Happy reading...
Seminggu kemudian...
Rosé memasuki ruangannya dengan lesu.seminggu ini ia mengasingkan diri di villa miliknya dibusan.ia hanya ingin menenangkan pikirannya,tapi sepertinya itu tidak membantu.ia masih merasa gelisah entah kenapa.tubuhnya sudah lelah tetapi ia menolak untuk beristirahat.
Rosé duduk di kursi meja kerjanya,memejamkan mata dan menarik nafas panjang.
Tidak menyadari jika seseorang yang duduk disofa memperhatikannya sedari tadi.
"Aku sudah mencoba menghubungimu dari beberapa hari yang lalu,tapi ponselmu tidak bisa dihubungi"ucap seseorang memecah keheningan.
Tidak ada respon dari rosé.
Donghae menghela nafas kasar,kemudian berjalan mendekati gadis itu.
"Aku ingin memberitahu mu jika Park Sun ho mengalami kecelakaan"
Rosé mendengarnya namun malas untuk menanggapi yang menurutnya tidak penting.
Donghae kembali melanjutkan."mobilnya terbakar,dan dia ditemukan tewas ditempat"jelasnya.
Mata rosé terbuka pelan,menatap kosong pada langit-langit ruangan.
"Lalu?"
Donghae mendengarnya pun sedikit terkejut dengan respon gadis itu yang terlihat biasa-biasa saja,bahkan ekspresinya saat ini tidak terbaca.
"Kau..."
"Jika dia sudah mati,makamkan saja dia dengan layak,selesai kan?lagi pula kau tidak perlu memberitahuku yang tidak ada hubungan darah dengan dia.urusi saja pemakamannnya dan jangan ganggu aku"ucap rosé kembali memejamkan matanya.
Donghae terdiam sejenak menatap rosé,memikirkan tanggapan gadis itu yang terbilang sangat santai mendengar kabar duka,apalagi untuk orang yang sudah tinggal bersamanya selama bertahun-tahun.
Donghae kemudian pergi begitu saja.
Mendengar pintu yang tertutup,rosé membuka matanya.
"Iblis bisa mati juga ternyata"ucap rosé kemudian terkekeh setelahnya.
*
Irene berjalan cepat menuju ruangan rosé sesaat dia mendengar dari salah satu karyawan jika atasan mereka sudah kembali.
"Rosé!!"
Rosé yang sedang menandatangani dokumen,mendongak menatap irene malas.
"Aku perhatikan semakin kesini sopan santun mu semakin hilang"ucap rosé membuka kacamata beningnya.
Mendengar itu,irene menjadi sedikit canggung.
"C-chaeyoung"suara irene memelan.
Rosé menatap irene dingin dan menusuk.
"Ah itu maksudku rosé"ucap irene gelagapan,mendapat tatapan mematikan rosé.
Hening
"Jennie,dia.."
"Keluar!!"ucap rosé pelan namun tegas.
"Tapi rosé kau harus.."
"Aku bilang Keluar!!!"teriak rosé menggema diruangan itu.
Irene terperanjat,dia takut melihat rosé sekarang.tapi bagaimana pun juga semua ini harus diluruskan.
"Tidak,kau harus mendengarkan ku rosé"
Melihat irene begitu ngotot membuat rosé mengerang frustasi.ia menjambak rambutnya.
"Kau tidak tahu bagaimana menderitanya keluargamu terutama jennie saat kau pergi"

KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang Tercipta
Fiksi UmumRasa sakit itu benar-benar merubahku menjadi orang lain - R