Happy Reading
Seoul,Korea Selatan.
Rose turun dengan perlahan dari jet pribadi miliknya dengan blazer abu-abu yang membalut t-sirt hitam saint laurent serta kacamata hitam yang bertengger dihidungnya,membuat orang yang melihatnya merasakan aura dingin disekitarnya.
setelah sekian lama,ia kembali menginjakkan kakinya di negara itu lagi.ditemani oleh donghae dan sekretaris barunya yang dipilih langsung oleh Sun ho.
Dalam 1 tahun terakhir,rose sudah 9 kali menggonta-ganti sekretarisnya.rose hanya merasa tidak cocok dengan sekretaris-sekretaris sebelumnya dan Sun ho menegaskan kalau ini yang terakhir.
Rose memejamkan matanya sejenak,menikmati angin yang sedang menyambutnya.
"aroma penghianatan masih sangat jelas tercium disini"
*
*
"eonni"panggil lisa saat jiso masih sibuk dengan berkas-berkas ditangannya
"hmm?"
"apa jennie eonni masih marah pada appa?"tanya lisa memainkan jemarinya
Jiso menghentikan kegiatannya,menghela napas pelan kemudian beranjak mendekati lisa yang duduk disofa tak jauh darinya
"itu sangat jelas terlihat li"balas jiso menyandarkan punggungnya disofa disamping lisa
Lisa menatap jiso yang sedang memejamkan matanya
"eonni sendiri tidak marah pada appa?"
Jiso membuka matanya perlahan dan membalas tatapan lisa
"eonni marah pada appa"balas jiso
"tapi appa tidak sepenuhnya salah karena memang itu adalah keputusan yang sangat sulit mengingat nyawamu adalah taruhannya,tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk jennie"lanjutnya
"eonni bisa melihat kemarahan dan kekecewaan jennie pada appa semakin hari semakin bertambah dan kita tidak punya solusi untuk itu.kita juga tidak bisa menyalahkan sikap jennie karena itu wajar.bahkan eonni setuju dengan jennie hanya saja eonni sudah pasrah akan semuanya"
Hening
"semua ini salahku eonni"ucap lisa
Jiso menggeleng lalu membawa lisa kepelukannya
"jangan terus menerus menyalahkan dirimu,semuanya akan baik-baik saja"
Lisa kembali menangis disaat ia kembali mengingat jika dia adalah penyebab kekacauan ini
*
*
Setelah aksi curhat tadi,kini lisa sedang menuju cafe yang tidak jauh dari kantor jiso.saat ini ia sangat lapar karena menangis tadi menguras tenaga juga.jiso nanti menyusul karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan secepatnya.
Lisa memasuki cafe dengan minuman kaleng ditangan kanannya yang ia ambil dari jiso tadi dan tas celine ditangan kirinya
Lisa mengedarkan pandangannya mencari tempat kosong,dan dia melihat kursi kosong didekat jendela
Baru beberapa langkah,lisa tidak sengaja menabrak salah satu pengunjung sehingga membuat minumannya mengenai blazer gadis yang ia tabrak
"m-maaf aku benar-benar tidak sengaja"ucap lisa lalu mengambil tissue yang ada ditasnya untuk membersihkan blazer gadis itu
Sedangkan gadis yang ditabrak tertegun melihat lisa.dibalik kacamata hitamnya,ia menatap lisa lekat seolah-olah tidak boleh ada yang terlewatkan.
Saat lisa akan membersihkan blazer miliknya,gadis itu tiba-tiba mundur menjauh dari jangkauan lisa.
Lisa mengerutkan dahinya heran,padahalkan niatnya baik
"kau tidak akan bisa membersikan noda yang sudah kau ciptakan"ucap gadis dingin itu kemudian melenggang pergi
"sombong sekali dia"ujar lisa kemudian berjalan,tetapi kembali terhenti dan berbalik menatap punggung yang dicapnya gadis sombong yang sudah semakin menjauh
" aku merasa menemukan sesuatu yang sudah lama hilang"gumamnya
*
*
Jiyoung dan dara sedang memperhatikan jennie yang sedang melamun ditaman belakang rumah mereka,taman yang dulunya dijadikan tempat bermain ke4 putrinya.taman itu sudah dirubah oleh jiyoung menjadi tempat bermain,disana ada perosotan,ayunan,jungkat-jungkit dan sebagainya.
Jiyoung menatap dara,mengerti akan tatapan itu dara mengangguk
Jiyoung perlahan berjalan menghampiri jennie dan duduk disebelahnya
Jennie masih sibuk dengan dunianya,masih belum menyadari kehadiran jiyoung
"dulu kalian ber4 sangat suka bermain disana" jiyoung membuka suara
Jennie tersadar dari lamunannya,tetapi masih menatap kosong kearah depan
"bahkan kalian sering dimarahi eomma karena tidak mau beranjak dari sana"lanjut jiyoung menatap sekitar
Hening
"16 tahun"ucap jennie pelan
Jiyoung menatap jennie
"aku sudah memberimu waktu selama 16 tahun untuk mencarinya,tapi kau belum menemukan apapun tentangnya"
Jiyoung hanya diam menunduk
"jangan pernah bicara padaku lagi,jika kau belum mendapatkan kabar tentangnya"ucap jennie kemudian beranjak dari sana
"tetapi bukankah kau sendiri menyetujui keputusan appa waktu itu"teriak jiyoung
Langkah jennie terhenti saat mendengar pembelaan jiyoung
Jennie berbalik menatap jiyoung
"itu karena aku percaya padamu"balas jennie juga berteriak
"kau berhasil meyakinkanku jika semuanya akan baik-baik saja,tapi apa?kau membiarkan iblis itu membawa pergi adikku dan kau tidak berbuat apa-apa,bahkan bajingan itu lebih pintar darimu"
"mempercayaimu adalah kesalahan terbesar yang pernah kulakukan"lanjut jennie meluapkan semuanya,air matanya pun sudah jatuh
"kau memang berhasil diluar sana,namamu dieluh-eluhkan,kau menjadi inspirasi banyak orang tetapi bagiku,kau gagal menjalankan tugasmu sebagai seorang ayah"
Jiyoung menunduk,semua yang dikatakan jennie itu benar
Semua ini salahnya
"setelah apa yang sudah kau lakukan,masih pantaskah kau disebut sebagai seorang ayah?"
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang Tercipta
General FictionRasa sakit itu benar-benar merubahku menjadi orang lain - R