Hey kamu,apa kabar?
Sudah bahagia kah?Happy reading.....
Mansion Park
"Bagaimana keadaan si bodoh itu?"tanya sun ho yang perhatiannya masih pada koran yang ia baca.
"Irene mengatakan kalau kondisi rose berangsur membaik,hanya memerlukan istirahat yang cukup karena luka jahitannya masih basah"jawab Donghae yang berdiri beberapa langkah dari posisi sun ho duduk.
Sun ho melempar koran itu keatas meja kemudian betdiri"aku akan menemuinya"
"Sebaiknya jangan tuan"kata Donghae sembari mendekati sun ho.
Sun ho menatap Donghae dengan tatapan bertanya.
"Jika anda kesana,itu bisa saja menimbulkan masalah.apalagi irene tahu dan menjadi saksi mata atas apa yang anda lakukan pada rose,dan bisa saja ia melapor pada polisi"ujar Donghae menjelaskan.ia hanya ingin mencegah sun ho kerumah sakit,jangan sampai sun ho melihat Jennie atau sebaliknya.itu bahaya bung.
Sun ho terdiam memikirkan perkataan Donghae,kemudian ia menghela nafas panjang.
"Yang kau katakan benar juga,aku lebih baik tidak kesana"putus sun ho yang membuat Donghae bernafas lega.
"Lebih baik aku bersenang-senang diluar,bukan?"lanjutnya dengan senyum miringnya.
Donghae tersenyum tipis lalu mengangguk membenarkan.
*
*
Kekesalan irene terpancing saat rose terus menerus menolak untuk makan.sedangkan dari kemarin dia belum makan sama sekali.katanya makanan rumah sakit tidak cocok untuk lidah orang kaya sepertinya dan lagipula cairan infus sudah membuatnya kenyang.
Bukannya irene tidak ingin memberikan makanan yang diinginkan rose,hanya saja dokter menyarankan lebih tepatnya Jennie menyarankan untuk tidak memberinya makanan berat,sedangkan makanan yang diinginkan rose adalah makanan-makanan yang tidak boleh dia makan,untuk sementara waktu.
Irene menghela nafas lelah."baiklah,aku akan membeli makanan sehat untukmu dan kau harus memakannya.tidak ada bantahan,kau mengerti?"
Irene kemudian melangkah kearah pintu mengabaikan rose yang tengah menggerak-gerakkan bibirnya mengejek.
Ceklek
Brukk
"Aawww"ringis seseorang dengan posisi yang sudah mencium tanah air.
Irene mundur selangkah
"Lho Jennie?kamu ngapain?"tanya irene
Pada Jennie yang posisinya masih dengan keadaan tengkurap.Jennie mendongak menatap irene kemudian beralih menatap rose yang juga menatapnya.
Secepat kilat,Jennie bangkit dari posisinya lalu membenarkan jas dokternya.
"Kamu ngapain didepan pintu?"
"A-ah i-itu tadi aku hanya sekedar lewat"ucap Jennie dengan alasan yang tidak nyambung.
'Pff-alasan macam apa itu.astaga Jennie,ekspresi mu sekarang harus diabadikan'batin irene tertawa.
Irene mengangguk-anggukkan kepalanya dengan ekspresi wajahnya yang menyebalkan dimata Jennie.
"Aah tadi jiso eonni membuat banyak puding dan dia memintaku untuk memberikannya juga padamu"ucap Jennie memberikan paper bag yang ia bawa sesekali melirik kearah rose.
Sebenarnya itu puding buatannya,yang Jennie buat pagi-pagi buta untuk diberikan pada rose. ia hanya menebak kalau rose tidak akan mau makan-makanan rumah sakit.
jiyong dan dara pun heran melihat Jennie yang bergelud dengan alat-alat dapur di pagi hari.jikalau pun ia menginginkan sesuatu,ia bisa meminta pelayan untuk membuatnya.tapi tidak,Jennie berinisiatif untuk membuatnya sendiri.
semoga saja puding nya tidak hancur karena terjatuh tadi,doa Jennie.
Rose berusaha menahan dirinya untuk tidak lagi berbuat aneh-aneh seperti kemarin yang akan membuat mereka curiga.
'Kau harus menahan dirimu roseanne.jika tidak,rencana yang sudah kau susun sedemikian rupa akan gagal begitu saja'
"Maaf Jennie,aku tidak menyukai pudding,tapi sepertinya rose menyukainya"ucap irene berbalik menatap rose,sedangkan yang ditatap hanya memutar bola matanya jengah.
"Kalau begitu,berikan padanya"kata Jennie
"Kenapa kau tidak memberikannya langsung padaku?"ucap rose tiba-tiba setelah ia hanya terdiam sedari tadi.
Jennie dan irene saling pandang,seperti berbicara lewat tatapan.
Dengan langkah pelan Jennie mendekati rose,kemudian menyimpan paper bag itu diatas nakas.
"Aku harap kau memakannya"ucap Jennie lembut
Rose mengangguk kecil."terima kasih"
Irene tersenyum melihatnya.
"Hey kau,singa bercula!!kenapa kau masih berdiri disana?bukankah kau ingin membeli makanan untukku"ujar rose setengah berteriak pada irene yang masih berdiri diambang pintu.
Senyum irene seketika luntur tergantikan dengan wajah kesalnya mendengar panggilan rose.tidak bisakah dia bersikap manis sehari saja?dasar menyebalkan,gerutu irene kemudian pergi dari sana.
Jennie tersenyum menahan tawa saat melihat irene yang begitu tidak berkutik saat rose memanggilnya singa bercula.tidak bisa dipungkiri saat masa sekolah dulu,irene dan jennie itu termasuk siswa paling galak disekolah.jadi sifat galak pada dirinya itu tidak bisa hilang dan rose tahu tentang itu.
'mana ada singa bercula,yang ada itu badak bercula'
Setelah kepergian irene,rose menoleh menatap Jennie yang sekarang duduk di kursi tepat disamping ranjang rose.
"Jennie-ssi"
"Hng?"
"Jika menunggu makanan dari irene,itu akan lama sedangkan aku sudah lapar.jadi bolehkah aku memakan pudingmu sekarang?"
"Tentu saja"balas Jennie cepat,kemudian Jennie mengambil puding itu dari dalam paper bag.
"Aaaaaaa"pinta Jennie dengan mulut yang juga ikut terbuka.
"Aku bisa sendiri"
"Biar aku yang menyuapimu"kekeh Jennie
Dengan terpaksa rose membuka mulutnya.
"Rasanya masih tetap sama"gumam rose
"Kau mengatakan sesuatu"
"Tidak,maksudku....ini enak"timpal rose yang mampu membuat senyuman manis tercipta di wajah Jennie.
TBC....
Makasih buat kalian yang masih nungguin.n
Maaf kalau cerita ini upnya lambat,karena ff ini tuh lebih serius dan alurnya itu gak mudah jadi maklumin aja ya.
Maaf juga kalo ada komen kalian yang gk ke bales,tapi aku baca kok.
See you....
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang Tercipta
General FictionRasa sakit itu benar-benar merubahku menjadi orang lain - R