24

1K 118 8
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

* * *

Jungkook mengerutkan dahinya, ia mengedipkan matanya berulang kali. Pandangannya sibuk menjelajah penjuru tempat ini. Sebuah padang rumput luas yang tak ada ujungnya, ia berdiri seorang diri. Dengan perasaan yang sulit ia pahami sendiri.

Semilir angin yang berhembus membuat helaian rambutnya terkibas. Jungkook mengangkat kepalanya, menatap birunya langit di atas sana. Tetapi kian semakin lama, udaranya tampak menembus dinding pakaian yang ia kenakan.

Jungkook merapatkan mantelnya lebih erat, berharap agar udara dingin itu sedikit tertahan.

Namun, detik berikutnya ia merasakan jika tubuhnya tengah direngkuh oleh seseorang yang tidak tahu dari mana asalnya. Tetapi ia masih yakin jika itu hanya ilusi semata yang ia ciptakan sendiri.

"Oppa, jangan pergi,"

Sepatah kata yang melintas di indra pendengaran membuat hati Jungkook mencelos. Suara itu terdengar familiar di telinganya. Tetapi Jungkook tetap kukuh. Ia sama sekali tidak bergerak dari posisinya.

"Aku sangat merindukanmu,"

"Jangan tinggalkan aku di dunia yang fana ini,"

Jungkook memejamkan matanya, berharap ilusi yang ia ciptakan segera menghilang. Tetapi justru semakin ia mencoba melupakan, suara tangisan juga kian mengeras.

"Aku tidak ingin merasa kesepian lagi,"

Akhirnya Jungkook memutuskan untuk membalik badannya. Kedua matanya membulat ketika menjumpai seorang gadis dengan rambut lusuh dan gaun putih yang berlumuran lumpur.

Tanpa di sadari, air matanya menetes. Melewati setiap tulang pipinya. Jungkook menarik napasnya, ia menggapai jemari gadis itu lalu mendekapnya seerat mungkin.

Tangisnya pecah, bohong jika Jungkook saat ini adalah mafia kejam yang tidak punya perasaan. Justru sekarang ia tengah menangis. Mengeluarkan segala air matanya yang bertahun-tahun ia pendam.

"Aku tidak akan pernah pergi, Yerim-ah," Jungkook terus mengusap kepala Yerim dan tidak lupa juga ia mengecupnya berulang kali.

Di sudut lain, ada seorang perempuan yang tersenyum melihat mereka dari kejauhan. Perempuan itu hanya menatap tanpa ingin mendekati dua insan yang sedang merindu itu.

Yerim melepaskan pelukan itu, ia menangkup pipi Jungkook sembari menatapnya sendu. Air matanya masih terus menetes, dan ia membiarkan itu.

"Oppa, mari kita pulang. Mari kita membangun rumah tangga dari awal lagi,"

Jungkook mengangguk, tangannya terulur, mengusap pipi Yerim untuk menghapus bekas air mata gadisnya.

"Aku akan pulang, tetapi tid—

"Kembalilah sekarang, Jungkook-ssi!" Yerim dan Jungkook menoleh bersamaan ke sumber suara tersebut.

"Kembalilah ke dunia yang selayaknya menjadi tempatmu," ujar orang itu.

Jungkook menyipitkan kedua matanya, ia melihat jika orang yang berbicara adalah seorang perempuan. Tetapi kenapa wajahnya mengeluarkan sinar sehingga ia tidak bisa melihat dengan jelas?

"Di sini bukanlah tempatmu. Kembalilah ke bumi dan lindungilah istrimu, sayangi dia sepenuh hatimu. Jangan sakiti dia sepeti kau menyakitiku dulu,"

Yerim terkejut, apakah orang itu adalah kakaknya? Apakah perempuan itu adalah Kim Jihyun?

𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐃𝐄𝐋 𝐀𝐌𝐎𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang