chapter 10

2.4K 288 22
                                    

Happy Reading


16 tahun kemudian...


Terlihat seorang gadis yang sedang memandangi sebuah bingkai foto yang ia pegang,difoto itu terdapat dua gadis kecil yang saling merangkul.Air mata itu turun kepipi berisi miliknya,ia menangis dalam diam

ia lalu mengusap bingkai foto itu pelan

"aku merindukanmu...my twins"ucapnya lirih

Berharap kerinduan itu sampai pada pemiliknya

*

*

*

Tampak seorang gadis yang terlihat gelisah dalam tidurnya,ia bergerak tak tenang bahkan keringatnya pun mengucur deras dari sela-sela rambutnya.ia selalu bergumam'jangan tinggalkan aku'dengan posisi mata yang masih tertutup.

Kedua mata itu terbuka,gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk meraup oksigen sebanyak mungkin.ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.setelah napasnya teratur,ia meraih segelas air diatas nakas dan meminumnya sampai tak tersisa.

"mimpi yang sama lagi"gumamnya pelan

Memang akhir-akhir ini mimpi yang sama selalu hadir didalam tidurnya dan itu sangat mengganggunya.bahkan gadis itu pernah mencoba untuk tidak tidur hanya untuk menghindari mimpi buruk itu,tapi semuanya sia-sia.

Jam menunjukkan pukul 07:05,gadis itu beranjak dari tempat tidur dan bersiap-siap untuk menjalani rutinitasnya seperti biasa semenjak ia menjadi seorang CEO muda.kata kunci buatnya adalah muda,sukses dan jenius.diusianya yang masih sangat muda,pencapaiannya sudah tak terhitung.diawal karirnya banyak yang meragukan kemampuannya,tetapi semua itu dijawab dengan prestasi ia dapat.

Dia gadis yang dingin,indah,namun sulit didekati.

Didukung oleh wajahnya yang menawan,mata yang tajam,hidung mancung,bibir merah alami,leher yang jenjang dan rahang yang tegas.

Tak seorangpun yang beruntung melihat senyuman diwajah itu.

Setelah beberapa menit,ia sudah siap dengan setelan kantornya.dengan rambut yang diikat rapi,memamerkan leher jenjangnya.

Setelah memastikan jika penampilannya sudah sempurna,Ia berjalan menuju lift untuk kelantai dasar dikarenakan rumah itu menggunakan lift bukan tangga.

Setelah sampai kelantai dasar,gadis itu melangkah menuju meja makan.bagaimana pun perutnya harus terisi sebelum berpacaran dengan berkas-berkas yang membuat pusing kepala.

"apa iblis itu sudah kembali?"tanya gadis itu pada pria paruh baya yang berdiri tenang disamping meja makan

Pria itu berbalik dan menunduk menyambut kedatangannya

"sudah nona,tuan sebentar lagi akan kemari"balasnya tenang

Gadis itu terlihat acuh dan memilih untuk segera sarapan dan pergi dari sana

"sepertinya ada yang merindukanku ?"ucap seorang pria dari arah lift

"atau merindukan hukuman dariku"lanjutnya lalu duduk dikursi berhadapan dengan gadis itu

Sedangkan sang gadis masih fokus dengan makanannya dan mengabaikan kehadiran pria paruh baya itu.

"apa selama aku pergi kau berulah lagi?"

"Roseanne Park"lanjutnya

Gadis berambut blonde itu menghentikan kunyahannya dan beralih menatap pria yang ia sebut iblis itu.

Mereka saling melempar tatapan tajam

"aku senang kau kembali Park Sun ho"

"dan kau benar aku merindukan hukuman darimu,iblis"lanjut gadis itu dingin dan berlalu meningalkan Sun ho yang menatapnya dengan senyum miring khas miliknya.

*

*

*

"Li ayo cepat turun sarapan,bukannya kamu ada kelas hari ini?"teriak seorang gadis dari depan pintu kamar gadis yang dipanggil Li itu

"iya eonni sebentar"balasnya dari dalam kamar

klekk

pintu itu terbuka memperlihatkan gadis dengan senyuman manisnya,ia sudah siap untuk kekampus

"kenapa kau lama sekali?"tanya sang eonni

"aku berdandan dulu eonni,kalau aku jelek tidak akan ada yang mau berteman denganku"balasnya dengan bibir yang dimajukan

Jiso terkekeh

"dengar,walau kamu tidak berdandan kamu tetap cantik.memangnya siapa yang tidak mau berteman dengan adikku ini?"ujar jiso

"eonniiii"lisa memalingkan wajahnya,pipinya memerah

Jiso meraih kedua pipi lisa

"kenapa matamu memerah?"tanya jiso khawatir

"bukan apa-apa eonni hanya kelilipan"balas lisa tersenyum tipis

Jiso tahu,jiso mengerti

"tunggu sebentar eonni"ujar lisa kembali memasuki kamarnya

Lisa berjalan kearah meja riasnya,dia bercermin memperbaiki tatanan poninya

"sempurna"gumamnya

Jiso yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala melihat lisa yang sangat memperhatikan poninya.

Saat lisa hendak melangkah,matanya menangkap sebuah gantungan kunci yang berbentuk tupai diatas nakas,ia lalu meraihnya

"aku hampir melupakanmu"ujar lisa menggenggam gantungan itu

"lisa ayo cepat!"teriak jiso yang masih berdiri didepan pintu

"iya-iya"

*

*

"jennie,ayo sarapan"ajak jiyoung saat melihat putri keduanya itu menuruni tangga

jennie sudah lengkap dengan jas dokter yang melekat ditubuhnya,ya jennie adalah seorang dokter mengikuti jejak sang ibu sedangkan jiso membantu jiyoung mengurus perusahaan keluarga mereka.

Jennie menatap jiyoung datar

"aku tidak lapar"ujarnya lalu berlalu keluar rumah

Jiyoung dan dara menghela napas pelan

Semenjak kejadian itu,semuanya berubah salah satunya jennie.ia menjadi pribadi yang dingin dan tertutup,hanya berbicara jika ada hal yang penting.dan sandara sendiri memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai dokter,ingin memfokuskan diri untuk mengurus keluarganya.


TBC...


gimana?

butuh flashback???

byebye readers tak kasat mata...


Luka yang TerciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang