Happy reading...
Jiso bergerak tak karuan kesana kemari.sesekali menggigit kuku jarinya resah.lisa tengah menenangkan dara yang tak henti-hentinya menangis.sedangkan jennie hanya menatap kosong pada lantai rumah sakit.mereka berempat sedang berada didepan ruang ICU.
Ini sudah lewat sejam,tapi dokter belum keluar untuk memberitahu tentang kondisi Jiyoung.
Ceklek
Mereka kompak berdiri saat pintu ruang ICU terbuka.
"Bagaimana keadaan suami saya dok?"
Dokter pria itu membuka maskernya,ia menghela nafas panjang dan menatap mereka bergantian.
"Pasien mengalami serangan jantung dan..."
"Dan apa dokter?"ucap jisoo dengan suara tercekat.
"Maaf,nyawanya tidak tertolong"
Dara hampir terjatuh jika saja lisa tak menahan tubuhnya.
Dara tidak percaya dengan fakta yang diberikan dokter itu.ia bergegas masuk diikuti oleh ketiga putrinya.
Jennie bersandar pada daun pintu saat melihat tubuh sang appa terbaring kaku disana.
Dara mendekat,jelas terlihat wajah suaminya kini memucat,seluruh tubuhnya mendingin.dara memeluk erat tubuh sang suami dan menangis meraung-raung didada yang tak lagi terdengar detak jantung disana.
Jisoo memeluk lisa yang juga menangis terisak.jisoo menoleh menatap Jennie yang masih diam ditempatnya.
Jennie memejamkan matanya dan menunduk.berharap ini hanyalah mimpi.setelah merasa siap,Jennie mendongak.
Tidak,ini nyata.
Jennie menangis dalam diam.memang benar Jennie marah padanya,memang benar Jennie kecewa padanya.tapi Jennie juga menyayangi appa-nya.rasa sayang itu ada.ini terlalu tiba-tiba bagi mereka.
"Chaeyoung,aku harus menemui chaeyoung"gumam Jennie kemudian pergi dengan tergesa-gesa.
*
*
*Rosé menghentikan ketikannya di laptop saat mendengar tentang kematian Kim Jiyoung di televisi di ruangan nya.rosé membuka kacamata bening nya untuk melihat dengan jelas jika apa yang dilihatnya itu benar.
Raut wajahnya tidak terbaca.rosé menggigit bibir bawahnya.ia mendongak,menghalau air mata itu untuk tidak turun.tapi sepertinya usahanya sia-sia,setetes air jatuh dari mata indahnya.
Bagaimanapun bencinya rosé pada pria itu,rasa sayang itu pasti masih ada.
Rosé pernah hidup dengannya selama 7 tahun.ia juga pernah merasakan kasih sayang seorang ayah dari pria itu.ia merasa dilema sekarang.
"Kau menangis?" rosé menoleh,dan mendapati Sun ho yang sudah duduk disofa entah sejak kapan.
"Bukan urusanmu!"ucapnya sembari mematikan televisi.
Sun ho tertawa sinis."itu wajar,untuk anak yang kehilangan ayahnya"
Tak ada tanggapan dari rosé.
"Jika ingin,kau boleh pergi melayat"ucap Sun ho santai.
Rosé menatapnya tajam,rahangnya mengeras,tangannya terkepal.
"Hoho santai saja.sebenarnya ada yang ingin ku bicarakan denganmu,tapi sepertinya aku datang diwaktu yang salah"
Rosé memalingkan wajahnya,mengendalikan dirinya untuk tidak terpancing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang Tercipta
Tiểu Thuyết ChungRasa sakit itu benar-benar merubahku menjadi orang lain - R