu pada beliau. Sepertinya aku memang tidak diterima oleh keluarga mereka.

"Apa kau baik-baik saja?" aku tersenyum lebar. Meyakinkan diri ku pada Kak Jungkook bahwa aku baik-baik saja. Aku tidak masalah.

"Kak Jungkook, tidak ada atau adanya Taehyun, itu tidak masalah bagiku. Meski memang aku menyukainya. Tapi, sepertinya takdir tidak ingin. Dan kata ibu, aku harus mengikuti takdirku sendiri tanpa merusak jalannya karena kebahagiaan tidak akan pernah datang jika aku mengubahnya. Jadi, aku menuruti kata ibu."

Kak Jungkook kembali memelukku, kali ini lebih erat. Aku jadi sedikit sulit bernapas. Badannya terlalu besar, aku jadi sulit mencari celah untuk mengambil udara.

"Kita pindah ke Daegu, kau tidak akan pernah terganggu oleh siapapun disana."

Meski aku ingin menolak keras, tapi aku rasa kak Jungkook melakukannya untukku. Maka dari itu aku hanya bisa pasrah dan menyetujuinya.

Cup!

Aku terkejut karena tindakan kak Jungkook yang tiba-tiba mencium puncak kepalaku.

"Selamat malam, adikku."

Aku tersenyum hangat, sudah lama aku diperlakukan seperti ini olehnya.

Second Love | Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang