Happy reading
Rose menatap tajam Jennie yang masih diam dengan keterkejutannya.hampir saja dia mencabut infus nya jika saja irene tidak datang.
"Kenapa dia disini?"suara dingin itu menyandarkan Jennie dan juga irene.
"Selama kau disini,dia yang akan merawatmu"balas irene yang berdiri disisi kanan ranjang.
"Tidak!aku tidak mau"balas rose cepat.
Bagaimana mungkin orang yang dibencinya yang akan merawatnya.tentu saja rose akan menolak.
"Kau harus mencari dokter lain untukku"
"Tapi kenapa?Jennie juga seorang dokter rose dan aku yakin dia bisa merawatmu dengan baik sampai pulih"ujar irene mencoba membuat rose mengerti.
"Dan juga Jennie adalah sahabatku dan aku mempercayai nya"
'Kenapa aku baru tahu tentang itu'batin rose terkejut.
Jennie masih terdiam dengan posisinya yang berjarak beberapa langkah dari ranjang rose.ia tidak tahu harus berbuat apa di situasi ini.
Banyak pertanyaan yang bersarang di kepala nya sekarang,tapi yang paling mengganggunya adalah 'kenapa rose begitu sangat membencinya?apa ia pernah berbuat salah pada gadis itu?tapi Jennie rasa dia tidak pernah bermasalah dengan gadis itu,mengenalnya saja belum lama ini'.
"Aku tidak peduli hubunganmu dengannya seperti apa,yang jelas aku tidak mau dirawat olehnya,kau mengerti?"ucap rose pelan namun tegas.jika dilihat lekat,saat ini matanya sudah berkaca-kaca.
Kesabaran irene sudah habis menghadapi atasan bodohnya ini.
"Asal kau tahu,kau berhutang nyawa padanya"kata irene yang mampu membuat kening rose berkerut
"Apa maksudmu?"tanya rose sembari berusaha bangkit dari posisi tidurnya.tapi niatnya diurungkan saat merasakan ngilu pada luka diperutnya.
Irene menatap Jennie sekilas lalu kembali menatap rose.melihat ketidaksukaan rose pada Jennie membuatnya ragu mengatakannya.
"Bicaralah irene!"bentak rose
Untuk saat ini Jennie tidak berani untuk membuka suara,takut membuat suasana semakin mencekam.
"W-waktu itu k-kau kehilangan banyak darah,dan darahmu sangat langka.saat itu tidak ada-"
"Apa kau bisa to the poin?"sela rose tidak sabar.
Irene menghela nafas
"Jennielah yang sudah mendonorkan darahnya untukmu".
*
Jennie dan irene kompak menghela nafas panjang saat melihat rose sudah tertidur.itu berkat dari suntikan bius yang diberikan oleh Jennie.
Saat tahu kalau Jennie lah yang sudah mendonorkan darah padanya,rose menjadi tidak terkendali.ia mengamuk dan berteriak kesetanan.bahkan beberapa petugas rumah sakit datang untuk memeganginya yang terus meronta,sampai-sampai jahitan lukanya terbuka akibat ia yang terus memberontak.
Rose terus berteriak untuk mengambil kembali darah Jennie yang berada didalam tubuhnya dan itu tidaklah mungkin,darah mereka sudah bersatu dan lagi rose membutuhkan darah itu.
Pada akhirnya Jennie tidak memiliki pilihan lain selain menyuntikkan nya obat penenang agar tidak memperburuk kondisinya.
Irene memberi isyarat pada Jennie untuk mengikutinya.
Sekarang mereka berdua berada dikantin rumah sakit.dalam keheningan mereka menyeruput kopi yang masih berasap itu.
Berkali-kali irene menghela nafas panjang yang membuat Jennie menatapnya.
"Ada apa?"Jennie membuka suara.
Irene menatap Jennie,merasa bersalah pada sahabatnya ini karena sikap rose tadi yang pasti melukai perasaannya.
"Sebenarnya ada masalah apa antara kau dan juga rose?"tanya irene mengaitkan jari jemarinya diatas meja.
"Tidak irene,aku tidak punya masalah apapun dengannya"
"Lalu mengapa rose terlihat sangat membencimu?"
"Aku juga tidak tahu irene,aku mengenal nya belum lama ini.di pesta itu,aku mulai mengenalnya di pesta itu"jelas Jennie.
Irene memijit pelipisnya
"Sepertinya ada hal sudah kita lewatkan"gumam irene
"Begini saja,sementara ini kau jangan menemuinya dulu biar dokter choi yang merawatnya"saran irene yang tidak disetujui oleh Jennie.
"Tidak irene biar aku yang merawatnya kumohon"pinta Jennie.
"Kau tidak lihat bagaimana reaksinya tadi?"
Jennie berpikir
"Aku akan menjaganya disaat dia sudah tidur,bagaimana?"
"Kau tidak mengenal rose jennie,dia itu sangat keras kepala.saat tertidur pun dia seperti memiliki mata yang terjaga dimana-mana"ucap irene mencoba memberi pengertian pada Jennie.
"Aku akan berhati-hati"ucap Jennie tidak menyerah.
Irene lagi-lagi menghela nafas panjang
"Kenapa kau begitu ngotot Jennie?padahal jika dilihat,kau tidak memiliki kewajiban sama sekali untuk menjaga orang tidak berakhlak seperti rose"
"Karena aku mulai menyayangi nya"
TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang Tercipta
General FictionRasa sakit itu benar-benar merubahku menjadi orang lain - R