chapter 5

2.3K 311 23
                                    


kurang bae apa gw coba elahhh



Makan malam...

Hening

Tidak ada yang salah disini,semuanya normal itu menurut jiyoung dan dara berbeda dengan jiso yang menatap heran pada kedua adiknya ini tidak seperti biasanya.ini bukanlah sifat sikembar yang adem ayem begini,mereka pasti akan membuat keributan apalagi dimeja makan entah itu memperebutkan makanan atau saling mengejek satu sama lain.mungkin mereka dalam mood yang buruk untuk membuat kekacauan pikir jiso.sedangkan jiyoung dan dara tidak merasa ada yang aneh karena mereka pikir inilah kebiasaan mereka di meja makan,diam dan makan.ini juga menjadi makan malam pertama jiyoung dan dara dengan anak-anaknya setelah beberapa bulan belakangan ini disibukkan dengan pekerjaan.

"mulai sekarang kalian semua harus berhati-hati"ucap jiyoung membuka suara

"memangnya kenapa appa?"tanya jiso heran

"sepertinya ada yang memata-matai keluarga kita"ucap jiyoung sambil menatap anaknya satu persatu.

"pokoknya jangan keluar sendirian,appa akan meyuruh bodyguart untuk-

"appa kita sudah membicarakan ini bukan?"keluh jiso

"tapi ini untuk kebaikan kalian"

"aku mengerti,toh suruhan appa akan menjaga kami dari jauh jadi biarkan saja seperti ini"ucap jiso final lalu melanjutkan makannya

Jiyoung baru ingin membanta ucapan jiso tapi dara dengan cepat menenangkan suaminya dengan mengelus lengannya lembut.

"turuti saja apa mau anak-anak kita"jiyoung hanya menghela napas kasar lalu meraih segelas air dihadapannya tenggorokannya terasa kering hanya karena membahas ini

dara mengerti kekhawatiran suaminya,dia juga khawatir tetapi dia tidak ingin anak-anaknya merasa dikekang.

Jennie pov

Aku sama sekali tidak tertarik dengan pembahasan ini,aku sedari tadi hanya diam mengaduk-ngaduk makanan dipiringku.sungguh aku tidak selera untuk makan sesekali aku melirik chaeyoung yang hanya diam fokus pada makanannya.aku tau makanan selalu menjadi prioritasnya tapi diamnya itu yang menggangguku karena akulah penyebab diamnya chaeyoung.aku mencari waktu yang tepat untuk meminta maaf padanya,aku tidak seharusnya membentak dan mengatakan hal yang seperti itu padanya apalagi dia masih anak-anak aku takut itu akan berpengaruh pada psikisnya.aku sudah memberitahu eomma tentang ini,eomma tidak marah hanya menasehatiku saja untuk tidak melakukannya lagi dan menyuruhku untuk meminta maaf itu sudah jelas.

Jennie pov end

"chaeng,lili minta ini ya?"kata lisa menunjuk nasi goreng kimchi yang ada dihadapan chaeyoung

"ambil saja semuanya li"kemudian chaeyoung menggeser pelan piring yang ada didepannya itu kehadapan lisa,bukannya senang lisa malah terlihat sedih dengan jawaban chaeyoung.bukan reaksi seperti itu yang lisa harapkan,ia ingin bertengkar dengan chaeyoung membuat keributan seperti biasanya.

*

*

*

Akhirnya perut mereka sudah terisi sekarang,sebelum mereka beranjak dari tempat duduk masing-masing deheman dara mengalihkan perhatian mereka.

"berhubung lusa akhir pekan,bagaimana kalau kita liburan"usul dara untuk menghangatkan kembali suasana

"kalian ingin kemana pantai,villa atau mungkin kalian ingin liburan keluar negri"timpal jiyoung

"lili setuju"teriak lisa dengan girangnya

"jiso?jennie?"jiso dan jennie saling tatap kemudian mengangguk pelan

"bagaimana denganmu chaeng?"

"eomma pastikan ini tidak akan batal lagi,eomma jan-

"jangan berjanji!!!"sela chaeyoung cepat sebelum dara menyelesaikan kalimatnya

"aku sudah cukup kenyang dengan semua janji itu"lanjutnya lagi lalu mulai beranjak dari sana,sedangkan semua yang ada disana terkejut dengan kalimat chaeyoung tak terkecuali jiyoung sendiri.mengapa anaknya tiba-tiba seperti itu

"chaeyoung"panggil jiyoung tetapi chaeyoung tetap melangkah seolah menulikan pendengarannya

"kim chaeyoung"teriak jiyoung yang mampu membuat chaeyoung menghentikan langkahnya, suara teriakan itu terdengar diseluruh penjuru ruangan bahkan asisten rumah tangga dan bodyguart yang ada dirumah itu terkejut dengan teriakan jiyoung

"mengapa hari ini semuanya hobby berteriak"gumam lisa pelan menatap takut jiyoung dan menatap chaeyoung khawatir.

"dimana sopan santunmu?"jiyoung sudah berdiri dari duduknya disusul dara yang mencoba menenangkan sang suami

"apa pantas seorang anak berbicara seperti itu pada eommanya"

Chaeyoung berbalik menatap sang appa dengan tatapan yang entahlah,tapi terlihat ada kekecewaan disana bisa dilihat dari mata beningnya yang retak maksudnya berkaca-kaca.

"entahlah,akupun mencari dimana sopan santunku"

"apa pernah appa mengajarkannya?"

"bahkan kita bertemu pun bisa dihitung jari,disaat aku terbangun appa dan eomma sudah pergi dan disaat kalian pulang aku sudah tertidur"chaeyoung menunduk mengatur napasnya kemudian menatap jiyoung dan dara bergantian

"teruslah bekerja sampai kalian bisa membeli bumi dan seisinya sehingga melupakan bahwa ada anak yang selalu menangis sebelum tidur menunggu kalian pulang"jawab chaeyoung lalu berlari keluar rumah.

Jiyoung dan dara terpaku ditempatnya tidak tahu harus bereaksi seperti apa,kata-kata chaeyoung sungguh menusuk hati mereka.



TBC...


setuju gak kalo gw bikin cerita baru,atau nunggu ini kelar dulu???

kelarin ini dulu ini aja kali ya....

byebye ...readers tak kasat mata...

Luka yang TerciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang