Gak mau bilang apa kek gitu?
Happy reading...
"M-mwo?"
Rosé memejamkan matanya sembari menghela nafas kasar.
"Lupakan"balas rosé berbalik membelakangi Jennie.
"Sebaiknya kau pergi dan jangan lupa sampaikan salamku pada keluargamu"ucap rosé meraih ponselnya yang terletak diatas meja.
Tangan Jennie terkepal kuat,wajahnya memerah menahan amarah.
"Sialan!"umpatnya sebelum keluar dari ruangan itu.
Irene yang tidak mengerti apa-apa hanya terdiam ditempatnya.ia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi pada kedua gadis menyebalkan itu.
Pada akhirnya ia memilih mengikuti Jennie.
Rosé menggenggam ponsel ditangannya dengan kuat.raut wajahnya berubah sendu.ia ingin menangis tapi entah mengapa air matanya tidak ingin keluar.
Rosé seakan tidak mengenal dirinya lagi.ia merasa berbeda,hati dan pikirannya selalu bertolak belakang.
Ingin rasanya seseorang datang padanya,memeluknya,mengelus punggungnya lembut dan mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja'.
Rosé berbalik dan melempar ponselnya ke pintu,sehingga membuat ponselnya hancur.
"Aku lelah tuhan"
*
Disebuah ruangan dengan pencahayaan yang redup,Jiyoung terduduk di kursi dengan tangan yang diborgol.ia tengah menunggu seseorang yang ingin bertemu dengannya.
"Apa kabar Kim Jiyoung?apa kau menyukai tempat tinggalmu yang sekarang?"ucap seseorang
Jiyoung mendongak,wajahnya menunjukkan perubahan,terkejut mungkin.
"Kau-"
"Ya,aku.siapa lagi"balas rosé yang kini duduk berhadapan dengan Jiyoung dengan meja sebagai pemisah.
"Bagaimana rasanya ketika hidupmu dipermainkan?"tanya rosé seperti menerawang sesuatu.
Jiyoung memajukan sedikit tubuhnya kemudian menarik kerah baju rosé.
"Jangan main-main denganku sialan!siapa kau sebenarnya?mengapa kau begitu ingin menghancurkan keluargaku?"ucap Jiyoung berteriak tepat didepan rosé.
Rosé menghentakkan kasar tangan Jiyoung yang menarik kerah nya.
Rosé menatap Jiyoung dengan tatapan yang sulit dimengerti.
"Kau ingin tahu siapa aku?"
Jiyoung terdiam,mendengar nada suara yang berbeda itu membuatnya reflek menelan Saliva nya kasar.
"Aku benci mengatakan,kalau darahmu mengalir didalam tubuhku"
"A-apa?"
"Aku...
...adalah anak yang kau jadikan barang pertukaran 16 tahun yang lalu"
Deg
Seketika bayang-bayang kejadian 16 tahun lalu muncul dalam pikirannya.
Jantung Jiyoung berpacu dengan cepat,ia menatap terkejut gadis dihadapannya ini.
"C-chaeyoung"
Itu bukan suara Jiyoung melainkan-
Jennie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang Tercipta
General FictionRasa sakit itu benar-benar merubahku menjadi orang lain - R